Senin, 20 Februari 2012

Dasar-dasar Ilmu Gizi

NILAI ENERGI BAHAN MAKANAN

Dasar-dasar pengertian beberapa istilah.
  • Calorie (cal = satuan kalori kecil) dalam ilmu makanan ternak adalah jumlah panas yng dibutuhkan untuk meningkatkan temperatur 1 gram air dari 14,5 ºC menjadi 15,5 ºC.
  • K.cal = kilo calori ialah 1000 kalori kecil.
  • Megacal = 1000 k.cal = 1 juta kalori kecil.
  • Grosss energy (GE) : adalah jumlah panas dalam kalori yang dihasilkan apabila substansi makanan dioksider secara menyeluruh sehingga menghasilkan CO2, H2O dan gas-gas lain di dalam bomb kalorimeter.
  • Energy bruto (GEi) : berat kering makanan yang dikonsomsikan kali GE dari makan persatuan berat bahan kering.
  • Energy faeces / Feacal energy (FE) : adalah gross energy dari faeces.  Ini terdiri dari energy zat-zat yang tidak dapat dicerna dan fraksi metabolis dari faeces.
FE = berat kering dari faeces kail GE faeces per unit berat kering faeces.
  • Urinary energy (UE) : adalah gross energy dari urine.  Termasuk didalamnya energy dari non oxidized portion dari makanan yang diabsorbsi dan energy yang terdapat dalam urine.
  • Gaseons Products of Digestion (GPD) : adalah energy dari gas-gas yang mudah terbakar yang dihasilkan di dalam trachus digestivus dengan jalan fermentasi dari ransum.  Sebagian besar gas tersebut berbentuk gas methane.
  • Metabolyzable Energy (ME) : adalah energi yang terhimpun  dalam zat-zat yang dapat dicerna dikurangi dengan energi yang ada dalam urine (UE) dan energi dalam gas-gas (GPD) juga disebut Energi Tersedia atau Available Energy.
  • Heat Incerment (HI) disebut pula Energy Thermis : ialah energi yang digunakan untuk pengunyahan dan proses pencernaan makanan.
  • Net Energy (NE).  NE=ME-HI.  Adalah energi yang digunakan untuk hidup pokok (Nem) dan untuk berproduksi (Nep).

PENGUKURAN NILAI NUTRISI

Nilai nutrisi biasanya dibatasi untuk penentuan-penentuan energi dan protein ; mineral dan vitamin diperhatikan secara terpisah.
Nilai energi dari bahan makanan dapat dinyatakan dengan cara yang berbeda-beda.  Pernyataan mengenai nilai energi bisa didapatkan secara langsung dengan penelitian atau dihitung dengan menggunakan faktor-faktor yang dimilikinya.  Perlu diketahui bahwa faktor-faktor ini bagi peneliti yang berbeda mempunyai nilai yang berbeda, jadi faktor-faktor tersebut hanya merupakan rata-rata saja.

Nilai Energi

Gross Energy. Gross Energy didefinisikan sebagai energi yang dinyatakan dalam panas bila suatu zat dioksider secara sempurna menjadi CO2 dan air.  Tentu saja CO2 dan air ini masih mengandung energi, akan tetapi dianggap mempunyai tingkat nol karena hewan sudah tidak bisa memecah zat-zat melebihi CO2 dan air. Gross Energy diukur dengan alat bomb calorymeter.  Apabila N dan S terdapat dalam senyawa disamping karbon, H dan O (C, H dan O), unsur-unsur tersebut akan timbul sebagai oksida nitrogen dan sulfur pada waktu senyawa itu dioksider dalam bomb calorymeter.
Nilai-nilai tertentu dari Gross Energy dapat dilihat dalam tabel 5.  Nilai-nilai tersebut dan nilai-nilai lainnya apabila dirata-ratakan menurut 3 kelompok makanan utama memberikan suatu gambaran yang dapat dilihat dalam tabel 6 kolom 2 dan 3.



Tabel 5.  Panas pemabkaran, atau nilai graoss energy (Maynard, L. A. Animal Nutrition, Mc Graw Hill, 2nd Ed, 1947 Copyright, 1983, 1947).
Senyawa Panas pembakaran (Kcal/gr)
Glucose 3,76
Sucrose 3,96
Gula 4,23
Lemak mentega 9,21
Lemak 9,48
Lemak biji-bijian 9,33
Casein 5,86
Elastin 5,96
Gliadin 5,74

Tabel 6.  Rata-rata panas pembakaran dengan berbagai koreksi yang digunakan untuk memberikan nilai-nilai fisiologi.  Imbangan dari nilai-nilai akhir yang telah dibetulkan dengan mengambil karbohidrat sebagai satuan.  (Berdasarkan Wood, T. B. Animal Nutrition, University Tutorial Press, 1924).

Nilai energi

Senyawa

Panas pemabkaran disesuaikan Ratio berdi laboratorium dengan kehilangan dengan kehil. Dasarkan seb. Absorbsi. Kolom 7.
  Kcal/g Kcal/lb Kcal/g Kcal/lb Kcal/g Kcal/lb  
Karbohidrat 4,10 1.861 3,76 1.77 3,76 1.77 1,00
Protein 5,80 2.633 5,80 2.633 4,70 2.133 1,25
Lemak 9,30 4.222 8,80 4.000 8,80 4.000 2,34
Dapat dilihat bahwa lemak lebih kaya akan energi daripada karbohidrat maupun protein.
Energy dapat dicerna. Bila gross energy dari faeces dikurangkan dari gross energy makanan, kedua nilai tersebut didapatkan dengan alat bomb calorimeter, dan faeces tersebut didapatkan pada keadaan experiment yang terkontrol, perbedaan tersebut merupakan energi dapat dicerna.
Jadi : Gross energy makan – gross energy faeces = energy dapat dicerna. (D.E).
Dengan perkataan lain energi dapat dicerna merupakan kandungan energi dari bagian makanan itu yang nampaknya dapat dicerna dan diabsorbsi.  Nilai ini merupakan suatu petunjuk yang baik untuk menilai nutrisi daripada gross energy.
Walaupun demikian gas-gas sisa terutama methan dapat dihasilkan dan dilepaskan akan tetapi dihitung sebagai telah dicerna dan absorbsi.  Kehilangan-kehilangan seperti itu dapat diabaiakan pada hewan non ruminansia, tetapi pada ruminan perlu dibetulkan dari kehilangan energi tambahan itu sebagai methan untuk mendapatkan nilai energi dapat dicerna yang benar.
Biasanya diadakan pembentukan koefisien daya cerna dengan mengadakan perhitungan terhadap produk excretory yang benar, dan tidak mengadakan pembetulan dari kehilangan yang ditimbulkan karena methan, tetapi bukan dengan kesalahan-kesalahan yang yang berhubungan dengan excretory yang sebenarnya.  Hal ini sudah semestinya karena pada penelitian-penelitian energi produk excretory yang sebenarnya merupakan suatu kehilangan yang harus diperhatikan.  Pembetulan terhadap methan di dalam mempelajari energi merupakan suatu pembetulan yang besar dari pada dalam hal memelajari daya cerna.
Jadi      :
Gross energy makanan – (gross energy faeces + gross energy methan) = energi dapat dicerna yang sebenarnya.
Persamaan ini dapat disempurnakan dengan mengalikan gross energy methan dengan faktor 1,8.  Hal ini sehubungan dengan kehilangan panas tambahan oleh fermentasi pada waktu methan itu dihasilkan.
Perlu juga dicatat bahwa produksi methan ini dapat dihitung dari persamaan-perasamaan yang berdasarkan pada daya cerna energi atau daya cerna karbohidrat ransum tersebut.
Untuk mendapatkan nilai-nilai energi yang dapat dicerna dengan perhitungan-perhitungan memerlukan penelitian yang mana makanan . faeces dan gas-gas sisa (methan) dikumpulkan dan diambil sample-nya dan dihitung gross energynya.  Akan tetapi suatu cara lain untuk mendapatkan hasil yang serupa terdapat juga, bila penggunaannya dibuat dari data banyak percobaan daya cerna yang telah dilakukan terhadap kelas makanan yang dipelajari dan terhadap kelompok hewan yang diberi makan.  Rata-rata gross energy karbohidrat diketahui adalah 4,1 kcal/g dan bial perhitungan dilakukan untuk fermentasi nilai rata-rata ini menurun menjadi 3,76 karena methan yang dibentuk selama fermentasi membawa beberapa energy kimia dari karbohidrat.  Pembetulan ini tidak bisa digunakan untuk kehilangan yang lebih lanjut dalam panas fermentasi dan lebih lanjut hal ini tidak perlu pada non ruminan, karena methan yang dihasilkan sedikit sekali.  Lemak mempunyai nilai 9,3, tetapi ini merupakan lemak murni, sedangkan dalam bahan makanan alam lemak yang terdapat di dalamnya bukanlah lemak murni akan tetapi ekstrak eter.  Untuk menghitung ini lemak diturunkan dari 9,3 menjadi 8,8 kcal/g (Tabel 6 kolom 4 dan 5).  Pada tahap ini protein tidak memrlukan pembetulan (lihat dibawah).
Jadi dengan menggunakan faktor-faktor kolom 5 tabel 6 dan mengalikan bahan-bahan makanan dapat dicerna itu dengan faktor-faktor ini dadapatkan nilai energi dapat dicerna (contoh – I),
Contoh – I. Perhitungan energi dapat dicerna, TDN, ME, dan gross digestible energy.
Dengan menggunakan bungkil kacang sebagai contoh yang mengandung :
42,0 % protein kasar dapat dicerna, 6,8 % extrak eter dd., 19,7 % BETN dd, 0,5 % S.K. dd.
A.    Energi dapat dicerna per 100 lb.
Dikalikan dengan faktor-faktor yang dimiliki :
Protein kasar dapat dicerna                             42,0 x 2.633 = 110.586 kcal
Extrak eter dapat dicerna                                  6,8 x 4.000 =   27.200 kcal
BETN dapat dicerna                                       19,7 x 1.707 =   33.627 kcal
S.K dapat dicerna                                             0,5 x 1.707 =        854 kcal
172.267 kcal
Energi dapat dicerna itu (bukan gross digestible energy) adalah 172.267 kcal / lb. Nilai ini adalah energi yang dapat dicerna yang sebenarnya karena disesuaikan dengan kehilangan methan tetapi tidak disesuaikan dengan kehilangan panas fermentasi methan.
B.     TDN per 100 lb.
Untuk menimbang nilai extrak eter karena kandungan energinya yang tinggi, pertama-tama dikalikan dengan faktor 2,25.
Jadi extrak eter dapat dicerna  6,8 x 2,25 = 15,3.
Kemudian :
Protein kasar dapt dicerna                  42,0 lb.
Extrak eter dapat dicerna                    15,3 lb.  (tertimbang).
BETN dapat dicerna                           19,7 lb.
S.K. dapat dicerna                  0,5 lb.
77,5 lb TDN
C.   Energi metabolis per 100 lb.
Dikalikan dengan faktor-faktor yang dimiliki.
Protein kasardapat dicerna                       42,0 x 2.123 =  89.586 kcal
Extrak eter dapat dicerna                           6,8 x 4.000 =  27.200 kcal
BETN dapat dicerna                                19,7 x 1.707 =  33.627 kcal
S.K. dapat dicerna                                     0,5 x 1.707 =       854 kcal
151.267 kcal
Jadi energi metabolis = 151.267 kcal / lb.
Ini adalah energi dapat dicerna dikurangi yang hilang dari urine.

D.    Gross digestible energy (dinyatakan sebagai pati) per 100 lb.
Dikalikan dengan faktor-faktor yang dimiliki.
Protein kasar dapat dicerna                       42,0 x 1,25 = 52,50 lb.
Extrak eter dapat dicerna                            6,8 x 2,34 = 15,91 lb.
BETN dapat dicerna                                 19,7 x 1,00 = 19,70 lb.
S.K. dapat dicerna                                                  0,5 x 1,00 =   0,50 lb.
88,61 lb.
Jadi gross digestable energynya adalah 88,61 lb. Per 100 lb.
Ini berarti bahwa 88,61 lb. Pati akan menghasilkan energi pada tubuh itu sebanyak yang dihasilkan oleh 100 lb. bahan makanan itu.
Sekarang 1 lb. pati menghasilkan 1.707 kcal energi pada tubuh itu, jadi kandungan energi dari 88,61 lb. pati adalah : 88,61 x 1.707 = 151.257 kcal.
Jadi gross digestible energy (dinyatakan sebagai pati) merupakan cara lain untuk menyatakan ME, dan tidak sama dengan energi dapat dicerna (DE).
Sekarang ini lebih banyak digunakan suatu sistim yang berdasarkan pendapat yang sama, adalah menggunakan suatu nilai yang dikenal sebagai TDN. Dalam hal ini, dianggap bahwa lemak mempunyai 2,25 kali energi lebih banyak dari karbohidrat maupun protein.  Oleh karena itu, nilai lemak dapat dicerna dikalikan dengan 2,25 sebelum menambahkan nilai itu pada bahan-bahan dapat dicerna lainnya (contoh I B).
Cara ini seperti juga yang lainnya, menganggap bahwa energi dapat dicerna dari berbagai ransum digunakan secara sama pada semua tingkat pemberian makan dan untuk semua tujuan produksi.  Hal ini tidak benar.  Dikatakan bahwa hal tersebut benar untuk ransum yang seimbang, akan tetapi sulit untuk mendefinisikan ransum semacam itu. Lepas dari masalah tersebut perlu diketahui bahwa sistim TDN telah diperkenalkan ke negara ini, baru-baru ini dalam bulletin kementrian pertanian no. 48;:  Rationspor Livestock, sebagai suatu cara penghitungan pemberian makan pada babi perlu diketahui bahwa ini mempunyai hubungan yang erat dengan ME.
Energi metabolis.  Energi dapat dicerna yang sebenarnya, terdapat dalam senyawa-senyawa kimia yang mana melalui tubuh hewan itu dengan cara absorbsi, akan tetapi energi ini tidak semuanya digunakan oleh hewan itu, karena ada yang dalam urine. Ini adalah gross energy urine dan dapat dihitung dengan alat bomb calorimeter juga. Apabila ini diperhitungkan maka sisanya merupakan ME.
Jadi :
Energi dapat dicerna yang sebenarnya gross energy urine = ME.
Atau
Gross energy G.E. makanan – (gross energy F.E faeces + gross CPD energy methan  + gross energi urine) + M.E.
M.E. yang disesuaikan dengan panas fermentasi, didapatkan apabila nilai gross energy methan dikalikan dengan faktor 1,8.
Nilai ME dapat dihitung dengan menentukan gross energy makanan dan excreta padat, cair dan gas, dengan menggunakan bomb calorymeter: tetapi harus dilakukan penelitian yang lengkap. Masih ada cara lain dalam mengadakan perhitungan itu.  Telah dapat dilihat bahwa nilai-nilai energi untuk karbohidrat dan lemak dapat disesuaikan untuk memberikan nilai energi fisiologis yang agak rendah daripada nilai laboratoris.
Nilai protein dapat disesuaikan juga dengan mengadakan perhitungan bagian energi kimia dari protein itu yang terlapas dari tubuh dalam bentuk urea; penyesuaian ini menurun dari 5,8 menjadi 4,7 kcal / g protein (tabel 6 kolom 6 dan 7).  Walaupun demikian perlu diingat bahwa ada beberapa perbedaan pendapat tentang nilai 5,8 itu, peneliti-peneliti lain lebih senang menggunakan nilai 5,7 dan lebih jauh penurunan sebesar 1,1 tersebut tidak diterima oleh semua peneliti-peneliti dan biar bagaimanapun akan mengubah klas-klas ternak yang berbeda.
Dengan memakai nilai-nilai faktor fisiologi (tabel 6, kolom 7), dan dengan mengalikan unsur-unsur pencernakan dari bahan makanan oleh faktor-faktornya yang layak, didapatkan ME yang dihitung (misal I C).
Belum lama ini telah dibuktikan oleh Carpenter dan Clegg bahwa untuk ransum ayam ME boleh dihitung dari hasil analisa kimia.
Jadi :
ME (kcal per kg) = 38 [(persen protein kasar) + 2,25 (persen esktrak eter) + 1,1 (persen pati) + (persen gula)] + 53.



Bahan makanan dengan demikian dapat dievaluasi atas dasar ME, yang secara luas digunakan sebagai ukuran energi dari isi makanan dalam ranmsum ayam.  Blaxter juga menganjurkan basis ini dalam hubungan lain.  Adalah penting juga untuk mengenal lagi bahwa ME tidak menggambarkan dengan sesungguhnya faedah sesuatu makanan terhadap hewan, pula bukan sesuatu yang tetap, oleh karena telah dibuktikan bahwa pada makanan yang penuh ME nya lebih rendah daripada dalam makanan yang kurang.  Meskipun demikian sebelum memikirkan akan suatu pemurnian lebih lanjut, hal-hal yang ada hubungannya dengan ME harus diperhatikan.
Pertama, jika ME makanan dipengaruhi oleh endapan protein, akan lebih berharga daripada jika  dipengaruhi oleh produksi panas karena oksidasi, oleh karena yang pertama tidak menghasilkan pengurangan urea dalam urine sedangkan yang terakhir ini kehilangan urea dalam urine.  Meskipun demikian akan terdapat kesalahan-kesalahan hanya jika memakai faktor-faktor standart, tidak demikian jika ME diukur dengan langsung.  Tentunya faktor 5,8 bisa memindahkan 4,7 jika endapan protein diindahkan asalkan dijamin penggunaannya 100%.
Kedua, telah dibuktikan bahwa untuk ransum yang dicampur timbul hubungan antara energi metabolis dengan jumlah zat-zat makanan yang dapat dicerna.  Nilai-nilai yang biasa digunakan :
1 1b.  seluruh makanan yang dicerna mengandung 1,616 kcal. ME.
Ketiga, hal yang ketiga ini ada kaitannya dengan waktu-waktu yang tertentu yang bisa menimbulkan sesuatu salah pengertian.
Jika nilai-nilai untuk unsur-unsur pencernaan dari bahan makan dikalikan dengan faktor-faktor yang layak yang tercantum dalam tabel 6 kolom 8 (perimbangan pokok) kemudian dijumlah, akan didapat suatu angka yang menunjukkan gross energy dapat dicerna dimana dapat diwujudkan sebagai pati.  Nilai ini sungguh-sungguh mewujudkan idea bahwa jumlah pati yang dapat dicerna dengan baik akan menghasilkan jumlah energi badan yang sama sebagai bahan makanan yang dibicarakan dan jelas ini adalah perwujudan ME yang diberikan.  Maka apabila nilai gross energy bisa dicerna bisa ditambah dengan adanya faktor-faktor dari energi yang berada dalam pati kemudian nilai dari energi yang bisa dimetabolisir dalam kcal bisa diperoleh.  (contoh I D).
Jadi hal-hal yang tidak menguntungkan bagi gross energi bisa dicerna adalah bahwa itu adalah suatu nilai energi bisa dicerna melainkan energi yang bisa dimetabolisir, selanjutnya ini telah ditunjukkan sebagai daya tahan strarch equivalent dan akan sama saja tidak menguntungkan bila daya tahan tersebut masih menyebabkan kebingungan dalam hubungannya terhadap produksi dari Kellner yaitu strarch equivalent, strarch equivalent biasa akan dibicarakan kemudian.
Penggunaan istilah gross energy dapat dicerna dan daya tahan strarch equivalent sekarang harus kita kesampingkan dahulu.
Net Energy (NE) bila makanan telah dimakan selalu ada penambahan panas tubuh.  Kenaikan ini berasal dari masticasi dan penambahan gerakan intestinal, fermentasi dalam retikulorumen, rangsangan terhadap sekresi cairan pencernaan dan sebuah rangsangan langsung terhadap metabolisme.  Jumlah dari semua efek ini diukur dalam panas yang dihasilkan, yang dinyatakan dalam spesifik dynamic efect (S.D.A) atau tyhermic energy.  Pertambahan produksi panas per unit dari makanan ekstra dapat juga disebut panas tambahan (heat increament).  Bila nilai untuk thermic energy dikurangkan dengan energy metabolis maka perbedaanya merupakan net energy.
Metabolis energy – thermic energy = net energy
(M.E.)                     (H.I.)                (N.E.)
net energy dapat digunakan untuk tiga dasar keperluan.  Pertama, dipandangan sebagai simpanan energi untuk melakukan fungsi pokok, seperti mempertahankan organ-organ tubuh dari posisinya, menggerakkan internal organ dan bahkan untuk mencukupi keperluan energi untuk berdiri.  Pada akhirnya semua energi ini dinyatakan sebagai panas.
Kedua, dapat digunakan untuk menghasilkan gerakan eksternal, misalnya beraknya binatang itu dari tempat ke tempat lain, atau menggerakkan pedati dengan sebaik-baiknya.  Pertama dan kedua disebut Net Energy for Maintenance (NEm).
Ketiga, Net Energy dapat disimpan sebagai energi kimia dalam tubuh, misalnya lemak yang menempel pada binatang itu.  Simpanan energi ini dapat digunakan hewan itu kemudian bila diperlukan.  Demikian juga simpanan energi kimia dapat berbentuk telur atau susu.  Disebut Net Energy for Production (NEp) atau NE gain.  Dalam sesuatu hal ini akan bisa hilang pada ternak tertentu, tetapi mungkin digunakan oleh manusia atau hewan itu sebagai sumber energi keturunannya.  Dalam proses produksi, termasuk kerja maka Net Energy akan ditunjukkan oleh nilai energi dari hasilnya dan sisa dari metabolis energi akan berbentuk panas.
Net energy dari makanan sangat berguna baik untuk daya tahan ataupu n produksi.  Dan untuk langkah selanjutnya kita akan mengukurnya.
Adalah mungkin dalam pengukuran gross energy dengan menggunakan keseimbangan energi, energi dapat dicerna, metabolis energi dan produksi panas.  Akan tetapi bila kita mengetahui bahwa binatang itu tidak beraktifitas nilai net energy dinyatakan dengan energy yang disimpan dalam tubuh ditambah dengan energy yang digunakan untuk melakukan fungsi pokok, yang mana akan dinyatakan sebagai panas.  Maka hal ini dapat dilihat bahwa keseimbangan energy dari tipe yang umum tidak dapat digunakan untuk memperoleh suatu angka dari net energy, sebab dia terdiri dari simpanan energy ditambah dengan bagian dari produksi panas yang tidak diketahui, yang mana berasal dari kenaikan energy untuk melakukan fungsi vital ditambah dengan thermic energy.
Armsby, seorang yang menciptakan konsep dari net energy, menyelesaikan kesukaran-kesukaran dengan mengemukakan dua macam percobaan tentang keseimbangan energy dengan menggunakan dua macam standart makanan yang berbeda dan dari rasio yang sama yang masing-masing dibawah pengawasan.  Kemudian dengan cara yang bermacam-macam dia bisa menghitung nilai net energy dengan menyamakan penambahan makanan terhadap akibat penyimpanan dalam jaringan-jaringan (contoh II).
Contoh II.
Perhitungan nilai net energy dari data-data percobaan (Armsby H.P, Animal Nutrition thn 1917, Macmillan Co.)
Bila lembu yang dikebiri diberi makan dengan rumput kering pada dua level yang masing-masing dibawah pengawasan dan dikerjakan pula pengukuran terhadap energy serta produksi panasnya.
Rumput kering tadi mengandung 935 kcal dari meabolis energy per lbs.
Percobaan Rumput kering dalam lb. Metabolis energy yang diperoleh Panas yang diproduksi Energy yang hilang dari tubuh
    Kcal Kcal Kcal
1 6.17 5,768 8,064 2,296
2 10.21 9,544 9,812 268
Perbedaan 4.04 3,776 1,748 2,028
Perbedaan per lb. 1.00 935 433 502

Maka 1 lb. rumput kering mengandung 935 kcal metabolis energy yang mana dari 433 kcal hilang sebagai panas.  Pertambahan dari produksi panas dengan bertambahnya konsumsi makanan biasanya dinyatakan sebagai panas tambahan (increament).  Sisa 502 kcal memperkecil hilangnya energy dari tubuh dengan kata lain, 1 lb. rumput kering dengan ransum dibawah standart pemeliharaan akan menurunkan pengrusakan jaringan-jaringan tubuh oleh sejumlah energy yang setara dengan 502 kcal. energy ini adalah energy rumput kering.
Percobaan ini dilakukan dalam usaha penggemukan lembu-lembu kebiri dan perhitungan nilai Net Energy oleh Armsby didasarkan atas data dari Kellner.  Dengan cara ini maka nilai Net Energy dapat diperoleh, tetapi dengan suatu anggapan bahwa nilai NE adalah konstan pada semua tingkat nutrisi atau dengan kata lain ada hubungan langsung antara NE dan GE.  Pendapat ini sekarang dinyatakan tidak tepat.  NE berkurang dengan bertambahnya nilai dari tingkat nutirisi (sebagian, tidak menyeluruh), berkat adanya pengurangan ME.
NE pada level pemberian makanan yang tetap akan berbeda pula untuk tipe produksi yang berbeda.  Sebagai contoh, dari 1000 Kcal ME, 693 Kcal NE dapat diperoleh dari susu, tetapi hanya 575 Kcal yang untuk penggemukan disebabkan nilai-nilai yang berbeda dari thermic energy (H.I.) yang berhubungan dengan proses tersebut.  Selanjutnya nilai NE untuk pemeliharaan tidak sama dengan NE untuk penggemukan.
Niali NE secara teoritis adalah cara yang paling benar dalam penilain nilai nutrisi, sebab telah diperhiutngkan segala bentuk penyusutan energy dalam proses metabolisme.  Meskipun demikian penggunaannya didalam praktek tidak begitu cocok.
-          Angka Manfaat (AM)
Adalah angak prosentase yang didapat dari
Sebagai penutup dari bab ini, dibawah ini akan dituliskan bagan terjadinya Net Energy.
Energy makanan (G.E.)
– FE
Digestible Energy (DE)
–UE
–GPD
Metaboliza ble Energy (ME)
–HI
NET ENERGY (NE)

NEm (untuk pokok hidup)                  Nep (untuk produksi).




MAKANAN KAYA NUTRISI DAN PENCEGAH PENYAKIT

PEPATAH Barat mengatakan, You are what you eat. Pepatah lama ini hingga kini masih relevan. Simak saja, sudah banyak contoh akibat pola makan yang salah mengakibatkan penyakit darah tinggi, penyakit jantung, asam urat, dan kolesterol.
Semua penyakit tersebut disebabkan mengonsumsi makanan yang mengandung kadar lemak berlebihan. Oleh karena itu, telitilah memilih makanan. Berikut ini berbagai makanan mengandung nutrisi tinggi yang baik untuk kesehatan kita dan bisa menolak datangnya penyakit.
Apel
Buah ini sangat populer dan universal. Manfaat apel antara lain mencegah kolestrol, mengurangi gejala akibat salah cerna, dan mencegah kelebihan lemak. Mengonsumsi dua buah apel setiap hari bisa mengurangi nyeri karena radang sendi, rematik, dan gout (kelainan pada metabolisme uric acid hingga menimbulkan nyeri di persendian).
Apricot
Buah yang satu ini kaya dengan beta karoten, bermanfaat untuk menyembuhkan infeksi dan menghaluskan kulit.
Avokad
Mereka yang suka mengonsumsi avokad (alpukat), teruskanlah kebiasaan ini karena buah ini kaya dengan vitamin A,B,C, dan E. Buah ini mengandung potasium yang bermanfaat untuk menetralisasi pencernaan yang jelek. Avokad mengandung monounsaturated fat atau lemak yang secara kimiawi demikian kuat sehingga mampu menyerap hidrogen tambahan, tetapi tidak sebanyak lemak tak jenuh jamak atau polyunsaturated fat. Avokad juga memproduksi banyak kolagen karena bermanfaat untuk membuat kulit mulus dan tampak awet muda. Buah ini juga baik untuk sistem sirkulasi dan berguna untuk menambah kesuburan.
Anggur
Buah ini paling cepat diserap pencernaan selain rasanya yang manis dan lezat. Oleh karena itu, anggur adalah buah utama yang disediakan di bangsal-bangsal pasien rumah sakit di negeri Barat. Anggur bermanfaat meringankan radang sendi, rematik, dan kelelahan.
Pisang
Sumber potasium, seng, zat besi, asam folic, kalsium, vitamin B6, dan serat bermanfaat untuk melancarkan sistem pencernaan dan menstruasi. Atlet yang membutuhkan suplai potasium secara instan dianjurkan mengonsumsi pisang.
Cranberry
Buah ini kaya vitamin C, zat besi, potasium, dan beta karoten. Jumlah zat besi dalam buah ini sangat baik untuk melengkapi program diet vegetarian. Sementara itu, jusnya bermanfaat untuk membasmi bakteri dan efektif untuk mengobati infeksi saluran kencing dan cystitis (radang kandung kemih).
Kentang
Mengandung banyak serat, vitamin B, mineral, dan vitamin C. Kentang yang paling baik untuk dikonsumsi adalah yang direbus atau dipanggang. Karena kaya nutrisi — khususnya potasium dan serat — kentang baik untuk kesehatan kulit.
Brokoli
Sayur berwarna hijau gelap ini sumber beta karoten, zat besi, dan serat sehingga bermanfaat untuk menyembuhkan anemia dan mereka yang sering merasa kelelahan. Brokoli juga dikenal sebagai antikanker bila dikonsumsi bersama blumkol, lobak, kol, spring green, turnip (lobak cina), dan brusell spout.
Bawang putih
Dalam dunia masak-memasak, bawang putih selalu diikutsertakan. Boleh dikatakan, setiap hidangan lezat adalah berkat andil bumbu bawang putih.
Selain melezatkan dan mengharumkan masakan, bawang putih sejak dulu dikenal sebagai salah satu ramuan obat yang manjur dan digunakan oleh para tabib semasa kekuasaan para dinasti di Cina sampai kekaisaran di Eropa.
Bawang putih yang berbau menyengat ini bisa mencegah penyakit jantung, tekanan darah tinggi, mencegah penggumpalan darah, penyebab serangan jantung, memerangi berbagai infeksi, gangguan perut, dan pencegahan kanker. Karena kemanjurannya, bawang putih dijuluki King of Healing Plants.
Minyak zaitun
Mengandung vitamin E, monounsaturated , asam lemak yang bermanfaat untuk mencegah kolesterol, menstimulasi kinerja empedu karena membantu mencernakan lemak. Minyak zaitun yang dalam pemasaran internasional disebut olive oil ini merupakan ramuan utama dalam masakan masyarakat di negara-negara Mediterania. Oleh karena itu, tak heran bila penduduk Mediterania jarang yang berpenyakit jantung.
Bawang
Bumbu dapur sehari-hari ini melindungi dan mengatur sistem sirkulasi, antibiotik yang kuat, membantu penyembuhan gangguan di dada dan perut, infeksi saluran kencing, radang sendi, rematik, gout, dan mengikis lemak dalam darah.
Yoghurt
Cairan kental berwarna putih ini bermanfaat untuk mengobati gangguan perut, seperti sembelit dan diare. Kandungan vitamin B dan kalsiumnya cocok bagi mereka yang alergi terhadap susu.
Susu dan keju
Kaya kalsium sehingga baik untuk kesehatan, tetapi buruk bagi penderita sinusitis dan mereka yang alergi susu. Bagi penderita migrain, tidak dianjurkan mengonsumsi keju, begitu pula susu skim, dan semi-skim termasuk pada anak balita.
Pasta
Makanan — seperti pizza — yang bukan berasal dari tanah air kita ini sudah menjadi jajanan bergengsi di kota-kota besar. Nah, apakah makanan asal negeri Italia ini mengandung nutrisi? Asal tidak disertai lemak dan saus, pasta lumayan bernutrisi, mengandung serat, mineral, dan vitamin B.
1. Meniran
Tanaman ini secara tradisional dipercaya bisa menyembuhkan penyakit antara lain radang dan batu ginjal, susah buang air kecil, disentri, sakit ayan, hepatitis, serta rematik. Zat kimia tanaman mi yang sudah diketahul antara lain filantin, hipofilantin, kalium, damar, dan tannin.
Penelitian terbaru tentang meniran mengungkapkan bahwa tanaman ini bisa membantu mencegah berbagai macam infeksi virus dan bakteri serta mendorong sistem kekebalan tubuh. Tanaman ini sudah diteliti dan diproduksi menjadi tablet peningkat daya tahan tubuh. Produknya telah diuji preklinis dan kilnis selama tiga tahun.
Dr. Zakiudin Munasir, Sp.AK, ahil pediatrik imunologi dari Bagian Anak RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, telah melakukan penelitian dan membuktikan bahwa ekstrak meniran membantu meningkatkan kecepatan penurunan demam pada pasien anak penderita infeksi saluran pernapasan atas.
Cara pemanfaatan:
Cara ini disarankan oleh Dr. Suprapto Ma’at dari Universitas Airlangga yang juga ikut menguji ekstrak tanaman meniran dalam upaya meningkatkan daya tahan tubuh. Ambil satu genggam daun meniran yang terdiri dari akar, batang, dan daun. Tumbuk sampai halus. Kemudian rebus bersama dua gelas air bersih. Tunggu sampai menjadi setengah gelas. Minum sekali setiap hari.
2. Jinten Hitam
Selain meniran, jinten hitam juga bisa dipakai sebagai cara alami untuk meningkatkan daya tahan tubuh. “Orang Arab sudah secara turun-temurun memanfaatkan jinten hitam untuk meningkatkan daya tahan tubuh,” kata Dr. Suprapto. Berbeda dengan meniran, tanaman ini belum teruji secara klinis.
Cara pemanfaatan:
Siapkan satu sendok makan munjung jintan hitam. Gerus sampai kulitnya menjadi pecah. Setelah itu rebus dengan dua gelas air. Tunggu sampai air rebusan tersebut tersisa menjadi setengah gelas. Minum setiap hari agar daya tahan tubuh meningkat.
3. Mengkudu
Buah yang juga dikenal dengan nama pace atau noni ini telah lama dikenal sebagai obat untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Hingga kini, penelitian terhadap buah buruk rupa ini terus dilakukan secara intensif.
Penelitian oleh Dr. Paul Heinike pada awal abad 20 mengungkapkan bahwa tanaman ini mengandung enzim proxeronase dan alkaloid proxeronine. Kedua zat ini akan membentuk zat aktif bernama xeronine di dalam tubuh. Zat ini akan dibawa aliran darah menuju sel-sel tubuh. Hasilnya, sel-sel itu akan lebih aktif, sehat, dan terjadi perbaikan-perbaikan struktur maupun fungsi.
Cara pemanfaatan:
Endah Lasmadiwati, ahli tanaman obat dari Taman Sringanis, Bogor, menganjurkan resep berikut untuk menikmati buah mengkudu. Siapkan dua buah mengkudu yang sudah tua. Cuci bersih kemudian simpan selama dua hari sampat benyek. Setelah itu remas-remas dalam dua gelas air. Saring dan sisihkan. Sementara itu, siapkan satu jari kunyit dan dua jari jahe. Bakar dan memarkan. Ambil satu jari kayu manis dan sereh serta tujuh buab kapulaga dan cengkeh. Bahan-bahan tersebut direbus dalam dua gelas air. Tunggu sampal mendidih dan berbau harum. Campurkan air rebusan bahan tersebut dengan buah rnengkudu yang telah disaring. Tambahkan sedikit garam dan gula jawa secukupnya.
4. Lidah Buaya
Dr. Suprapto menyarankan konsumsi lidah buaya supaya tubuh lebih fit dan segar. Tanaman ini juga bermanfaat untuk menjaga stamina orang yang sudab tua dan mudah sakit. Endah juga mengungkapkan bahwa lidah buaya bermanfaat untuk meringankan penyakit batuk dan bronkitis.
Cara pemantaatan:
Siapkan setengah telapak tangan lidah buaya. Cuci bersih dan dikupas. Tambahkan tigaperempat gelas air. Blender air bersama gel lidah buaya tersebut. Tambahkan madu secukupnya.
5. Apel
Buah ini mengandung vitamin C yang merupakan antioksidan dan berfungsi meningkatkan kekebalan tubuh. Konowalchuck J. pada tahun 1978 mempublikasikan artikel berjudul “Antiviral Effect of Apple Beverages”. Ia menyebutkan bahwa sari buah apel sangat baik diminum untuk melawan berbagai serangan infeksi virus. Menurut buku “Natural Remedies”, dosis apel yang bisa melindungi tubuh dari virus adalah tiga kali sehari satu buah atau segelas jus apel.
6. Pepaya
Buah tropis ini merupakan sumber betakaroten yang baik, sehingga mampu mencegah kerusakan sel yang disebabkan oleh zat radikal bebas. Setengah buah pepaya ukuran sedang sehari mampu memenuhi kebutuhan vitamin C harian seorang manusia dewasa. Tidak hanya itu, pepaya juga mengandung sedikit kalsium dan besi. Buah ini amat dianjurkan untuk orang sakit dan lanjut usia karena dagingnya mudah dikunyah dan ditelan.
7. Stroberi
Buah ini mengandung vitamin C paling tinggi di antara semua beri dan kebanyakan buah. Secara tradisional, stroberi dipakai untuk membersihkan sistem pencernaan makanan. Buah ini juga berguna membantu penyerapan zat besi dari sayur mayur yang dikonsumsi.
8. Jambu Batu
Buah jambu batu seberat 90 gram, menurut buku “Foods that Harm Foods that Heal”, ternyata mengandung vitamin C lima kali lebih banyak dibandingkan dengan jeruk. Buah jambu biji seberat itu bila dikonsumsi setiap hari mampu memenuhi kebutuhan vitamin harian orang dewasa, sehingga bisa menjaga kesehatan dan kebugaran.
9. Jeruk
Vitamin C sering diidentikkan dengan buah jeruk. Buah ini memang mengandung vitamin C yang bermanfaat untuk menjaga pertahanan tubuh dari infeksi bakteri dan virus. Kandungan antioksidan dalam jeruk mampu mencegah kerusakan karena zat radikal bebas. Antioksidan ini terdapat dalam membran di antara segmen daging buahnya. Untuk memperoleh manfaat optimum dari buah ini, sebaiknya makan buah segar daripada minum jusnya.

KETAHANAN PANGAN DAN TEKNOLOGI PRODUKTIVITAS MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN INDONESIA

Oleh: Dr. Jaegopal Hutapea dan Ali Zum Mashar, SP.
Abstrak
Dengan penduduk 216 juta jiwa, Indonesia saat ini membutuhkan bahan pangan pokok sekurang-kurangnya 53 juta ton beras, 12,5 juta ton jagung dan 3,0 juta ton kedelai. Jika tidak diimbangi dengan laju pertumbuhan produksi pangan dalam negeri secara signifikan, dapat menyebabkan ketahanan pangan nasional rendah. Meskipun upaya peningkatan produksi pangan di dalam negeri saat ini terus dilakukan, namun laju peningkatannya masih belum mampu mencukupi kebutuhan pangan dalam negeri karena produktivitas tanaman pangan serta peningkatan luas areal yang stagnan bahkan cenderung menurun.
Untuk meningkatkan produksi pangan nasional, dapat dilakukan peningkatan produktivitas dengan menerapkan teknologi produksi antara lain melalui penggunaan pupuk organik/hayati. Pupuk tersebut dapat mengembalikan kesuburan lahan melalui jasa mikroba yang menguntungkan. Sejalan dengan itu, juga perlu dilakukan perluasan lahan pertanian antara lain melalui pengembangan kawasan transmigrasi.

Pendahuluan

Pangan adalah kebutuhan yang paling mendasar dari suatu bangsa. Banyak contoh negara dengan sumber ekonomi cukup memadai tetapi mengalami kehancuran karena tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan bagi penduduknya. Sejarah juga menunjukkan bahwa strategi pangan banyak digunakan untuk menguasai pertahanan musuh. Dengan adanya ketergantungan pangan, suatu bangsa akan sulit lepas dari cengkraman penjajah/musuh. Dengan demikian upaya untuk mencapai kemandirian dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional bukan hanya dipandang dari sisi untung rugi ekonomi saja tetapi harus disadari sebagai bagian yang mendasar bagi ketahanan nasional yang harus dilindungi.

Jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai 216 juta jiwa dengan angka pertumbuhan 1.7 % per tahun. Angka tersebut mengindikasikan besarnya bahan pangan yang harus tersedia. Kebutuhan yang besar jika tidak diimbangi peningkatan produksi pangan justru menghadapi masalah bahaya latent yaitu laju peningkatan produksi di dalam negeri yang terus menurun. Sudah pasti jika tidak ada upaya untuk meningkatkan produksi pangan akan menimbulkan masalah antara kebutuhan dan ketersediaan dengan kesenjangan semakin melebar.

Keragaan laju peningkatan produksi tiga komoditi pangan nasional padi, jagung dan kedelai tersebut sebagaimana tampak dalam tabel 1.

Keragaan di atas menunjukkan bahwa laju pertumbuhan produksi pangan nasional rata-rata negatif dan cenderung menurun, sedangkan laju pertumbuhan penduduk selalu positif yang berarti kebutuhan terus meningkat. Keragaan total produksi dan kebutuhan nasional dari tahun ke tahun pada ketiga komoditas pangan utama di atas menunjukkan kesenjangan yang terus melebar; khusus pada kedelai sangat memprihatinkan. Kesenjangan yang terus meningkat ini jika terus di biarkan konsekwensinya adalah peningkatan jumlah impor bahan pangan yang semakin besar, dan kita semakin tergantung pada negara asing.

Impor beras yang meningkat pesat terjadi pada tahun 1996 dan puncaknya pada tahun 1998 yang mencapai 5,8 juta ton. Kondisi ini mewarnai krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 dimana produksi beras nasional turun yang antara lain karena kekeringan panjang.
Pada komoditi jagung meskipun pada tahun 1996 terjadi penurunan produksi, namun pada tahun 1998 justru terjadi surplus (ekspor) meskipun hanya kecil. Hal ini diduga karena banyak masyarakat yang memanfaatkan lahan tidur untuk komoditas jagung. Namun pada tahun-tahun berikutnya sampai saat ini produksi jagung cenderung turun dan impor semakin besar (lebih dari 2 juta ton/tahun).
Produksi kedelai nasional tampak mengalami kemunduran yang sangat memprihatinkan. Sejak tahun 2000, kondisi tersebut semakin parah, dimana impor kedelai semakin besar. Hal ini terjadi antara lain karena membanjirnya Impor akibat fasilitas GSM 102, kredit Impor dan “Triple C” dari negara importir yang dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh importir kedelai Indonesia, disisi lain produktivitas kedelai nasional yang rendah dan biaya produksi semakin tinggi di dalam negeri. Akibat kebijakan di atas harga kedelai impor semakin rendah sehingga petani kedelai semakin terpuruk dan enggan untuk menanam kedelai. Dampaknya pada harga kedelai petani tidak bisa bersaing dengan membanjirnya kedelai Impor dan petani kedelai tidak terlindungi.
Melihat kenyataan tersebut seakan kita tidak percaya sebagai negara agraris yang mengandalkan pertanian sebagai tumpuan kehidupan bagi sebagian besar penduduknya tetapi pengimpor pangan yang cukup besar. Hal ini akan menjadi hambatan dalam pembangunan dan menjadi tantangan yang lebih besar dalam mewujudkan kemandirian pangan bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu diperlukan langkah kerja yang serius untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.
Permasalahan Produksi Dan Upaya Mengatasi Masalah Pangan Nasional
Rendahnya laju peningkatan produksi pangan dan terus menurunnya produksi di Indonesia antara lain disebabkan oleh: (1) Produktivitas tanaman pangan yang masih rendah dan terus menurun; (2) Peningkatan luas areal penanaman-panen yang stagnan bahkan terus menurun khususnya di lahan pertanian pangan produktif di pulau Jawa. Kombinasi kedua faktor di atas memastikan laju pertumbuhan produksi dari tahun ke tahun yang cenderung terus menurun. Untuk mengatasi dua permasalahan teknis yang mendasar tersebut perlu dilakukan upaya-upaya khusus dalam pembangunan pertanian pangan khususnya dalam kerangka program ketahanan pangan nasional.
Upaya Meningkatkan Produktivitas Tanaman Pangan
Rata-rata produktivitas tanaman pangan nasional masih rendah. Rata-rata produktivitas padi adalah 4,4 ton/ha (Purba S dan Las, 2002) jagung 3,2 ton/ha dan kedelai 1,19 ton/ha. Jika dibanding dengan negara produsen pangan lain di dunia khususnya beras, produktivitas padi di Indonesia ada pada peringkat ke 29. Australia memiliki produktivitas rata-rata 9,5 ton/ha, Jepang 6,65 ton/ha dan Cina 6,35 ton/ha ( FAO, 1993).
Faktor dominan penyebab rendahnya produktivitas tanaman pangan adalah (a) Penerapan teknologi budidaya di lapangan yang masih rendah; (b)Tingkat kesuburan lahan yang terus menurun (Adiningsih, S, dkk., 1994), (c) Eksplorasi potensi genetik tanaman yang masih belum optimal (Guedev S Kush, 2002).
Rendahnya penerapan teknologi budidaya tampak dari besarnya kesenjangan potensi produksi dari hasil penelitian dengan hasil di lapangan yang diperoleh oleh petani. Hal ini disebabkan karena pemahaman dan penguasaan penerapan paket teknologi baru yang kurang dapat dipahami oleh petani secara utuh sehingga penerapan teknologinya sepotong-sepotong (Mashar, 2000). Seperti penggunaan pupuk yang tidak tepat, bibit unggul dan cara pemeliharaan yang belum optimal diterapkan petani belum optimal karena lemahnya sosialisasi teknologi, sistem pembinaan serta lemahnya modal usaha petani itu sendiri. Selain itu juga karena cara budidaya petani yang menerapkan budidaya konvensional dan kurang inovatif seperti kecenderungan menggunakan input pupuk kimia yang terus menerus, tidak menggunakan pergiliran tanaman, kehilangan pasca panen yang masih tinggi 15 – 20 % dan memakai air irigasi yang tidak efisien. Akibatnya antara lain berdampak pada rendahnya produktivitas yang mengancam kelangsungan usaha tani dan daya saing di pasaran terus menurun. Rendahnya produktivitas dan daya saing komoditi tanaman pangan yang diusahakan menyebabkan turunnya minat petani untuk mengembangkan usaha budidaya pangannya, sehingga dalam skala luas mempengaruhi produksi nasional.
Untuk mengatasi permasalahan di atas pemerintah harus memberikan subsidi teknologi kepada petani dan melibatkan stakeholder dalam melakukan percepatan perubahan (Saragih, 2003). Subsidi teknologi yang dimaksud adalah adanya modal bagi petani untuk memperoleh atau dapat membeli teknologi produktivitas dan pengawalannya sehingga teknologi budidaya dapat dikuasai secara utuh dan efisien sampai tahap pasca panennya. Sebagai contoh petani dapat memperoleh dan penerapan teknologi produktivitas organik hayati (misal : Bio P 2000 Z), benih/pupuk bermutu dan mekanisasi pasca panen dan sekaligus pengawalan pendampingannya.
Tingkat kesuburan lahan pertanian produktif terus menurun; revolusi hijau dengan mengandalkan pupuk dan pestisida memiliki dampak negatif pada kesuburan tanah yang berkelanjutan dan terjadinya mutasi hama dan pathogen yang tidak diinginkan. Sebagai contoh lahan yang terus dipupuk dengan Urea (N) cenderung menampakkan respon kesuburan tanaman seketika, tetapi berdampak pada cepat habisnya bahan organik tanah karena memacu berkembangnya dekomposer dan bahan organik sebagai sumber makanan mikroba lain habis (< 1%). Pemakaian pupuk kimia, alkali dan pestisida yang terus menerus menyebabkan tumpukan residu yang melebihi daya dukung lingkungan yang jika tidak terurai akan menjadi “racun tanah” dan tanah menjadi “Sakit”. Akibatnya disamping hilangnya mikroba pengendali keseimbangan daya dukung kesuburan tanah, ketidak-seimbangan mineral dan munculnya mutan-mutan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang kontra produktif. Di lahan sawah/irigasi dengan berbagai upaya program revolusi hijau yang telah ada tidak lagi memberikan kontribusi pada peningkatan produktivitas karena telah mencapai titik jenuh (Levelling Off) dan produktivitas yang terjadi justru cenderung menurun.
Upaya yang harus dilakukan adalah melakukan Soil Management untuk mengembali-kan kesuburan tanah dengan memasukkan berbagai ragam mikroba pengendali yang mempercepat keseimbangan alami dan membangun bahan organik tanah, kemudian diikuti dengan pemupukan dengan jenis dan jumlah yang tepat dan berimbang serta teknik pengolahan tanah yang tepat. Telah diketahui bahwa mikro-organisme unggul berguna dapat diintroduksikan ke tanah dan dapat diberdayakan agar mereka berfungsi mengendalikan keseimbangan kesuburan tanah sebagaimana mestinya. Selain itu, sekumpulan mikro-organisme diketahui menghuni permukaan daun dan ranting. Sebagian dari mereka ada yang hidup mandiri, bahkan dapat menguntungkan tanaman (Mashar, 2000). Prinsip-prinsip hayati yang demikian telah diungkapkan dalam kaidah-kaidah penerapan pupuk hayati (misal : Bio P 2000 Z).
Eksplorasi potensi genetik tanaman yang masih belum optimal tampak pada kesenjangan hasil petani dan hasil produktivitas di luar negeri atau hasil dalam penelitian. Dalam hal ini teknologi pemuliaan telah mengalami kemajuan yang cukup berarti dalam menciptakan berbagai varietas unggul berpotensi produksi tinggi. Meskipun upaya breeding modern, teknologi transgenik dan hibrida dirancang agar tanaman yang dikehendaki memiliki kemampuan genetik produksi tinggi (Gurdev S Kush, 2002), tetapi jika dalam menerapkannya di lapangan asal-asalan, maka performa keunggulan genetiknya tidak nampak. Hasil penggunaan varietas unggul di lapangan seringkali masih jauh dari harapan. Penyebabnya adalah masih belum dipahaminya teknik budidaya sehingga hasil yang didapat belum menyamai potensinya, apalagi melebihi.
Untuk mendapatkan performa hasil maksimal dari tanaman unggul baru yang diharapkan memerlukan persyaratan-persyaratan khusus “Presisi” dalam budidayanya seperti kesuburan lahan, pemupukan, mengamankan dari OPT (Anonim, 2003) dan/atau perlakuan spesifik lainnya. Pada kenyataannya baik tanaman unggul seperti padi VUB, Hibrida dan PTB; dan kedelai serta Jagung hibrida akan mampu berproduksi tinggi jika pengawalan manajemen budidayanya dipenuhi dengan baik, tetapi jika tidak justru terjadi sebaliknya. Hasilnya lebih rendah dari varietas lokal. Hal ini berarti bakal calon penerapan varietas unggul berproduktivitas tinggi harus dilakukan pengawalan dan manajemen teknologi penyerta dengan baik dan diterapkan secara paripurna. Untuk hal tersebut petani harus diberikan dampingan dan memanejemen budidaya secara intensif.
Upaya Menambah Perluasan Lahan Pertanian Baru
Sulitnya melakukan peningkatan produksi pangan nasional antara lain karena pengembangan lahan pertanian pangan baru tidak seimbang dengan konversi lahan pertanian produktif yang berubah menjadi fungsi lain seperti permukiman. Lahan irigasi Indonesia sebesar 10.794.221 hektar telah menyumbangkan produksi padi sebesar 48.201.136 ton dan 50 %-nya lebih disumbang dari pulau Jawa (BPS, 2000). Akan tetapi mengingat padatnya penduduk di pulau Jawa keberadaan lahan tanaman pangan tersebut terus mengalami degradasi seiring meningkatnya kebutuhan pemukiman dan pilihan pada komoditi yang memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi seperti hortikultura. Jika tidak ada upaya khusus untuk meningkatkan produktivitas secara nyata dan/atau membuka areal baru pertanian pangan sudah pasti produksi pangan dalam negeri tidak akan mampu mencukupi kebutuhan pangan nasional.
Dari sisi perluasan areal lahan tanaman pangan ini upaya yang dapat ditempuh adalah: (1) Memanfaatkan lahan lebak dan pasang surut termasuk di kawasan pasang surut (Alihamsyah, dkk, 2002) (2) Mengoptimalkan lahan tidur dan lahan tidak produktif di pulau Jawa. Kedua pilihan di atas mutlak harus di barengi dengan menerapkan teknologi produktivitas mengingat sebagian besar lahan tersebut tidak subur untuk tanaman pangan.
Luas lahan pasang surut dan Lebak di Indonesia diperkirakan mencapai 20,19 juta hektar dan sekitar 9,5 juta hektar berpotensi untuk pertanian serta 4,2 juta hektar telah di reklamasi untuk pertanian (Ananto, E.,2002). Memanfaatkan lahan lebak dan Pasang Surut dipandang sebagai peluang terobosan untuk memacu produksi meskipun disadari bahwa produktivitas di lahan tersebut masih rendah. Produktivitas rata-rata tanaman pangan padi, Jagung dan Kedelai di lahan lebak/pasang surut dengan penerapan teknologi konvensional hasilnya masih rendah yaitu : secara berturut turut sekitar 3,5 ton/ha; 2,8 ton/ha dan 0,8 ton/ha. Kendala utama pengembang di lahan ini adalah keragaman sifat fisiko-kimia seperti pH yang rendah, kesuburan rendah, keracunan tanah dan kendala Bio fisik seperti pertumbuhan gulma yang pesat, OPT dan cekaman Air (Moeljopawiro, S., 2002)
Ditemukannya teknologi baru (misalnya Bio P 2000 Z) dengan memanfaatkan mikroba penyubur dan pengendali kesuburan alami tanah di lahan lebak dan pasang surut memberikan bukti bahwa produktivitas tanaman pangan tersebut mampu lebih tinggi dibanding produktivitas konvensional di lahan subur atau produktivitas rata-rata nasional yaitu: 5,5 – 8 ton/ha padi; 2,5 – 3,5 ton/ha kedelai dan 5 – 8 ton/ha jagung JPK). Ternyata dengan sistem demikian masalah tersumbatnya produksi komoditi pertanian dapat dipecahkan. Efek mikroba memiliki manfaat yang besar dalam mengendalikan lingkungan mikro tumbuh kembang tanaman yang secara sinergi memberikan manfaat: (1) diredamnya faktor penghambat tumbuh kembang tanaman yang dijumpai dalam tanah termasuk menetralkan kemasaman lahan, (2) adanya produksi senyawa bio-aktif seperti enzim, hormon, senyawa organik, dan energi kinetik yang memacu metabolisme tumbuh kembang akar dan bagian atas tanaman (3) pasok dan penyerapan hara oleh akar makin efesien, lancar, dan berimbang, (4) ketahanan internal terhadap hama dan penyakit meningkat. Budidaya dengan menerapkan teknologi ini secara baik di lahan jenis tersebut mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi sehingga usaha tani pangan di lahan tersebut akan dapat bersaing. Menjadikan lahan lebak dan pasang surut untuk usaha pertanian harus didukung dengan teknologi dan infrastruktur yang memadai sehingga luasan lahan ini dapat menjadi pendukung dan buffer untuk peningkatan produksi pangan dan swasembada.
Lahan kering di Indonesia sebesar 11 juta hektar yang sebagian besar berupa lahan tidur dan lahan marginal sehingga tidak produktif untuk tanaman pangan. Di Pulau Jawa yang padat penduduk, rata-rata pemilikan lahan usaha tani berkisar hanya 0,2 ha/KK petani. Namun, banyak pula lahan tidur yang terlantar. Ada 300.000 ha lahan kering terbengkelai di Pulau Jawa dari kawasan hutan yang menjadi tanah kosong terlantar. Masyarakat sekitar hutan dengan desakan ekonomi dan tuntutan lapangan kerja tidak ada pilihan lain untuk memanfaatkan lahan-lahan kritis dan lahan kering untuk usaha tani pangan seperti jagung, padi huma dan kedelai serta kacang tanah. Secara alamiah hal ini membantu penambahan luas lahan pertanian pangan, meskipun disadari bahwa produktivitas di lahan tersebut masih rendah, seperti jagung 2,5 – 3,5 ton/ha dan padi huma 1,5 ton/ha dan kedelai 0,6 – 1,1 ton/ha, tetapi pemanfaatannya berdampak positif bagi peningkatan produksi pangan.
Melihat kenyataan di atas maka solusi terbaik adalah: (1) pemerintah sebaiknya memberikan ijin legal atas hak pengelolaan lahan yang telah diusahahan petani yaitu semacam HGU untuk usaha produktif usaha tani tanaman pangan sehingga petani dapat memberikan kontribusi berupa pajak atas usaha dan pemanfaatan lahan tersebut, (2) memberikan bimbingan teknologi budidaya khususnya untuk menerapkan teknologi organik dan Bio/hayati guna meningkatkan kesuburan lahan dan menjamin usaha tani yang berkelanjutan dan ramah lingkungan dan (3) Melibatkan stakeholder dan swasta yang memiliki komitmen menunjang dalam sistem Agribisnis tanaman pangan sehingga akan menjamin kepastian pasar, Sarana Input teknologi produktivitas dan nilai tambah dari usaha tani terpadunya. Pengelolaan lahan kering untuk pertanian dapat dilakukan dengan menerapkan teknologi produktivitas organik agar memberikan kontribusi yang nyata bagi peningkatan produksi pangan dan kesejahteraan masyarakat. Sebagai contoh jika 150.000 ha lahan ini digunakan untuk budidaya Jagung jika dengan tambahan teknologi produktivitas organik dapat menghasilkan rata-rata 6,5 ton/ha yang dilakukan dengan 2 kali MT maka akan terjadi penambahan produksi sebesar: 1,95 juta ton jagung, berarti akan mensubstitusi lebih dari 60% impor Jagung. Multiple effek dari usaha tani tanaman pangan ini sangat berarti dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat sekitar dan bagi kepentingan nasional.
Mencapai Swasembada Pangan 2003 – 2010 Untuk Mewujudkan Kemandirian Dan Ketahanan Pangan Nasional
Membangun Ketahanan pangan berbasis Agribisnis pangan rakyat di Indonesia perlu mendapatkan perhatian serius. Pada tahun 1984 swasembada pangan pernah tercapai yang diukir sebagai prestasi gemilang saat itu, namun tahun-tahun selanjutnya semakin merosot sehingga upaya-upaya mempertahankan dan mencukupi kebutuhan pangan nasional semakin terancam. Proyek pembukaan lahan pertanian sejuta hektar lahan gambut di Kalimantan Tengah, implementasi BIMAS, INSUS, SUPRA INSUS; tampaknya tidak memberikan manfaat bahkan dalam dasawarsa terakhir kita terjebak dalam kesejangan pangan dan dengan produksi pangan nasional semakin terancam dan impor pangan dijadikan sebagai solusi instan. Seharusnyalah dibangun kembali kerangka pembangunan pertanian berkerakyatan dan berorientasi kemandirian dan kesejahteraan yang merata di dalam sistem agribisnis yang terpadu. Masalah penyediaan pangan untuk penduduk harus dipandang secara utuh, bukan sekedar dinilai secara untung rugi saja tetapi lebih jauh dicermati pada aspek politik, dan sosialnya karena di dalam pandangan nasional ketahanan pangan harus merupakan bagian dari ketahanan nasional.
Menempatkan pangan sebagai bagian menempatkan kepentingan rakyat, bangsa dan negara serta rasa nasionalisme untuk melindungi, mencintai dan memperbaiki produksi pangan lokal harus terus dikembang-majukan. Pertanian pangan termasuk di kawasan transmigrasi hendaknya jangan dipandang sebagai lahan untuk menyerap tenaga kerja atau petani dikondisikan untuk terus memberikan subsidi bagi pertumbuhan ekonomi sektor lain dengan tekanan nilai jual hasil yang harus rendah dan biaya sarana produksi terus melambung. Tetapi seharusnya petani pangan mendapatkan prioritas perlindungan oleh pemerintah melalui harga jual dan subsidi produksi karena petani membawa amanah bagi ketahanan pangan, petani pangan perlu mendapatkan kesejahteraan yang layak. Dalam hal ini adalah wajar jika pemerintah berpihak kepada petani dan pelaku produksi pertanian pangan karena merupakan golongan terbesar dari masyarakat Indonesia .
Kebijakan Impor pangan yang menonjol sebagai program instant untuk mengatasi kekurangan produksi justru membuat petani semakin terpuruk dan tidak berdaya atas sistem pembangunan ketahanan pangan yang tidak tegas. Akibat over suplai pangan dari impor seringkali memaksa harga jual hasil panen petani menjadi rendah tidak sebanding dengan biaya produksinya sehingga petani terus menanggung kerugian. Hal ini menjadikan bertani pangan tidak menarik lagi bagi petani dan memilih profesi lain di luar pertanian, sehingga ketahanan pangan nasional mejadi rapuh.
Melihat kondisi saat ini dan trend produksi pangan yang semakin tergantung impor dan bergesernya pola konsumsi masyarakat maka untuk mencapai kemandirian pangan ke depan harus dilakukan melalui upaya-upaya terpadu secara terkonsentrasi pada peningkatan produksi pangan nasional yang terencana mulai “presisi” di sektor hulu – proses (on farm) dan hilirnya. Yang perlu ditekankan adalah: peningkatan produktivitas dan penerapan teknologi bio/hayati organik, perluasan areal pertanian pangan dan optimalisasi pemberdayaan sumber daya pendukung lokalnya, kebijakan tataniaga pangan dan pembatasan impor pangan, pemberian kredit produksi dan subsidi bagi petani pangan, pemacuan kawasan sentra produksi dan ketersediaan silo untuk stock pangan sampai tingkat terkecil dalam mencapai swasembada pangan di setiap daerah. Untuk itu pemacuan peningkatan produksi pangan nasional harus ditunjang dengan kesiapan dana, penyediaan lahan, teknologi, masyarakat dan infrastrukturnya yang dijadikan sebagai kebijakan ketahanan pangan nasional.
Padi
Dalam kurun waktu satu dasa warsa ke depan Indonesia harus mampu mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan bagi masyarakat-nya. Tabel 2 menggambarkan keragaan pemacuan produksi dan pengurangan impor padi yang dipandang rasional.
Dengan asumsi pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun 1,5 % dan impor beras sekitar 1,5 – 2 juta ton pada tahun 2003 dan produksi dalam negeri sekitar 52 juta ton, maka untuk mencapai swasembada pada tahun 2010 diperlukan trend peningkatan produksi sebesar 1,8 – 2,1 % pertahun. Peningkatan ini sangat rasional dan dapat dilakukan dengan melihat potensi produk-tivitas yang dapat ditingkatkan dan potensi ketersediaan lahan baru yang dapat dibuka seperti lahan pasang surut, lebak dan lahan kering untuk padi (Suprihatno, dkk, 1999; Irianto, Gatot, dkk., 2002).
Jagung
Pada tahun 2002 impor jagung mencapai 2,2 juta ton dan sejak tahun 2000 pertumbuhan produksinya menunjukkan trend yang cenderung negatif. Melihat potensi yang ada bahwa hal upaya memacu produksi jagung dalam 10 tahun kedepan masih dapat dilakukan, bahkan sekalipun untuk dapat mencapai surplus (ekspor). Dengan menciptakan tingkat pertumbuhan produksi 2 % sampai 6,5 %per tahun maka pada tahun 2010 Indonesia akan dapat mengekspor jagung. Hal ini sangat rasional untuk dapat diwujudkan dan dicapai mengingat masih banyak lahan tidur dan lahan kering potensial yang dapat dimanfaatkan secara optimal untuk dapat meningkatkan produksi jagung. Peluang penerapan teknologi produktivitas Bio hayati organic dan penerapan benih hibrida untuk meningkatkan produktivitas dari rata-rata 3,5 ton/ha menjadi lebih dari 6,5 ton/ha di lahan tersebut masih sangat rasional apalagi agribisnis jagung telah didukung dengan tersedia dan kesiapan stakeholder dari hulu sampai hilirnya.
Kedelai
Upaya mendongkrak produksi kedelai memang berat mengingat ada sekitar 70 % kebutuhan kedelai dipenuhi dari impor. Terus membanjirnya impor kedelai tahun 2000 memiliki dampak yang tragis bagi petani kedelai dan untuk dapat mencapai imbangan impor harus ada perlakuan khusus dengan mengembalikan kepercayaan petani kembali bertanam kedelai. Upaya perimbangan impor dan pertumbuhan produksi kedelai jika produksi dapat terus ditingkatkan secara linear dari 13 % di tahun 2003 terus tumbuh meningkat hingga 20 % pada tahun 2010. Selama dasawarsa ke depan (2003 – 2013), yang rasional dilakukan adalah menekan impor dengan substitusi dari produksi dalam negeri sampai tinggal 10 – 20 % impor. Hal ini relevan dengan kondisi saat ini dan dapat terjadi jika ada pengaturan tata niaga untuk kepastian harga yang layak saat petani panen raya dan menciptakan produktivitas kedelai yang tinggi sehingga menurunkan biaya produksinya per satuan hasil.
Menerapkan kebijakan tata niaga kedelai, pembatasan impor (tarif bea masuk) dan insentif/subsidi bagi petani produsen dipandang perlu pada komoditas ini karena merupakan komoditi hajat hidup orang banyak (Inkopti, 2001), jika memang keputusan kemandirian pangan sebagai keputusan politik untuk ketahanan pangan. Persoalan teknologi produktivitas kedelai dan lahan sebenarnya bukan lagi sebagai permasalahannya, hanya saja jika petani tidak diberikan subsidi teknologi, produktivitasnya tetap rendah (< 1,2 ton/ha) dan biaya produksi per satuan produk menjadi tinggi sehingga ke depannya tidak dapat bersaing dipasaran bebas. Upaya ini perlu dilakukan dengan dengan menerapkan kebijakan yang simultan untuk merangsang pertumbuhan tinggi baik dengan melibatkan stakeholder pelaku bisnis kedelai dari hulu hingga hilir, teknologi, petani, perbankan dan pemerintah.
Harus diciptakan kondisi yang kondusif untuk memberikan perlindungan pada petani. Menciptakan dan mewujudkan kemandirian pangan nasional agar lebih ditekankan pada peran petani serta stakeholder yang mengawal sistem produksi dari keterjaminan penyediaan teknologi, sarana produksi hingga industri hilirnya. Fasilitas kebijakan yang memberikan kemudahan petani pangan mendapatkan subsidi teknologi, mekanisasi dan fasilitasi penunjang budidaya (seperti infrastruktur untuk pertanian seperti irigasi dan jalan, dan kredit produksi), perlindungan pasar serta kebijakan impor terbatas diperlukan untuk kembali menggairahkan pertanian pangan. Dalam hal ini perlu adanya rencana dan pedoman yang jelas dan sistematis sebagai komitmen bagi stakeholder khususnya dari pemerintah melalui Departemen Pertanian dan departemen terkait dalam mewujudkan kemandirian pangan nasional yang tangguh sebagai keputusan nasional yang didukung oleh pemerintah daerah sebagai pelaksana di lapangan.
Upaya menciptakan kemandirian pangan dengan mengembangkan produksi sumber pangan alternatif substitusi pangan impor dilakukan seiring dengan pemacuan tiga komoditi pangan utama di atas. Sumber pangan karbohidrat yang dapat dimanfaatkan untuk substitusi pangan impor seperti kentang, jagung putih dan umbi-umbian. Mengembangkan sumber pangan alternatif ini justru memiliki nilai ekonomis tinggi karena disamping produktivitas per hektarnya tinggi, pangan tersebut sebagai bahan baku industri. Dengan keragaman sumber bahan pangan yang dikonsumsi dan dapat diproduksi di dalam negeri diharapkan dapat menekan impor pangan secara nyata dan mengurangi ketergantungan pangan dari luar negeri sehingga ketahanan dan kemandirian pangan nasional semakin mantap.
Peran Teknologi Produktivitas Organik Dalam Menunjang Ketahanan Pangan Yang Berkelanjutan
Subsidi teknologi yang menjadi bagian penting dari upaya menciptakan ketahanan pangan yang tangguh, harus mengutamakan teknologi produktivitas yang ramah lingkungan. Teknologi tersebut harus telah terbukti memberikan kontribusi yang nyata bagi peningkatan produktivitas dan teruji bukan hanya untuk meningkatkan produktivitas tanaman pangan tetapi juga mampu menjaga kelestarian produksi dan ramah lingkungan. Disamping itu teknologi yang diterapkan harus bersifat sederhana, mudah dimengerti dan dilaksanakan petani sehingga dapat diterapkan di lapangan secara utuh dan memiliki kawalan/pendampingan di lapangan untuk menjamin keberhasilannya.
Sebagai contoh teknologi pupuk hayati Bio P 2000 Z yang diramu dari kumpulan mikro-organisme indegenus terseleksi bersifat unggul berguna yang dikondisikan agar dapat hidup harmonis bersama saling bersinergi dengan kultur mikro-organisme komersial serta dibekali nutrisi dan unsur hara mikro dan makro yang berguna bagi mikroba dan komoditas budidaya. Sekumpulan mikro-organisme unggul berguna dikemas dalam pupuk hayati Bio Perforasi terdiri dari dekomposer (Hetrotrop, Putrefaksi), pelarut mineral dan phospat, fiksasi nitrogen, Autotrop (fotosintesis) dan mikroba fermentasi serta mikroba penghubung (seperti Mycorrhiza) yang bekerja bersinergi dan nutrisi bahan organik sederhana, seperti senyawa protein/peptida, karbohidrat, lipida, Vitamin, senyawa sekunder, enzim dan hormon; serta unsur hara makro: N, P, K, S, Ca, dan lainnya berkombinasi dengan hara mikro: seperti Mg, Si, Fe, Mn, Zn, Mn, Mo, Cl, B, Cu, yang semua unsur yang disebut di atas diproses melalui cara fermentasi.
Bio Perforasi secara komprehenship membentuk dan mengkondisikan keseimbangan ekologis alamiah melalui sekumpulan jasa mikro-organisme unggul berguna yang dikondisikan, bersinergi dengan mikroba alami indogenus dan nutrisi; dan dengan menggunakan prinsip “mem-bioperforasi“ secara alami oleh zat inorganik, organik dan biotik pada mahluk hidup (seperti tanaman) sehingga memacu dan/atau mengendalikan pertumbuhan dan produksinya. Ternyata dengan sistem demikian masalah tersumbatnya produksi komoditi pertanian dapat dipecahkan (Mashar, 2000).
Melalui jasa mikro-organisme unggul yang sebelumnya telah dikondisikan terhadap lingkungan tumbuh kembang tanaman serta dibekali nutrisi dan unsur hara, faktor pembatas produksi dan kendala tumbuh asal tanah dan lingkungan dapat direndam sehingga tanaman dapat dipacu berproduksi tanpa menggangu hasil rekayasa konstelasi genetik yang telah dimiliki tanaman sebelumnya. Hal ini seiring dengan tujuan meningkatkan produktivitas hasil dari tanaman varietas unggul yang memiliki potensi genetik tinggi seperti padi Hibrida, PTB dan padi unggul lain yang akan dikembangkan untuk daerah-daerah kritis lebak rentan cekaman kesuburan tanah yang labil. Seperti daerah transmigrasi Penggunaan mikroba Bio P 2000 Z secara teratur dan sesuai anjuran ternyata mampu mendongkrak potensi produksi tanaman yang bersangkutan melebihi referensi Genetik yang dimilikinya dan cekaman anasir penghambat dalam tanah.
Keunggulan penerapan teknologi Bio Perforasi pada padi adalah meningkatnya produktivitas dan kualitas beras. Pada padi unggul nasional memacu bertambahnya anakan produktif rata-rata 19 – 35 anakan dan kuatnya perakaran (gambar A), tahan rebah dan serangan penggerek batang; malai lebih besar (berisi) sehingga dibanding tanpa Bio P2000Z pada volume gabah kering giling (GKG) yang sama rendemen meningkat 30% – 40%. Karena proses keseimbangan hara ini beras lebih jernih dan tidak mudah remuk/patah saat digiling.
Kesimpulan
1. Laju pertumbuhan produksi pangan nasional dalam dasa warsa terakhir rata-rata cenderung terus menurun sedangkan laju pertumbuhan jumlah penduduk terus meningkat yang berarti semakin meningkat ketergantungan pangan nasional pada impor merupakan bahaya laten bagi kemandirian dan ketahanan pangan nasional.
2. Produksi pangan yang terus menurun lebih disebabkan karena: produktivitas hasil budidaya petani rata-rata masih rendah dan perluasan areal lahan pertanian stagnan serta lahan yang ada cenderung menurun kualitasnya sehingga perlu upaya mengatasi permasalahan tersebut dengan terobosan yang konstruktif dalam produktivitas dan perluasan lahan.
3. Meningkatkan produktivitas dapat ditempuh melalui cara antara lain: menerapkan teknologi budidaya produktivitas tinggi dengan memberikan subsidi teknologi kepada petani seperti teknologi pupuk hayati Bio P 2000 Z; melakukan Soil Management di lahan pertanian dengan mengintroduksikan agen mikroba penyubur dan nutrisi (seperti pupuk berimbang) untuk mengembalikan keseimbangan alami yang membangun kesuburan tanah dan tanaman diatasnya; melakukan eksplorasi potensi genetik tanaman yang memiliki performa tanaman unggul hasil maksimal seperti varietas hibrida dan tipe baru dengan memberikan perlakuan presisi kawalan teknologi yang sesuai sehingga efisiensi hasil maksimal dapat tercapai .
4. Upaya memacu pertumbuhan produksi pangan dengan membuka areal Lahan pertanian baru yang dapat di gunakan untuk pertanian produktif adalah potensi lahan pasang surut dan lahan lebak, serta lahan kering yang sebagian besar belum tergarap secara optimal dengan disertai penerapan teknologi produktivitas.
5. Untuk mewujudkan swasembada dan kemandirian serta ketahanan pangan dalam satu dasawarsa ke depan (2010), diperlukan perangkat kebijakan yang mengarah pada perbaikan implementasi sistem agribisnis dan tataniaga (impor) bahan pangan. Disamping itu laju pertumbuhan produksi nasional harus dipacu pertahun secara bertahap, pada komoditas padi/beras dari tahun 2003 sebesar 1,8 % menjadi 2,1% pada tahun 2010, komoditas jagung dari 2 % tahun 2003 menjadi 6,5 % tahun 2010, dan kedelai 13 % tahun 2003 terus meningkat menjadi 20 % pada tahun 2010.
6. Penerapan teknologi organik seperti Bio P 2000 Z yang memanfaatkan sinergi jasa mikroba unggul mampu meningkatkan produktivitas tanaman lebih tinggi dari teknologi pupuk konvensional/kimia dan memiliki manfaat memperbaiki kesuburan lahan serta menjaga produktivitas tinggi lahan yang berkelanjutan.
Tabel.1
Pertumbuhan Per Tahun Peroduksi Beras, Jagung, Kedelai, 1992-1993
Komoditi 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003
Padi 7.99 0.12 3.18 6.75 2.73 -3.37 -0.28 3.31 2.03 -2.77 1.82 0.04
Jagung 28.36 -19.68 6.25 22.12 12.87 -5.76 15.95 -9.49 5.14 -3.41 1.92 1.42
Kedelai 20.17 -8.63 -8.37 7.41 -9.69 -10.56 -3.76 5.91 -26.41 -16.74 -21.06 13.36
Penduduk 1.4 1.42 1.45 1.52 1.55 1.57 1.59 1.61 1.63 1.66 1.69 1.72
Tabel. 2
Target Produksi dan Proyeksi Impor Padi Nasional Tahun 2000 – 2010
(000 ton) 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Kebutuhan 52,055 52,114 52,078 53,000 53,795 54,601 55,421 56,252 57,096 57,952 58,822
Produksi 49,429 49,144 50,078 51,000 51,941 52,900 53,877 54,890 56,023 57,191 58,387
Impor 2,626 2,970 2,000 2,000 1,854 1,701 1,544 1,362 1,073 761 435
Tabel. 3
Target Produksi dan Proyeksi Impor Jagung Nasional Tahun 2000 – 2010
(000 ton) 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Kebutuhan 10.500 11.000 11.500 11.663 11.832 12.016 12.196 12.339 12.564 12.753 12.945
Produksi 9.676 9.165 9.278 9.409 9.625 9.969 10.445 11.065 11.735 12.466 13.285
Impor 824 1.835 2.222 2.254 2.213 2.047 1.251 1.314 229 257 -340
Tabel. 4
Target Produksi dan Proyeksi Impor Kedelai Nasional Tahun 2000 – 2010
(000 ton) 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Kebutuhan 2.295 2.335 2.376 2.417 2.460 2.503 2.547 2.541 2.637 2.025 2.730
Produksi 1.017 923 837 915 1.010 1.126 1.271 1.453 1.653 1.685 2.380
Impor 1.277 1.412 1.558 1.902 1.450 1.376 1.276 1.138 951 697 350
Daftar Pustaka
Abdullah Buang. 2002. Pengenbangan Padi Tipe Baru. Makalah disampaikan Pada Seminar Temu Lapang BALITPA di KP. Pusakanegara, Subang 26 September 2002
Alihamsyah T., Muhrizal Sarwani dan Isdianto Ar-Riza. 2002. Komponen Utama Teknologi Optimalisasi lahan Pasang Surut Sebagai Sumber Pertumbuhan Produksi Padi Masa Depan. Makalah disampaikan Pada Seminar IPTEK padi Pekan Padi Nasional di Sukamandi 22 Maret 2002.
Ananto Eko. 2002. Pengembangan Pertanian Lahan rawa Pasang Surut Mendukung Peningkatan Produksi Pangan. Makalah disampaikan Pada Seminar IPTEK padi Pekan Padi Nasional di Sukamandi 22 Maret 2002.
Anonim. 2003. Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan dalam Kaitannya dengan Sistem Pertanian Organik. Makalah Pengembangan Teknologi Padi di Hotel Kaisar Maret 2003.
Anonim. 2001. Pemberdayaan Usaha Anggota koperasi Produsen tempe Tahu Indonesia (KOPTI) Melalui Pemberian Insentif Pemerintah kepada INKOPTI. Inkopti.
Anonim. 2003. Penelitian dan Pengembangan tanaman Pangan dalam Kaitannya dengan Sistem Pertanian Organik. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.
BPS ( Biro Pusat Statistik). 2001. Stasistik Indonesia 2000. BPS Jakarta.
FAO. 1993. Rice In human Nutrition. Food and Nutrition Series. FAO, Rome .
Gurdev S. khush. 2002. Food Security By Design: Improving The Rice Plant in Partnership With NARS. Makalah disampaikan Pada Seminar IPTEK padi Pekan Padi Nasional di Sukamandi 22 Maret 2002.
Purba S. dan Las I. 2002, Regionalisasi Opsi Strategi Peningkatan Produksi Beras. Makalah disampaikan pada Seminar IPTEK padi Pekan Padi Nasional di Sukamandi 22 Maret 2002.
Mashar Ali Zum, 2000, Teknologi Hayati Bio P 2000 Z Sebagai Upaya untuk Memacu Produktivitas Pertanian Organik di Lahan Marginal. Makalah disampaikan Lokakarya dan pelatihan teknologi organik di Cibitung 22 Mei 2000.
Moeljopawiro Sugiono. 2002. Bioteknologi Untuk Peningkatan Produktivitas dan Kualitas Padi. Makalah disampaikan Pada Seminar IPTEK padi Pekan Padi Nasional di Sukamandi 22 Maret 2002.
Sri Adiningsih J., M. Soepartini, A. kusno, Mulyadi, dan Wiwik Hartati. 1994. Teknologi untuk Meningkatkan Produktivitas Lahan Sawah dan Lahan Kering. Prosiding Temu Konsultasi Sumberdaya Lahan Untuk Pembangunan Kawasan Timur Indonesia di Palu 17 – 20 Januari 1994.

PEMANFAATAN PARE (MOMORDICA CHARANTIA L.) SEBAGAI OBAT ALTERNATIF DIABETES MELLITUS

ABSTRAK
Diabetes millitus adalah suatu jenis penyakit yang disebabkan menurunnya hormon yang diproduksi oleh kelenjar pankreas. Menurut data organisasi kesehatan dunia (WHO), Indonesia menempati urutan keenam dunia sebagai Negara dengan jumlah penderita DM terbanyak setelah India, China, Uni Soviyet, Jepang dan Brasil.  Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pare sebagai obat alternatif yang berasal dari potensi lokal Indonesia, dalam penyembuhan penyakit diabetes mellitus.Tanaman pare dapat menurunkan gula darah karena tanaman ini mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol (antioxidant kuat), serta glikosida cucurbitacin, momordicin, dan charantin..
Kata kunci : Diabetes mellitus, pare, alternatif
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Diabetes millitus adalah suatu jenis penyakit yang disebabkan menurunnya hormon yang diproduksi oleh kelenjar pankreas. Penurunan hormon ini mengakibatkan seluruh gula (glukosa) yang dikonsumsi tubuh tidak dapat diproduksi secara sempurna, sehingga kadar glukosa didalam tubuh akan meningkat. Gula yang meliputi polisakarida, digosakarida, disakarida dan monosakarida merupakan sumber tenaga yang menunjang keseluruhan aktivitas manusia. Seluruh gula ini akan diproses menjadi tenaga oleh hormon insulin tersebut karena penderita diabetes mellitus biasanya akan mengalami lesu, kurang tenaga, selalu merasa haus, sering buang air kecil, dan pengelihatan menjadi kabur, gejala lain akibat adanya kadar glukosa yang terlalu tinggi akan terjadi ateroma sebagai penyebab awal penyakit jantung koroner.(Utami, Prapti. 2003)
Penyakit diabetes mellitus saat ini hampir merambah seluruh dunia, tidak hanya Negara-negara maju saja yang terserang dengan penyakit ini, akan tetapi negara-negara berkembang pun sekarang nampaknya sudah mulai memiliki probilitas terserang penyakit ini, menurut data organisasi kesehatan dunia (WHO), Indonesia menempati urutan keenam dunia sebagai Negara dengan jumlah penderita DM terbanyak setelah India, China, Uni Soviyet, Jepang dan Brasil. Tercatat pada tahun 1995 jumlah penderita DM di Indonesia mencapai 5 juta, Pada tahun 2000 yang lalu saja, terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang mengidap diabetes. Namun, pada tahun 2006 diperkirakan jumlah penderita diabetes di Indonesia meningkat tajam menjadi 14 juta orang, dimana baru 50 % yang sadar mengidapnya dan diantara mereka baru sekitar 30 % yang datang berobat teratur,  Sangat disayangkan bahwa banyak penderita diabetes yang tidak menyadari dirinya mengidap penyakit yang lebih sering disebut penyakit gula atau kencing manis. Hal ini mungkin disebabkan minimnya informasi di masyarakat tentang diabetes terutama gejala-gejala yang terjadi pada dirinya.( Soegondo, Sidartawan. 2006.www. Medicastore.com).
Mahalnya harga obat diabetes mellitus yang diproduksi di pabrik dan beredar di pasaran nampaknya cukup berdampak pada daya beli masyarakat yang kurang, terlebih lagi bagi masyarakat yang terkategori dalam masyarakat menengah kebawah, sehingga hal ini menyebabkan penderita enggan membeli obat dan pada akhirnya dapat menyebabkan penyakit diabetes mellitus yang dideritanya semakin parah bahkan bisa menimbulkan kematian.
Tanaman pare merupakan salah satu alternatif dalam penyembuhan diabetes mellitus, karena tanaman ini mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol (antioxidant kuat), serta glikosida cucurbitacin, momordicin, dan charantin yang dapat menurunkan gula darah.(Anoymous. 2007)
Rumusan Masalah
Ø      Kandungan gizi apa saja yang terdapat pada pare
Ø      Bagaimana cara pemanfaatan pare dalam mengobati Diabetes Mellitus
Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pare sebagai obat alternatif yang berasal dari potensi lokal Indonesia, dalam penyembuhan penyakit diabetes mellitus.
Manfaat Penulisan
Penulisan ini memberikan beberapa manfaat, yaitu dari segi akademis dapat memberikan informasi ilmiah pada masyarakat tentang manfaat pare sebagai obat alternatif yang berasal dari potensi lokal Indonesia, dalam penyembuan penyakit diabetes mellitus. Dari segi aspek ekonomi pemanfaatan pare sebagai obat alternatif penyembuhan penyakit diabetes mellitus dapat menghemat biaya dan lebih praktis.
PEMBAHASAN
Kandungan Gizi Pare
Diabetes mellitus sering disebut juga the great imitator, karena penyakit ini dapat menyerang semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan biasanya akan mengalami lesu, kurang tenaga, selalu merasa haus, sering buang air kecil, dan pengelihatan menjadi kabur. Penggunaan flora atau tumbuhan yang potensial untuk terapi pada diabetes ini nampaknya dapat menjadi altrenatif yang cukup efektif dan terjangkau oleh para penderita diabetes mellitus. Di Indonesia cukup banyak tumbuhan yang berpotensi untuk dijadikan makanan yang dapat membantu dalam mengatasai penyakit diabetes mellitus ini terutama tanaman pare.(Utami, Prapti. 2003)
Tanaman pare (Momordica charantia L.) berasal dari kawasan Asia Tropis. Tanaman satu ini terkenal karena buahnya yang pahit. Justru dibalik rasa pahitnya itulah pare bermanfaat bagi kesehatan. Kandungan gizi pada pare cukup baik. Pare mengandung protein, karbohidrat, dan sedikit lemakmineral  pare kaya akan kalsium, zat besi dan fosfor. Vitamin yang menonjol terdapat di dalamnya adalah vitamin A dan vitamin C.(Anoymous. 2007)
Khasiat buah pare (Momordica charantia L.) sebagai obat di Cina sudah dicatat Li sejak tahun 1578. Awalnya sebagai tonikum, obat cacing, obat batuk, antimalaria, seriawan, penyembuh luka, dan penambah nafsu makan. Ratusan riset di banyak negara yang berkembang kemudian menyingkap buah pahit ini berefek menurunkan kadar gula darah (hypopglycemic effect).(Anoymous. 2007)
Penyebab diabetes mellitus adalah kurangnya produksi dan ketersediaan insulin dalam tubuh atau terjadi gangguan fungsi insulin, yang sebenarnya jumlahnya cukup. Kekurangan insulin disebabkan terjadinya kerusakan sebagian kecil atau sebagian besar sel-sel beta pulau langerhans dalam kelenjar pankreas yang berfungsi menghasilkan insulin. Insulin merupakan suatu polipeptida  (protein). Dalam keadaan normal, jika kadar glukosa darah naik, kelenjar pankreas akan mengeluarkan insulin dan masuk ke dalam aliran darah. Oleh darah insulin disalurkan ke reseptor yaitu hati sebesar 50%, ginjal sekitar 10 – 20 %, serta sel darah, otot, dan jaringan lemak sekitar 30 – 40 %.
Selama belum ada insulin, gula dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel – sel jaringan tubuh lainnya seperti otot dan jaringan lemak. Dapat dikatakan bahwa insulin merupakan kunci yang membuka pintu sel jaringan, memasukkan gula ke dalam sel, dan menutup kembali. Di dalam sel, gula dibakar menjadi energi yang berguna untuk beraktivitas. Riset serupa di Jerman, Inggris, India, Jepang, Thailand, dan Malaysia mempertegas zat berkhasiat pare sebagai antidiabetes. Buah pare yang belum masak mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol (antioxidant kuat), serta glikosida cucurbitacin, momordicin, dan charantin.
Efek pare dalam menurunkan gula darah pada hewan percobaan bekerja dengan mencegah usus menyerap gula yang dimakan. Selain itu diduga pare memiliki komponen yang menyerupai sulfonylurea (obat antidiabetes paling tua dan banyak dipakai). Obat jenis ini menstimulasi sel beta kelenjar pancreas tubuh memproduksi insulin lebih banyak, selain meningkatkan deposit cadangan gula glycogen di hati. Efek pare dalam menurunkan gula darah pada kelinci diperkirakan juga serupa dengan mekanisme insulin.
Dari begitu banyak riset pare sebagai penurun gula darah, ada benang merah bahwa dalam menurunkan gula darah, pare memiliki lebih dari satu mekanisme. Lebih dari itu, penelitian pare di Jerman berhasil menemukan dosis efektif penurun gula darah pare pada kelinci sehat sebesar 0,5 gram/ kg berat badan, dan 1-1,5 gram/kg berat badan untuk kelinci yang sengaja dibikin kencing manis. (Anonimous. 2007).
Tabel 1 Kandungan gizi tiap 100 gram daun dan buah pare
Zat gizi            Buah Pare      Daun Pare
Air                   91,2 gram        80 gram
Kalori              29 gram           44 gram
Protein             1,1 gram          5,6 gram
Lemak             1,1 gram          0,4 gram
Karbohidrat     0,5 gram          12 gram
Kalsium           45 mg              264 mg
Zat Besi           1,4 mg             5 gram
Fosfor              64 mg              666 mg
Vitamin A       18 SI               5,1 mg
Vitamin B       0,08 mg           0,05 mg
Vitamin C       52 mg              170 mg
Folasin                -                    88 mg
Pemanfaatan Pare Dalam Mengobati Diabetes Mellitus
Berdasarkan gejala klinis atau medis, diabetes mellitus (DM) dapat dibagi menjadi sebagai berikut :
-          DM tipe 1 atau DMTI (Diabetes Mellitus Tergantung Insulin)
Sebagian besar sel beta pulau langerhans yang memproduksi insulin dalam pankreas mengalami kerusakan. Akibatnya, kadar insulin menjadi kurang atau tidak ada.
-          DM tipe 2 atau DMTTI
Disebabkan kekurangan nutrisi atau gizi pada diabetisi
-          Diabetes Mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu
Termasuk ke dalam kelompok ini adalah penyakit pankreas, penyakit hormonal, keadaan yang disebabkan oleh obat atau zat kimia, gangguan reseptor insulin, dan sindrom genetik tertentu atau gejala-gejala penyakit keturunan seperti diabetes mellitus.
Beberapa parameter yang dapat digunakan untuk mendiagnosis diabetes mellitus sebagai berikut :
1.      Seseorang dikatakan menderita diabetes mellitus jika kadar glukosa darah ketika puasa lebih dari 126 mg/dl atau 2 jam setelah minum larutan glukosa 75 gram menunjukkan kadar glukosa darah lebih dari 200 mg/dl.
2.      Seseorang dikatakan terganggu toleransi glukosanya jika kadar glukosa darah ketika puasa 110 – 125 mg/dl atau 2 jam setelah minum larutan glukosa 75 gram menunjukkan kadar glukosa darah 140 – 199 mg/dl.
3.      Seseorang dikatakan normal atau tidak menderita diabetes mellitus jika kadar glukosa darah ketika puasa kurang dari 110 mg/dl, kadar glukosa darah 1 setelah minum larutan glukosa 75 gram menunjukkan kadar glukosa darah kurang dari 180 mg/dl, kadar glukosa darah 2 jam setelahnya kurang dari 140 mg/dl. (Utami, Prapti. 2003)
Kandungan gizi pada pare cukup baik. Pare mengandung protein, karbohidrat, dan sedikit lemak. Mineralnya tak kalah banyak. Pare kaya akan kalsium, zat besi dan fosfor. Vitamin yang menonjol terdapat di dalamnya adalah vitamin A dan vitamin C. Dari penelitian yang dilakukan di Jepang tahun 2003 juga diketahui bahwa biji pare merupakan anti oksidan yang cukup kuat untuk melawan radikal bebas di dalam tubuh yang memicu pembentukan sel kanker, mempercepat penuaan, penyumbatan arteri, stroke, dan diabetes mellitus. Buah pare mengandung karatin, hydroxytryptamine, vitamin A, B, dan C. Sementara itu bijinya mengandung momordisin. Hampir semua bagian tanaman ini, baik biji, bunga, daun, maupun akar, berkhasiat untuk obat. Namun, buah pare paling sering digunakan untuk bahan ramuan obat terutama diabetes mellitus. Efek farmakologis dari tanaman ini rasanya pahit dan sifatnya dingin, pare berkhasiat sebagai antiradang, menurunkan kadar glukosa darah, untuk mengobati batuk, radang tenggorok, radang mata  merah, rematik dan sariawan disentri.. Cara pemanfaatan pare untuk mengatasi Diabetes Mellitus, yaitu dengan cara  Ambil 2 buah pare, cuci dan lumatkan lalu tambahkan setengah gelas air bersih. Aduk dan peras. Minum sehari sebanyak 1 ramuan. Diulang selama 2 minggu. Untuk penggunaan biji pare, yaitu dengan cara sediakan 200 gram biji pare,  kemudian biji pare disangrai sampai kering dan ditumbuk halus. Setelah dingin disimpan dalam toples. Cara pemakaiannya seduh 10 gram bubuk biji pare dengan air matang untuk diminum 3 kali sehari. (Anonimous. 2007)
Kajian Religius
Bila dikaji dari sisi religius, pemanfaatan tumbuhan untuk mengobati penyakit dalam perspektif Islam berdasarkan ayat-ayat suci Al-Qur’an dapat tersirat dalam surat-surat, sebagai berikut :
Q.S Al Maidah 88. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.
Q.S Al An’am 141. Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila Dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.
Q.S Al Baqarah 168. Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.
Q.S Al Baqarah 57. Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu “manna” dan “salwa”[53]. makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka Menganiaya kami; akan tetapi merekalah yang Menganiaya diri mereka sendiri.
Q.S An Nahl 114. Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.
Dari ayat-ayat diatas dapat kita ketehui bahwa Allah SWT dalam penciptaan-Nya selalu memberikan manfaat kepada umat-Nya, seperti telah disebutkan dalam ayat di atas, bahwa Allah SWT telah menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan untul diambil manfaatnya.
Kesimpulan
Diabetes millitus adalah suatu jenis penyakit yang disebabkan menurunnya hormon yang diproduksi oleh kelenjar pankreas. Penurunan hormon ini mengakibatkan seluruh gula (glukosa) yang dikonsumsi tubuh tidak dapat diproduksi secara sempurna, sehingga kadar glukosa didalam tubuh akan meningkat. Tanaman pare (Momordica charantia L.) berasal dari kawasan Asia Tropis. Tanaman satu ini terkenal karena buahnya yang pahit. Justru dibalik rasa pahitnya itulah pare bermanfaat bagi kesehatan. Kandungan gizi pada pare cukup baik. Pare mengandung protein, karbohidrat, dan sedikit lemakmineral  pare kaya akan kalsium, zat besi dan fosfor. Vitamin yang menonjol terdapat di dalamnya adalah vitamin A dan vitamin C. Hampir semua bagian tanaman ini, baik biji, bunga, daun, maupun akar, berkhasiat untuk obat. Namun, buah pare paling sering digunakan untuk bahan ramuan obat terutama diabetes mellitus. Efek farmakologis dari tanaman ini rasanya pahit dan sifatnya dingin, pare berkhasiat sebagai antiradang, menurunkan kadar glukosa darah, untuk mengobati batuk, radang tenggorok, radang mata  merah, rematik dan sariawan disentri.. Cara pemanfaatan pare untuk mengatasi Diabetes Mellitus, yaitu dengan cara  Ambil 2 buah pare, cuci dan lumatkan lalu tambahkan setengah gelas air bersih. Aduk dan peras. Minum sehari sebanyak 1 ramuan. Diulang selama 2 minggu. Untuk penggunaan biji pare, yaitu dengan cara sediakan 200 gram biji pare,  kemudian biji pare disangrai sampai kering dan ditumbuk halus. Setelah dingin disimpan dalam toples. Cara pemakaiannya seduh 10 gram bubuk biji pare dengan air matang untuk diminum 3 kali sehari
Saran
Bagi masyarakat sebaiknya menggunakan bahan lokal sebagai obat alternatif dalam mengobati penyakit diabetes melllitus terutama tanaman pare,  karena tanaman ini mudah ditemukan dan harganya relatif murah. Selain itu,  dengan menggunakan bahan lokal sebagai obat alternatif lebih aman dari pada obat luar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2007. Melawan Wabah Diabetes Dunia dengan Buah Pare. (online). http://www.nusaku.com/forum/showthread.php?f=13 diakses 20 Juni 2008
Anonimous. 2007. Khasiat Buah Pare. (online). http://www.nusaku.com/forum/showthread.php?t=5931 diakses 20 Juni 2008
Anonimous. 2007. Pare. (online) http://dapurmlandhing.dagdigdug.com diakses 20 Juni 2008
Soegondo, Sidartawan. 2006. Jumlah Diabetes Mellitus. (online). www. Medicastore.com. diakses 20 Juni 2008
Utami, Prapti dan Tim Lentera. 2003. Tanaman Obat Untuk Mengatasi Diabetes Mellitus. Jakarta : Agro Media Pustaka.

BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) BUAH ALTERNATIF PENYEMBUH KANKER RAHIM

ABSTRAK
Pada 2007, penderita kanker rahim tertinggi kedua di Indonesia dan di dunia. Penyembuhan yang biasa dilakukan sering berefek negatif, diantaranya menyebabkan mual, muntah, leukopenia, stomatitis, dan lain-lain. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui potensi dari buah merah sebagai bahan hayati lokal dalam mengobati penyakit kanker rahim. Melalui riset in vitro, 50 %  sel kanker rahim dapat dimatikan oleh buah merah. Kesimpulan penulisan ini adalah buah merah sangat berpotensi dalam mengobati penyakit kanker rahim, mekanisme kerja buah merah membunuh sel-sel kanker melalui senyawa tokoferol, alfatokoferol, dan betakarotin, buah merah dimanfaatkan melalui sarinya untuk pengobatan sel kanker rahim
Kata Kunci: Buah Merah, Obat Alternatif, Kanker Rahim
PENDAHULUAN
Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali dan akan terus membela diri, selanjutnya menyusup ke jaringan disekitarnya (invasive) dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ penting serta saraf tulang belakang (Mangan, 2005). Secara garis besar kanker dibagi menjadi 4 jenis, antaralain: Karsinoma, Sarkoma, Leukimia, dan Limfoma.
Kanker merupakan masalah besar di dunia. Setiap tahun dijumpai hampir 6 juta penderita baru yang diketahui mengidap kanker, dan lebih dari 4 juta diantaranya meninggal. Kematian akibat kanker mencakup 10% dari jumlah total kematian. Separuh dari mereka yang terserang kanker, dan dua pertiga dari mereka yang meninggal akibat kanker, berada di negara berkembang. (Kardinan, 2003: hal.12). Jumlah penderita kanker saat ini semakin meningkat, dan menempati urutan keenam sebagai penyebab kematian. Data Depkes menyebutkan, sekitar enam persen atau 13,2 juta jiwa penduduk Indonesia menderita penyakit kanker dan kanker merupakan penyebab kematian ke-5 di Indonesia, setelah jantung, stroke, saluran pernafasan dan diare.
Kanker Rahim (uterus) adalah kanker yang sering terjadi di endometrium, tempat dimana janin tumbuh, sering terjadi pada wanita usia 60-70 tahun. Kanker rahim tergolong penyakit terbanyak diderita kaum perempuan. Penyakit tersebut bahkan sangat mematikan. Biasanya beragam jenis kanker, termasuk kanker rahim, muncul karena adanya pertumbuhan sel yang abnormal. Pertumbuhan sel tersebut muncul karena adanya mutasi gen. Ada berbagai faktor pemicu kanker, baik dari dalam tubuh sendiri maupun dari luar. Faktor luar pemicu kanker adalah lingkungan, zat karsinogenik, dan lain-lain.
Berdasarkan data 2001, penyakit kan­ker merupakan penyebab kematian keli­ma di Indonesia dan terus meningkat. Sedangkan berdasarkan data Globocan, Inter­na­tio­nal Agency for Research on Cancer (IARC) 2002, kanker rahim menempati urutan kedua dengan temuan kasus baru 9,7 persen dan jumlah kematian 9,3 persen dari seluruh kanker pada perempuan di dunia (Anoymous, 2007). Data dari instalasi Kanker Terpadu Tulip di RS Sardjito Yogyakarta menunjukkan dari tahun ke tahun terjadi kenaikan kasus kanker leher rahim (4,9%) dan usia penderita terbanyak 46-50 tahun. WHO mencatat setiap tahun, di dunia terdapat 490 ribu perempuan menderita kanker ini, dan 240 ribu di antaranya meninggal. Pada 2007, penderita kanker tertinggi kedua di Indonesia adalah kanker rahim. Meski belum diketahui pasti insiden kanker di Indonesia, namun berdasarkan data Globocan tersebut, pada 2002 didapatkan perkiraan  penderita kanker payudara sebesar 26 per 100.000 perempuan dan kanker leher rahim sebesar 16 persen per 100.000 perempuan (Anoymous, 2008).
Secara umum penyembuhan yang biasa dilakukan untuk penyakit kanker adalah sebagai berikut: pembedan (operasi), penyinaran (radioterapi), dan kemoterapi. Namun penyembuhan tersebut bisa berefek negatif, yakni memperburuk kondisi pasien diantaranya menyebabkan mual, muntah, leukopenia, stomatitis, dan lain-lain. Seperti yang disampaikan dr. Abidin Widjanarko, Sub bagian Hematologi-Onkologi Medik Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI dan RS Kanker Dharmais. Selain itu vaksin untuk mencegah kanker yang diproduksi oleh dua perusahaan obat berskala internasional, Merck dan GlaxoSmithKline, harga jualnya di Indonesia masih sangat mahal yaitu pertiga kali dosis suntikan sekitar Rp 3,5 juta.
Kenyataan tersebut menuntut perlunya cara alternatif yang aman untuk pengobatan kanker dengan menggunakan bahan hayati. Salah satu bahan hayati lokal yang berpotensi untuk pengobatan kanker adalah buah merah (Pandanus conoideus Lam.) Buah ini mengandung Tokoferol, Alfatokoferol, Betakaroten, Protein, Kalsium, Besi, Fosfor, Vitamin C, Asam Palmitoleat, Asam oleat, Asam linoleat, dan  Asam alfa linolenat( Anymous, 2005). Kandungan kimia terbesar dari buah merah adalah Tokoferol, alfatokoferol, dan betakaroten, yang mempunyai fungsi sebagai antioksidanyang mampu menangkal radikal bebas. Ketiga senyawa inilah yang membantu proses penyembuhan penyakit kanker, tumor, dan HIV/AIDS. Senyawa antioksidan ini bekerja menekan dan membunuh sel-sel kanker yang berbahaya.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: (1) apakah buah merah berpotensi sebagai obat penyakit kanker khususnya kanker rahim; (2) bagaimana mekanisme kerja buah merah dalam membunuh sel-sel kanker rahim; (3) bagaimana pemanfaatan buah merah sebagai obat dalam membunuh sel-sel kanker rahim? Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui potensi dari buah merah sebagai bahan hayati lokal dalam mengobati penyakit kanker rahim.
Penulisan ini memberikan beberapa manfaat. Aspek akademis memberikan informasi ilmiah pada masyarakat tentang manfaat buah merah sebagai obat untuk penyembuhan penyakit kanker terutama kanker rahim, yang berasal dari bahan hayati lokal Indonesia. Aspek ekonomi, pemanfaatan buah merah sebagai obat penyembuhan kanker rahim dapat menghemat biaya.
PEMBAHASAN
Potensi Buah Merah Sebagai Obat Kanker
Karakteristik Buah Merah
Buah merah (Pandanus conoideus Lam.) termasuk family Pandanaceae. Buah merah umumnya berbentuk panjang lonjong atau agak persegi. Panjang buah 30-120 cm. Diameter buah 10-25 cm. Buah ini umumnya berwarna merah, merah kecokelatan, dan ada pula yang berwarna kuning. Kulit buah bagian luar menyerupai buah nangka. Di Papua, beberapa daerah yang menjadi sentra buah merah adalah daerah-daerah yang berada di sepanjang lereng pegunungan Jayawijaya. Di antaranya Kelila, Bokondini, Karubaga, Kobakma, Kenyam, dan Pasema.
Di Papua terdapat lebih dari 30 jenis buah merah, tetapi ada 4 kultivar yang banyak dikembangkan yaitu :
1.      Kultivar merah panjang, memiliki buah berbentuk silindris, ujung tumpul, dan pangkal menjantung. Panjang buah mencapai 96-102 cm dengan diameter 15-20 cm. bobot buah mencapai 7-8 kg
2.      Kultivar merah pendek, memiliki buah berbentuk silindris, ujung me-lancip, dan pangkal menjantung. Panjang buah mencapai 55 cm, diameter 10-15 cm, bobot buah 2-3 kg.
3.      Kultivar merah coklat, memiliki buah berbentuk silindris, ujung tumpul, dan pangkal menjantung. Panjang buah 27-33 cm, diameter 6,9-12 cm, dan bobot buah 2-3 kg.
4.      Kultivar kuning, memiliki buah berbentuk silindris, ujung tumpul dengan pangkal menjantung. Panjang buah 35-42 cm, diameter 11-12 cm, dan bobot buah 2-3 kg.
Namun, yang banyak digunakan sebagai obat adalah buah merah panjang. Di daerah asal buah merah yaitu Papua, buah ini dikenal dengan nama sait, mongka memyeri, atau barkum. Saat ini buah merah masih termasuk endemik Papua. Buah merah banyak tumbuh di kawasan hutan sekunder dengan kondisi lembab (Mangan, 2005)
Kajian Kimia dan Farmakologis
Buah merah banyak mengandung bahan-bahan yang diperlukan dalam pengobatan penyakit. Sampel sari buah merah barugum yang berhasil diteliti oleh Fakultas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) menunjukkan kandungan senyawa kimia seperti yang tertera di Tabel berikut ini.
Tabel 1. Kandungan Senyawa Kimia Buah Merah
No Bahan Kimia Kandungan
1 Tokoferol 511 ppm
2 Alfatokoferol 351 ppm
3 Betakaroten 59,7 ppm
4 Protein 0,27 %
5 Kalsium 9,730 mg
6 Besi 17,885mg
7 Fosfor 0,774%
8 Vitamin C 0,088 ug/g
9 Asam Palmitoleat 1091 mg
10 Asam oleat 66057 mg
11 Asam linoleat 5532 mg
12 Asam alfa linolenat 589 mg
Sementara itu, penelitian I Made Budi terhadap buah merah yang dimuat di buku Buah Merah (Penebar Swadaya, 2004) menunjukkan basil seperti di 2 tabel berikut ini.
Tabel 2. Kandungan Senyawa Kimia Buah Merah
No Bahan Kimia Kandungan
1 Tokoferol 511 ppm
2 Alfatokoferol 351 ppm
3 Betakaroten 59,7 ppm
4 Protein 0,27 %
5 Kalsium 9,730 mg
6 Besi 17,885mg
7 Fosfor 0,774%
8 Vitamin C 0,088 ug/g
9 Asam Palmitoleat 1091 mg
10 Asam oleat 66057 mg
11 Asam linoleat 5532 mg
12 Asam alfa linolenat 589 mg
Tokoferol, alfatokoferol, dan betakaroten yang terkandung dalam buah merah dalam proses penyembuhan penyakit berfungsi sebagai antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas. Ketiga senyawa ini membantu proses penyembuhan penyakit kanker. Senyawa antioksidan ini bekerja menekan dan membunuh sel-sel kanker yang berbahaya. Keberadaan ketiga senyawa ini membuat buah merah sangat berpotensi dalam mengobati penyakit kanker (Anoymous, 2007)
Peran buah merah dalam membantu penyembuhan kanker ini karena kandungan tokoferol dan betakarotennya yang relatif tinggi. Kedua senyawa kimia ini bekerja sama sebagai antioksidan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sebagai antioksidan, kedua senyawa ini berperan mencegah dan menekan pembiakan sel-sel kanker. Omega 3 yang terkandung di dalam buah merah juga bisa berfungsi memperbaiki jaringan sel yang rusak, sehingga sangat disarankan bagi penderita kanker payudara.
Mekanisme Kerja Buah Merah Sebagai Obat Kanker Rahim
Tokoferol, alfatokoferol, dan betakaroten yang terkandung dalam buah merah dalam proses penyembuhan penyakit berfungsi sebagai antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas. Ketiga senyawa inilah yang membantu proses penyembuhan penyakit kanker. Senyawa antioksidan ini bekerja menekan dan membunuh sel-sel kanker yang berbahaya. Omega 3 yang terkandung di dalam buah merah juga bisa berfungsi memperbaiki jaringan sel yang rusak (Anymous, 2008)
Menurut Made, semua bahan yang terkandung dalam buah merah merupa-kan senyawa-senyawa obat yang aktif. Misalnya, betakaroten dan tokoferol (vitamin E) dikenal sebagai senyawa antioksidan yang ampuh. Betakaroten ber-fungsi memperlambat berlangsungnya penumpukan flek pada arteri. Jadi aliran darah ke jantung dan otak berlangsung tanpa sumbatan. Interaksinya dengan protein meningkatkan produksi antibodi. Betakaroten meningkatkan jumlah sel-sel pembunuh alami dan memperbanyak aktivitas sel-sel T helpers dan limposit. Ada studi yang membuktikan, bahwa konsumsi betakaroten 30-60 mg/hari selama 2 bulan membuat tubuh memiliki sel-sel pembunuh alami lebih banyak (Bagoes Illen, 2007)
Bertambahnya sel-sel pembunuh alami akan menekan kehadiran sel-sel kanker. Mereka ampuh menetralisir radikal bebas-senyawa karsinogen penyebab kanker. Jika antioksidan tersedia setiap saat dalam darah sel-sel tubuh terlindung dari kerusakan akibat radikal bebas. Berdasarkan penelitian Made, buah merah menghasilkan antioksidan yang bersifat antikanker dan tokoferol atau vitamin E.
Peran buah merah sebagai antikarsinogen makin lengkap dengan keha-diran tokoferol. Senyawa ini berperan dalam memperbaiki sistem kekebalan tu-buh. Tokoferol juga mengurangi morbiditas dan mortalitas (kematian) sel-sel ja-ringan, sehingga akan menangkal dan mematikan serbuan radikal bebas. Kolesterol dalam darah pun dapat dinetralisir oleh tookferol. Selain itu, buah merah mengandung omega-9 dan omega-3 dalam dosis tinggi. Sebagai asam lemak tak jenuh, ia gampang dicerna dan diserap sehingga memperlancar proses metabolisme. buah merah meluruhkan LDL (kolesterol yang mengakibatkan penumpukan flek di dalam pembuluh) dan meningkatkan kadar HDL (kolesterol yang memperlancar proses peredaran darah). Efeknya, terjadi keseimbangan kolesterol di dalam darah
Betakaroten dan Alfa tokoferol dikenal sebagai antioksidan sekunder yang berfungsi menangkap radikal bebas dan mencegah terjadinya reaksi berantai. Reaksi inilah yang menghambat terjadinya penumpukan flek pada arteri, sehingga aliran darah ke jantung dan otak menjadi lancer. Interaksinya dengan protein meningkatkan produksi antibodi. Ia meningkatkan jumlah sel-sel pembunuh alami dan memperbanyak aktivitas sel-sel T helpers dan limposit
Setahun terakhir, banyak yang membuktikan khasiat buah merah. Prof.Dr.Sumali Wiryowidagdo dari jurusan Farmasi Universitas Indonesia membuktikannya melalui riset in vitro. Sang guru besar itu memanfaatkan sel L 1210 dan HeLa – masing-masing penyebab kanker leukemia dan kenker rahim. Sel kanker dimasukkan ke media di cawan dan diinkubasikan. Buah merah diberikan bertahap dari dosis terkecil hingga menyebabkan kematian 50% sel kanker. Penghambatan  pertumbuhan sel kanker dihitung dengan microplate reder. Kemam-puan buah merah mematikan 50% sel, indikator adanya aktivitas antikanker. Hasil riset menunjukkan, sari buah merah terbukti antikanker leukemia. Nilai LC50 mencapai 20,04ug/ml. Artinya, untuk mematikan 50% total sel kanker, perlu sari buah merah berdosis 20,04ug/ml. Sedangkan nilai LC50 untuk sel HeLa 240ug/ml. (Anymous, 2008)
Berdasarkan penelitian farmasi UI yang menguji efek farmakologis buah merah didapatkan hasil uji toksitas menunjukkan LD50 mencit jantan 2,687 g/kg bb. dan menci betina 6,714 g/kg bb. Hal ini menunjukkan dosis buah merah yang banyak dianjurkan cukup aman (Anymous, 2007)
Dari beberapa hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa buah merah sangat efektif dalam mengobati kanker terutama kanker rahim hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan Prof.Dr.Sumali Wiryowidagdo dari jurusan Farmasi Universitas Indonesia yang membuktikannya melalui riset in vitro. Selain itu, dari segi keamanan buah merah cukup aman dikonsumsi sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
Pemanfaatan Buah Merah Sebagai Obat Kanker.
Pemanfaatan buah merah untuk mengobati penyakit kanker umumnya dalam bentuk sari buah merah yang tersedia dalam bentuk cair (tincture). Proses pembuatan sari buah merah ini sebagai berikut:
1.      Memilih buah yang benar-benar matang yaitu kulit buah berwarna merah menyala dan jarak antar tonjolan cukup jarang.
2.      Buah dibelah, lalu dikeluarkan empelurnya, selanjutnya dipotong-potong, kemudian dicuci dengan air hingga bersih.
3.      Daging buah dikukus dengan api sedang sekitar 1-1,5 jam. Setelah matang dan daging buah lunak, diangkat dan didinginkan.
4.      Tambahkan sedikit air, lalu diperas hingga menjadi seperti pasta. Saring pasta untuk memisahkan bijinya.
5.      Pasta dimasak kembali dalam wajan selama 4-5 jam. Setelah mulai mendidih, pasta tetap dibiarkan di atas api selama 10 menit hingga muncul minyak berwarna kehitaman di atas permukaan pasta.
6.      Angkat dan diamkan selama 1 hari. Minyak yang terbentuk diambil perlahan-lahan dengan menggunakan sendok, pindahkan minyak ke wadah transparan seperti gelas atau mangkuk, lalu diamkan selama 2 jam hingga minyak dan air benar-benar terpisah.
7.      Kemudian pisahkan minyak ke wadah lain dengan menggunakan sendok. Diamkan lagi selama 2 jam. Jika sudah tidak ada air yang tercampur, berarti proses pengolahan sudah berakhir. Dari satu buah akan diperoleh sari buah merah sebanyak 150-200 ml.
(Redaksi Trubus, 2005).
Dosis untuk terapi pengobatan penyakit kanker, sari buah merah diminum 3×1 sendok teh setelah makan, sedangkan untuk memelihara kesehatan cukup 2×1 sendok teh sehari. Dalam proses penyembuhan sangat dianjurkan buah merah dikombinasikan bersama herbal lain yang berkhasiat membunuh kanker secara langsung seperti keladi tikus, dan sambiloto. Selain itu, juga perlu dikonsumsi bersama dengan suplemen makanan lain seperti spirulina sehingga proses penyembuahan kanker lebih cepat. Saat mengkonsumsi buah merah, hindari pengencer dari aspirin atau golongan warfarin (Mangan, 2005).
               Penderita kanker  stadium 2-4 dianjurkan mengonsumsi 1 sendok makan 3 kali sehari sesudah makan. Jika sedang menjalani kemoterapi, konsumsi sari buah merah dilakukan 2 hari sesudahnya. Dosis 2 x sehari, masing - masing 1 sendok makan.
Kajian Religi
Bila dikaji dari sisi religius, Allah SWT sangat menganjurkan menggunakan tumbuh-tumbuhan dalam mengobati suatu penyakit, hal ini seperti tersirat dalam ayat-ayat suci Al-Qur’an sebagai berikut:
Q.S Al An’am ayat 141: “Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.
Q.S Al Baqarah ayat 57:”Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu “manna” dan “salwa”[53]. Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka menganiaya Kami; akan tetapi merekalah yang  ”menganiaya diri mereka sendiri”.
Q.S Al Baqarah ayat168: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”.
Q.S An Nahl ayat114:”Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah”.
Q.S Al Maa’idah ayat 88:”Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya”
Dari ayat-ayat di atas dapat kita ketahui bahwasanya Allah SWT, menganjurkan umatnya untuk makan-makanan yang halal lagi baik diantarannya adalah mengkonsumsi tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat-obatan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penulisan tentang “BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) BUAH ALTERNATIF PENYEMBUH KANKER RAHIM” maka dapat disimpulkan bahwa:
1.      Buah merah sangat berpotensi sebagai obat kanker terutama kanker rahim, hal ini karena buah merah mengandung senyawa Tokoferol, Alfatokoferol, dan Betakaroten  sebagai senyawa dalam mengobati penyakit kanker terutama kanker rahim.
2.      Mekanisme buah merah dalam membunuh sel-sel kanker yaitu senyawa Tokoferol, alfatokoferol, dan  Betakaroten akan menekan dan membunuh sel-sel kanker. Omega 3 akan memperbaiki jaringan sel yang rusak akibat kanker.
3.      Pemanfaatan buah merah sebagai obat kanker dengan cara diambil sarinya.
SARAN
Berdasarkan penulisan ini, disarankan pada pemerintah lebih mempopuler-kan khasiat buah merah sebagai alternatif obat penyakit kanker. Masyarakat juga diharapkan lebih memanfaatkan potensi hayati lokal sebagai obat yaitu buah merah karena telah teruji khasiatnya dalam mengobati kanker dan harganya lebih murah dari pada pengobatan medis.
DAFTAR PUSTAKA
Anoymous.2008.Buah Merah Mengatasi Berbagai Penyakit Degeratif.(Online). (http://id.88db.com/id/Members/Member_Info.page?mid=75430). Diakses tanggal 20 Juni 2008

Anoymous.2008. Dicanangkan, Program Nasionai Deteksi Kanker Rahim dan Payudara. (Online). (http://www.kompas.com/index.php/kesehatan/news). Diakses tanggal 26 Juni 2008

Anoymous.2008.Fakta Terbaru Buah Merah.(Online).(http://www.ditplb.or.id/2006/index.php?menu=profile&pro=iduser=5). Diakses tanggal 22 Juni 2008
Anoymous.2007.Bukti Ilmiah Sari Buah Merah.(Online). (http://www.deherba.com/sekilas-buah-merah-2.html). Diakses tanggal 20 Juni 2008
Anoymous.2007. KandunganBuah Merah. (Online).
(http://www.deherba.com/tentang -kami-2.html). Diakses tanggal 18 Juni 2008

Anoymous.2007. Wanita Indonesia Rentan Kena Kanker Rahim. (Online). (http:// www.rmexpose.com). Diakses tanggal 26 Juni 2008

Anoymous.2005. Sari buah merah yang belakangan diketahui dapat menyembuhkan berbagai penyakit. (Online). (http://www.jokam.com/jokam_plugins/forum/forum.php). Diakses tanggal 21 Juni 2008

Illen, Bagoes.2007.Ada Harapan Dari Sari Buah Merah.(Online).(http://students.ukdw.ac.id/~22053818/isi.html). Diakses tanggal 19 Juni 2008
Kardinan, Agus dkk. 2003. Tanaman Obat Penggempur Kanker. Depok: Agromedia
Mangan, Yelia.2005. Cara Bijak Menaklukkan Kanker. Jakarta: PT. Agromedia Pustaka
Redaksi Trubus. 2005. Panduan Praktis Buah Merah Bukti Empiris dan Ilmiah.
Penebar Swadaya. Jakarta. 105 hlm

POTENSI SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens) SEBAGAI OBAT PENYAKIT KANKER PARU-PARU

ABSTRAK
Di Indonesia penyakit kanker paru menduduki peringkat ke-3 atau ke-4 diantara penyakit keganasan di rumah-rumah sakit. Cara alamiah dalam mengobati kanker yaitu menggunakan tumbuhan sarang semut. Penulisan ini bertujuan mengetahui kemampuan sarang semut sebagai obat alternatif penyakit kanker yang berasal dari potensi lokal Indonesia. Dalam uji in vitro, Sarang Semut ampuh mengatasi sel kanker paru-paru. Kesimpulan penulisan ini sarang semut berpotensi dalam mengobati penyakit kanker karena mengandung zat yang penting bagi penyembuhan penyakit kanker yaitu flavonoid. Mekanisme kerja dari sarang semut adalah melalui flavonoid. Pemanfaaatan tumbuhan sarang semut sebagai obat kanker terdapat dalam bentuk serbuk dan kapsul
Kata Kunci: Sarang Semut, Obat Alternatif, Kanker
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kanker sebenarnya merupakan suatu tumor atau neoplasma atau neoblastama, yang terdiri dari tumor jinak (benign, benigna) dan tumor ganas (malignant, maligna, kanker). Kanker dapat tumbuh dari jenis sel apapun dan di dalam jaringan tubuh manapun, dan bukanlah suatu penyakit tunggal tetapi merupakan sejumlah besar penyakit yang digolongkan berdasarkan jaringan dan jenis sel asal(Anoymous, 2000). Golongan ini terdiri dari ratusan jenis, tetapi ada empat golongan utama, seperti: sarkoma, karsinoma, leukemia dan limfoma
Kanker merupakan masalah besar di dunia. Setiap tahun dijumpai hampir 6 juta penderita baru yang diketahui mengidap kanker, dan lebih dari 4 juta diantaranya meninggal. Kematian akibat kanker mencakup 10% dari jumlah total kematian. Separuh dari mereka yang terserang kanker, dan dua pertiga dari mereka yang meninggal akibat kanker, berada di negara berkembang. (Kardinan, 2003: hal.12). Kanker tercatat sebagai penyebab kematian yang dominan pada anak-anak usia 3-14 tahun. Menurut American Cancer Society, penyebab kematian terbesar pada wanita adalah kanker payudara (19%), kanker paru-paru (19%), serta kanker kolon dan rektum (15%). Sementara pada pria, didominasi oleh kanker paru (34%), kanker kolon dan rektum (12%), serta kanker prostat (10%). Diperkirakan, 80-90% kanker disebabkan oleh faktor-faktor yang terkait dengan lingkungan dan makanan (Anonymous, 2008). Data Depkes menyebutkan, sekitar enam persen atau 13,2 juta jiwa penduduk Indonesia menderita penyakit kanker dan kanker merupakan penyebab kematian ke-5 di Indonesia, setelah jantung, stroke, saluran pernafasan dan diare.
Kanker yang banyak menimbulkan kematian di seluruh belahan dunia adalah kanker paru. Dari tahun ke tahun jumlahnya meningkat baik di Negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang maupun di Negara berkembang termasuk Indonesia. Di Amerika Serikat kematian karena kanker paru mencapai 36% dari seluruh kematian kanker pada laki-laki, dan merupakan urutan pertama penyebab kematian pada laki-laki (Manggunnegoro, 1990). Di Indonesia penyakit kanker paru menduduki peringkat ke-3 atau ke-4 diantara penyakit keganasan di rumah-rumah sakit. Atmanto (1992) menyatakan kanker paru merupakan penyakit dengan keganasan tertinggi diantara jenis kanker lainnya di Jawa Timur dengan angka Case Fatality Rate (CFR) sebesar 24,1%. Pada tahun 1998 di RS kanker Dharmais, kanker paru menempati urutan kedua tebanyak setelah kianker payudara yaitu sebanyak 75 kasus (Nasar, 2000)
Hingga kini pengobatan neoplastik atau kanker dapat dilakukan dengan dengan 3 cara yaitu: pembedahan, radiasi, dan dengan pemberian obat anti neoplastik atau anti kanker. Namun, ke-3 cara pengobatan diatas banyak member-kan efek samping kepada pasien sepetri terjadi komplikasi, dan penekanan fungsi sumsum tulang.
Kenyatan tersebut menuntut perlunya cara alternatif yang aman untuk memberantas kanker dengan menggunakan bahan alami, dimana bahan dasarnya menggunakan tanaman. Salah satu yang berpotensi sebagai obat alami adalah tumbuhan sarang semut. Sarang semut mengandung senyawa Flavonoid, Tanin, dan Poliefenol yang berfungsi sebagai antioksidan dalam tubuh (Subroto, Ahkam dan Hendro Saputro, 2008). Kemampuan Sarang Semut secara empiris untuk pengobatan berbagai jenis kanker/tumor tersebut diduga kuat berkaitan dengan kandungan flavonoidnya. Ada beberapa mekanisme kerja dari flavonoid dalam melawan tumor/kanker, misalnya inaktivasi karsinogen, antiproliferasi, penghambatan siklus sel, induksi apoptosis dan diferensiasi, inhibisi angiogenesis, dan pembalikan resistensi multi-obat atau kombinasi dari mekanisme-mekanisme tersebut (Anonymous, 2008).
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah yaitu:
-          Bagaimana potensi tumbuhan sarang semut dalam membasmi penyakit kanker terutama kanker paru-paru?
-          Bagaimana mekanisme kerja dari tumbuhan sarang semut dalam memberantas penyakit kanker paru-paru ?
-          Bagaimana pemanfaatan tumbuhan sarang semut sebagai obat dalam memberantas penyakit kanker paru-paru ?
Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan sarang semut sebagai obat alternatif untuk penyembuhan penyakit kanker yang berasal dari potensi lokal Indonesia.
Manfaat Penulisan
Penulisan ini memberikan beberapa manfaat. Aspek akademis memberikan informasi ilmiah pada masyarakat tentang manfaat sarang semut sebagai obat alternatif untuk penyembuhan penyakit kanker terutama kanker paru-paru yang berasal dari potensi lokal Indonesia. Aspek ekonomi, pemanfaatan sarang semut sebagai obat alternatif penyembuhan kanker paru-paru dapat menghemat biaya.
PEMBAHASAN
Potensi Sarang Semut
Tumbuhan Sarang Semut (Myrmecodia pendens) merupakan salah satu tumbuhan epifit dari Hydnophytinae (Rubiaceae) yang dapat berasosiasi dengan semut. Tumbuhan ini bersifat epifit, artinya tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain, tetapi tidak hidup secara parasit pada inangnya, hanya sebagai tempat menempel.
Genus tumbuhan sarang semut dibagi menjadi beberapa spesies berdasarkan struktur umbinya. Ditemukan sebanyak 26 spesies sarang semut. Semua spesies dari tumbuhan tersebut memilki batang menggelembung dan berongga-rongga serta dihuni oleh semut. Tumbuhan ini dapat ditanam dengan mudah tanpa adanya semut dan etap membentuk batang menggelembung dan berongga-rongga secara normal.
Penyebaran dan Ekologi
Penyebaran tumbuhan sarang semut banyak ditemukan, mulai dari Semenanjung Malaysia hingga Filipina, Kamboja, Sumatera, Kalimantan, Jawa, Papua, Papua Nugini, Cape York hingga Kepulauan Solomon. Di Propinsi Papua, tumbuhan sarang semut dapat dijumpai, terutama di daerah Pegunungan Tengah yaitu di hutan belantara Kabupaten Jayawijaya. Kabupaten Tolikara, Kabupaten Puncak Jaya, Kabupaten Pegunungan Bintang, dan Kabupaten Paniai. Secaa ekologi, tumbuhan sarang semut tersebar dari hutan bakau dan pohon-pohon di pinggir pantai hingga ketinggian 2.400 m di atas permukaan laut (dpl). Tumbuhan sarang semut paling banyak ditemukan di padang rumput. Tumbuhan sarang semut jarang ditemukan di hutan tropis dataran rendah, tetapi lebuh banyak ditemukan di hutan dan daerah pertanian terbuka dengan ketinggian sekitar 600 m dpl.
Kajian Kimia dan Farmokologi
Uji penapisan kimia dari tumbuhan Sarang Semut menunjukkan bahwa tumbuhan ini mengandung senyawa-senyawa kimia dari golongan flavonoid dan tanin. Flavonoid merupakan golongan senyawa bahan alam dari senyawa fenolik yang banyak merupakan pigmen tumbuhan. Saat ini lebih dari 6.000 senyawa yang berbeda masuk ke dalam golongan flavonoid. Flavonoid merupakan bagian penting dari diet manusia karena banyak manfaatnya bagi kesehatan. Fungsi kebanyakan flavonoid dalam tubuh manusia adalah sebagai antioksidan sehingga sangat baik untuk pencegahan kanker. Manfaat flavonoid antara lain adalah untuk melindungi struktur sel, memiliki hubungan sinergis dengan vitamin C (meningkatkan efektivitas vitamin C), antiinflamasi, mencegah keropos tulang, dan sebagai antibiotic (Subroto, Ahkam dan Hendro Saputro, 2007)
Dalam banyak kasus, flavonoid dapat berperan secara langsung sebagai antibiotik dengan mengganggu fungsi dari mikroorganisme seperti bakteri atau virus. Fungsi flavonoid sebagai antivirus telah banyak dipublikasikan, termasuk untuk virus HIV (AIDS) dan virus herpes. Selain itu, flavonoid juga dilaporkan berperan dalam pencegahan dan pengobatan beberapa penyakit lain seperti asma, katarak, diabetes, encok/rematik, migren, wasir, dan periodontitis (radang jaringan ikat penyangga akar gigi). Penelitian­-penelitian mutakhir telah mengungkap fungsi-fungsi lain dari flavonoid, tidak saja untuk pencegahan, tetapi juga untuk pengobatan kanker.
Tabel 1. Komposisi dan Kandungan Senyawa Aktif
Tumbuhan Sarang Semut
No
Parameter
Satuan
Nilai
01
Energi
Kkal/ 100 g
350,52
02
Kadar air
g/ 100 g
4,54
03
Kadar abu
g/100 g
11,13
04
Kadar lemak
g/ 100 g
2,64
05
Kadar protein
g/100 g
2,75
06
Kadar karbohidrat
g/100 g
78,94
07
Tokoferol
mg/100 g
31,34
08
Total fenol
g/100 g
0,25
09
Kalsium (Ca)
g/100 g
0.37
10
Natrium (Na)
mg/100 g
68,58
11
Kalium (K)
g/100 g
3,61
12
Seng (Zn)
mg/100 g
1,36
13
Besi (Fe)
mg/100 g
29,24
14
Fosfor (P)
g/100 g
0,99
15
Magnesium (Mg)
g/100 g
1,50
Seperti dalam tabel di atas tumbuhan Sarang Semut kaya akan antioksidan tokoferol (vitamin E) sekitar 313 ppm dan beberapa mineral penting untuk tubuh seperti kalsium, natrium, kalium, seng, besi, fosfor, dan magnesium.
Analisis antioksidan dari ekstrak kasar tumbuhan sarang semut dengan menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) menunjukkan bahwa ekstrak tersebut memiliki aktivitas antioksidan sedang, yaitu diperoleh nilai IC50 sebesar 48,6 ppm. Sementara alfa­tokoferol yang merupakan antioksidan kuat dengan nilai IC50 diperoleh angka sebesar 5,1 ppm. IC50 merupakan konsentrasi dari antioksidan yang dapat meredam atau menghambat 50% radikal bebas. Semakin kecil nilai IC50 dari suatu antioksidan maka semakin kuat antioksidan tersebut. Alfa-tokoferol pada konsentrasi 12 ppm telah mampu meredam radikal bebas sebanyak 96% dan persentase inhibisi ini tetap konstan untuk konsentrasi­konsentrasi yang lebih tinggi dari 12 ppm. Hasil penelitian ini mempunyai makna bahwa alfa-tokoferol pada konsentrasi rendah pun telah memiliki aktivitas peredam radikal bebas hingga mendekati 100%.
Sarang Semut Sebagai Obat Kanker Paru-Paru
Tumbuhan sarang semut  diperkenalkan pertama kali di pedalaman Papua yang biasa digunakan sebagai obat oleh warga setempat selain buah merah, tanaman ini sudah digunakan secara turun temurun. Tanaman ini diolah sebagai campuran bubur dan juga sebagi minuman dengan tujuan untuk meningkatkan imunitas tubuh (Anoymous, 2007). Masyarakat Wamena, Papua, umumnya merebus 1 sendok makan sarang semut dalam 2 gelas air hingga mendidih dan tersisa 1 gelas.
Sejak tahun 2001, Hendro Saputro mulai memproduksi tumbuhan sarang semut dalam bentuk serbuk sebagai obat tradisional. Secara mengejutkan ekstrak rebusan air (deoktum) dari tumbuhan sarang semut tersebut dapat menyembuhkan berbagai penyakit berat seperti tumor, kanker, jantung, TBC dan lain lain. Bukti empiris tersebut membuat semakin banyak masyarakat yang ingin memanfaatkan sarang semut untuk mengobati berbagai penyakit. Khusus untuk penyakit kanker tumbuhan sarang semut telah dilakukan ujicoba untuk mengetahui keampuhannya.
Kemampuan Sarang Semut secara empiris untuk pengobatan berbagai jenis kanker diduga kuat berkaitan dengan kandungan flavonoid Sarang Semut. Flavonoid merupakan golongan senyawa bahan alam dari senyawa fenolik yang banyak merupakan pigmen tumbuhan. Saat ini lebih dari 6.000 senyawa yang berbeda masuk ke dalam golongan flavonoid. Flavonoid merupakan bagian penting dari diet manusia karena banyak manfaatnya bagi kesehatan. Fungsi kebanyakan flavonoid dalam tubuh manusia adalah sebagai antioksidan sehingga sangat baik untuk pencegahan kanker. Manfaat flavonoid antara lain adalah untuk melindungi struktur sel, memiliki hubungan sinergis dengan vitamin C (meningkatkan efektivitas vitamin C), antiinflamasi, mencegah keropos tulang, dan sebagai antibiotik.
Dalam banyak kasus, flavonoid dapat berperan secara langsung sebagai antibiotik dengan mengganggu fungsi dari mikroorganisme seperti bakteri atau virus. Penelitian­-penelitian mutakhir telah mengungkap fungsi-fungsi lain dari flavonoid, tidak saja untuk pencegahan, tetapi juga untuk pengobatan kanker terutama knekr paru-paru. Banyak mekanisme kerja dari flavonoid yang sudah terungkap, misalnya inaktivasi karsinogen, antiproliferasi, penghambatan siklus sel, induksi apoptosis dan diferensiasi, inhibisi angiogenesis, serta pembalikan resistensi multi-obat atau kombinasi dari mekanisme-mekanisme tersebut (Anoym ous,2007).
Dalam uji in vitro, terbukti bahwa Sarang Semut ampuh mengatasi sel kanker terutama kanker paru-paru (Anoymous, 2007). Yang membuktikan keampuhan itu adalah Qui Kim Tran dari Universit National of Hochiminch City dan koleganya Yasuhiro Tezuka, Yuko Harimaya, dan Arjun Hari Banskota. Ketiga orang sejawat Qui itu bekerja di Toyama Medical and Pharmaceutical University
Dalam penelitiannya Qui Kim Tran menggunakan Sarang Semut yang berbobot 2-3 kg, kemudian diekstrak dengan berbagai pelarut seperti air, methanol, dan campuran methanol-air. Mereka lantas menumbuhkan 3 sel kanker yang amat metastesis alias mudah menyebar ke bagian tubuh lain seperti kanker serviks, kanker paru, dan kanker usus. Masing-masing hasil ekstraksi itu lalu diberikan kepada setiap sel kanker. Hasilnya menakjubkan, Sarang Semut mempunyai aktivitas antiproliferasi. Dalam dunia kedokteran, proliferasi berarti pertumbuhan sel yang amat cepat dan abnormal. Kanker memang berarti pertumbuhan sel yang cepat dan tak terkendali. Antiproliferasi berarti menghambat proses perbanyakan sel itu. Seperti dikutip Biology Pharmaceutical Bulletin, Qui Kim Tran dan rekan-rekannya menuturkan bahwa seluruh ekstrak Sarang Semut menekan proliferasi sel tumor manusia. Dalam uji itu terbukti tingkat efektivitas EC50 mencapai 9,97 mg/ml pada ekstrak methanol. Artinya hanya dengan dosis kecil, 9,97 mg/ml, ekstrak Sarang Semut mampu menekan 50% laju pertumbuhan sel kanker. Sedangkan EC50 pada ekstrak air 22,3 mg/ml; campuran methanol-air, 11,3 mg/ml. Riset tersebut meneguhkan pengalaman empiris banyak orang yang sembuh dari kanker. Selain itu, Sarang Semut juga mengandung tokoferol. Tokoferol mirip vitamin E yang berefek antioksidan efektif. Menurut Prof Dr Elin Yulinah Sukandar, guru besar Farmasi ITB, kandungan tokoferol itu cukup tinggi. Tokoferol berfungsi sebagai antioksidan dan antikanker. Ia menangkal serangan radikal bebas dengan cara antidegeneratif, katanya. Senyawa kaya vitamin E itu juga berfaedah sebagai antipenuaan. Bila kita mengkonsumsi banyak lemak dan radikal bebas, dengan adanya tokoferol akan mengatasinya, ujar ahli Ahmad Sulaeman PhD. Doktor ahli nutrisi alumnus University of Nebraska Lincoln itu mengungkapkan, peran vitamin E bagi kesehatan amat vital. Ia mencegah asam lemak tak jenuh, komponen sel membran dari oksidasi oleh radikal bebas.
Dalam segi keamanan konsumen, riset ilmiah yang telah dilakukan oleh Muhammad Ahkam Subroto, doktor alumnus University of New South Wales Sydney, Australia, telah menjamin keamanan dari herba ini. Riset itu membuktikan, konsumsi 3 kali 1 sendok makan Sarang Semut per hari masih sangat aman. Hasil riset tersebut medapati angka LD50 sarang semut amat tinggi sehingga keamanan konsumen terlindungi. Dimana kriteria obat yang bagus jika dosis efektif berjauhan dengan LD50. Dari hasil uji yang dilakukan oleh para ahli terdahulu dapat kita ketahui bahwa ternyata sarang semut sangat efektif dalam membasmi kanker terutama kanker paru-paru, selain itu dari segi keamanan sarang semut sangat aman digunakan sebagai obat dalam membasmi penyakit terutama kanker paru-paru karena hasil riset mendapati angka LD50 sarang semut amat tinggi sehingga sangat aman bagi konsumen.
Ramuan Sarang Semut untuk Mengobati Kanker Paru-Paru
Sebagai obat biasanya sarang semut digunakan dalam bentuk serbuk. Proses pembuatan serbuk sarang semut ini adalah: kupas kulit dari umbi sarang semut, belah umbi tersebut menjadi beberapa bagian yang lebih kecil, iris potongan-potongan umbi tersembut dengan mesin iris, keringkan irisan potongan-potongan umbi tesebut dengan oven pengering pada suhu 700 C selama 3×24 jam, giling irisan dengan mesin gilig sesuai ukuran mesh yang dikehendaki, lakukan sterilisasi bubuk kering tersebut, kemas bubuk kering tersebut dalam kantong alumunium foil.
Selain dalam bentuk serbuk, sarang semut juga bisa dikemas dalam bentuk kapsul, mengenai proses pembuatan kapsul adalah sebagai berikut: ekstra bubuk kering sarang semut dengan air atau etanol (pilih salah satunya) menggunakan mesin ekstraktor hingga menjadi bubuk kering ekstrak, lakukan sterilisasi bubuk kering hasil ekstraksi, masukkan bubuk hasil ekstraksi ke dalam kapsul, kemas kapsul bubuk kering ekstrak dalam botol. Adapun dosis pemakaian yang direkomendasikan secara umum untuk berbagai penyakit terutama kanker paru-paru yaitu: sarang semut hasil rebusan, untuk penyembuhan, minumlah satu gelas air (250 cc) air hasil rebusan sarang semut secara teratur 2-3 kali sehari hingga sembuh. Jika dalam bentuk kapsul ukuran 500 mg, dosis pengobatan untuk setiap penyakit adalah 1-2 kapsul sekali minum 3 kali sehari.
Kajian Religius
Bila dikaji dari sisi religius, pemannfaatan tumbuhan untuk mengobati penyakit dalam perspektif Islam berdasarkan ayat-ayat suci Al Qur’an, dapat tersirat dalam surat-surat sebagai  berikut.
Q.S Al An’am
141. Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.
Q.S Al Baqarah
57. Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu “manna” dan “salwa”. Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka menganiaya Kami; akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.
Q.S Al Baqarah
168. Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.
Q.S An Nahl
114. Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.
Q.S Al Maa’idah
88. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.
Dari ayat-ayat diatas dapat kita ketahui bahwa adanya penyakit-penyakit ini pastilah ada obatnya karena sesungguhnya Allah SWT dalam penciptaanya selalu memberikan manfaat kepada umatnya. Seperti telah di sebutkan dalam ayat diatas bahwa Allah sudah menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan untuk di ambil manfaatnya.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penulisan “Sarang Semut (Myrmecodia pendens) Tumbuhan Unik Penggempur Kanker” dapat diambil kesimpulan bahwa:
-          Tumbuhan sarang semut sangat berpotensi digunakan dalam mengobati penyakit kanker terutama kanker paru-paru karena banyak mengandung zat yang penting bagi penyembuhan penyakit kanker terutama kandungan flavonoid.
-           Mekanisme kerja dari sarang semut adalah melalui flavonid. Mekanisme kerja flavonoid yang sudah terungkap dalam membasmi penyakit kanker terutama kanker paru-paru, misalnya inaktivasi karsinogen, antiproliferasi, penghambatan siklus sel, induksi apoptosis dan diferensiasi, inhibisi angiogenesis, serta pembalikan resistensi multi-obat atau kombinasi dari mekanisme-mekanisme tersebut.
-          Pemanfaaatan tumbuhan sarang semut sebagai obat kanker biasanya dalam bentuk serbuk dan kapsul
SARAN
Berdasarkan penulisan ini maka dapat disarankan bahwa masyarakat diharapkan lebih memilih mengkonsumsi sarang semut dalam mengobati penyakit kanker karena khasiatnya telah teruji, murah dan lebih aman dibandingkan dengan melalui pengobatan yang konvesional
DAFTAR PUSTAKA
Anoymous. 2008. Apa itu Kanker. (Online). http://kanker.roche.co.id/berita_kanker_terbaru.php. Diakses tanggal 22 Juni 2008.
Anoymous. 2008. Sarang Semut sang Obat. (Online). http://smilegung.multiply.com/journal/item/21/Sarang_Semut_sang_Obat. Diakses tanggal 21 Juni 2008.
Anoymous. 2007. Bukti Ilmiah Sarang Semut.(Online). http://www.deherba.com/bukti-ilmiah-sarang-semut-2.html. Diakses tanggal 20 Juni 2008.
Anoymous. 2007. Kandungan Sarang Semut. (Online). http://www.deherba.com/kandungan-sarang-semut.html. Diakses tanggal 20 Juni 2008.
Anoymous. 2007. Sekilas Sarang Semut. (Online). http://www.deherba.com/sekilas-sarang-semut-2.html. Diakses tanggal 21 Juni 2008.
Anoymus. 2000. Kanker. (Online). http://www.Satumed.com/SemuaBeritaTentangKanker. Diakses tanggal 21 Juni 2008.
Kardinan, Agus dkk. 2003. Tanaman Obat Penggempur Kanker. Depok: Agromedia.
Mangunnegoro, H. 1990. Menyongsong Era Kanker Paru di Indonesia. Dalam:Yunus, F et al (eds). Simposium Kanker Paru Diagnosis dan Terapi. 10/3. 1990. Bagian Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta:  1-8
Nasar, I.M. 2000. Situasi Penyakit Kanker di Akhir Abad ke-20 dan Problemanya. Dalam: Simatupang, A. et al (eds). Prosiding Seminar Sehari Onkologi. Lembaga Penelitian Universitas Kristen Indonesia. Jakarta:1-8
Subroto, Ahkam dan Hendro Sapitro. 2007. Gempur Penyakit dengan Sarang Semut. Jakarta: PT Agromedia Pustaka.

DIET TERAPHY PADA PENYAKIT JANTUNG

BAB I
PEDAHULUAN
Saat ini penyakit jantung dan pembuluh darah menjadi pembunuh no.1 di Indonesia dan jumlah penderitanya terus bertambah. Bahkan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa penyakit kardiovaskular akan menjadi penyebab terbesar kasus kematian di seluruh dunia pada tahun 2020.
Di Indonesia Penyakit jantung adalah pembunuh nomor 3. Pertama segolongan masyarakat menjadi lebih waspada untuk menjaga kesehatan jantungnya. Kedua golongan ini yang bersikap masa bodoh karena merasa bahwa merasa stiap orang akhirnya akan meninggal dunia. Jantung adalah organ tubuh yang bekerja paling kuat. Setiap harinya organ tubuh ini memompa ±16.000 liter darah keseluruh tubuh melalui pembuluh darah sepanjang sekitar 90.000 km. Walaupun relatif kecil namun organ ini bekerja dua kali lebih keras dari pada betis pelari sprint atau otot lengan petinju kelas berat. Tidak ada otot kecuali otot rahim wanita yang bekerja siang dan malam selama 70 tahun atau lebih seperti jantung. Berikut ini terdapat beberapa anjuran yang akan berguna bagi pemeliharaan kesehatan jantung. Namun, yang perlu ditekankan bahwa dengan mengikuti anjuran – anjuran bukan berarti kita akan kebal terhadap penyakit jantung, sebab sampai sekarang belum ada sesuatupun yang dapat memberi kekebalan seperti itu.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Penyakit jantung
Penyakit jantung adalah penyakit yang mengganggu sistem pembuluh darah atau lebih tepatnya menyerang jantung dan urat-urat darah, beberapa contoh pentakit jantung seperti penyakit jantung koroner, serangan jantung, tekanan darah tinggi, stroke, sakit di dada (biasa disebut “angina”) dan penyakit jantung rematik (Wisasi, 2008).
Sabda Nabi SAW:
“Ketahuilah sesungguhnya di dalam tubuh manusia ada segumpal daging, bila ia baik maka sehatlah seluruh tubuh itu, dan jika ia rusak maka akan sakitlah seluruh tubuh itu. Sesungguhnya itu adalah jantung”. (HR Bukhari dan Muslim)
Penyakit-penyakit kardiovaskuler (pembuluh darah) antara lain:
a         Aterosklerosis adalah suatu proses dimana suatu plak (gumpalan) yang terutama terdiri dari lemak mengendap sepanjang dinding dalam pembuluh darah arteri. Kebanyakan penyakit jantung (seperti penyakit jantung koroner) terjadi akibat aterosklerosis, dimana terjadi akumulasi plak didalam dinding arteri.
Beberapa teori pembentukan terjadinya aterosklerosis (penyakit jantung):
i. Teori reaksi terhadap kerusakan jaringan yaitu adanya reaksi kerusakan terhadap    endhotelium dengan terbentuknya deposit yang diisi dengan zat – zat lemak dan zat yang lainnya.
ii. Teori monoclonal yaitu adanya isoenzim dijumpai pada lesi dan multiplikasi sel ploriferasi membentuk ateroma.
iii. Teori lisosomal yaitu enzim lisosomal dapat meniadakan degradasi dari sel – sel untuk melanjutkan pembentukan dari ateroma.
b        Infark miokard adalah sebutan lain dari serangan jantung, terjadi bila sebagian dari otot jantung tidak menerima oksigen yang cukup, terutama akibat sumbatan arteri koroner. Karena sel-sel otot jantung, memerlukan oksigen untuk kehidupannya, maka daerah otot jantung yang mendapat suplai darah yang mengalami sumbatan akan mengalami kematian jaringan. Daerah otot jantung yang mengalami kematian jaringan ini disebut sebagai area infark. Area yang mengalami infark tidak berfungsi secara normal, seperti layaknya otot jantung yang sehat. Kondisi  ini mungkin dapat pulih kembali bila aliran darah yang menuju area infark diperbaiki atau pembuluh darah arteri yang mengalami sumbatan dikoreksi dengan pembedahan atau obat-obatan sedini mungkin. Bila terlambat, maka pembuluh darah koroner yang tersumbat tidak dapat diperbaiki lagi, sehingga kematian jaringan bersifat menetap dan akan menyebabkan penyulit lain seperti payah jantung kongestif.  Jantung merupakan sebuah pompa yang kuat yang bertanggung jawab mengalirkan darah menuju alat-alat vital diseluruh tubuh melalui suatu jaringan kompleks dari pembuluh darah arteri dan vena. Oleh karena itu sangat penting dijaga agar jantung anda  dan pembuluh-pembuluh darahnya tetap berada dalam kondisi yang baik.
c         Payah Jantung Kongestif adalah suatu keadaan dimana jantung tidak mampu memompa darah yang cukup untuk kebutuhan jaringan diseluruh tubuh. Jaringan yang tidak cukup menerima suplai oksigen untuk memenuhi kebutuhannya akan menjadi lemah, mengalami gangguan fungsi dan bahkan kematian jaringan. Penurunan kemampuan jantung untuk memompakan darah dapat terjadi akibat berbagai sebab, antara lain infark miokard atau aterosklerosis. Bila terjadi kegagalan fungsi jantung, maka akan terjadi hambatan aliran darah didalam pembuluh2 darah. Akibatnya sebagian darah akan kembali menuju jantung, menyebabkan kongesti  dan peningkatan tekanan didalam sirkuit pulmonal dan atau sirkuit sistemik. Gejala dan tanda-tandanya sebagai berikut:
- Sesak nafas terutama pada saat aktifitas fisik, namun bila berat, sesak bahkan dapat terjadi pada saat istirahat.
- Pembengkakan hati, perut dan tungkai karena timbunan cairan.
d. Penyakit Jantung Koroner adalah penyempitan/penyumbatan (arteriosclerosis) pembuluh arteri koroner yang disebabkan oleh penumpukan dari zat-zat lemak (kolesterol, trigliserida) yang makin lama makin banyak dan menumpuk di bawah lapisan terdalam (endotelium) dari dinding pembuluh nadi.
e.  Hipertensi yaitu pengaruh tekanan darah tinggi terhadap sistem kardiovaskular dapat meningkatkan risiko kerusakan pada jantung, ginjal, mata dan bahkan otak. Tekanan darah tinggi yang tidak terkendali dapat menimbulkan payah jantung, gagal ginjal, kebutaan dan stroke (Shahab, 2008)
Gangguan- gangguan/Penyakit pada organ jantung  antara lain:
a         Abnormal Heart Rhythms, normalnya jantung berdetak 60 sampai 100 kali tiap menit (atau sekiar 100 ribu kali setiap harinya). Jantung yang bedetak tidak normal biasanya disebut arryhytmia (sering juga disebut dysrhythmia). Jantung yang berdetak terlalu lambat (dibawah 60 kali per menit) disebut bradyarrhythmias. Sedangkan yang berdetak di atas 100permenitdisebuttachyarrhytmias.
b.  Heart Failure atau gagal jantung merupakan yang paling menakutkan. Bukan berarti jantung tidak dapat bekerja sama sekali, hanya saja jantung tidak berdetak sebagaimana mestinya.
c. Heart Valve Disease yaitu rusaknya katup jantung. Katup jantung terdapat pada setiap bilik jantung (jantung kita memiliki 4 buah bilik) yang berfungsi mengatur aliran darah searah menuju jantung.
d.  Congenitas Heart Disease atau biasa disebut kelainan pada jantung. Menyerang 8 sampai 10 anak dari tiap 1000 kelahiran. Gejala awal biasanya terldeteksi saat kelahiran atau pada masa kanak-kanak. Di Amerika sekitar 500 ribu orang mengalami kelainan jantung pada masa pertumbuhannya dan bertambah sektar 20 ribu orang tiap tahunnya.
e.  Cardiomyopathies menyerang pada otot jantung itu sendiri. Orang -orang yang terserang penyakit ini biasanya mengalamai pembesaran, pengecilan jantung secara tidak normal dan atau bahkan menjadi kaku. Menyebabkan jantung memompa secara tidak normal (menjadi lebih lemah). Tanpa penanganan yang baik cardiomyopathies akan menyebabakan penyakit yang lebih buruk seperti gagal jantung atau menyebabkan jantung berdetak tidak normal.
f.  Pericarditis adalah radang yang mengelilingi lapisan jantung. Jarang terjadi, biasanya disebabkan oleh infeksi.
Yayasan Jantung Indonesia baru mulai mengampanyekan pentingnya kesadaran perempuan terhadap bahaya sakit jantung beberapa bulan lalu. Sebagian besar orang berpikir sakit jantung adalah masalah pria, Kenyataannya justru penyakit jantung lebih fatal pada perempuan. Pasien perempuan dengan gagal jantung memiliki risiko kematian lebih tinggi dibanding pria. Demikian pula halnya dengan infark miokard (serangan jantung) pada wanita. Fenomena ini mungkin karena perempuan cenderung lebih tua saat mendapat infark sehingga mengalami penyulit lainnya. Pencegahan utama adalah mengubah gaya hidup, meliputi perubahan diet untuk mengatur berat badan dan pembatasan lemak, selain tentunya olah raga teratur dan berhenti merokok.
Penderita kadar kolesterol tinggi khususnya LDL adalah sasaran utama untuk menderita penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung koroner. Fakta menunjukan 80% pasien penyakit jantung meninggal mendadak karena penyakit jantung koroner, dan bahkan 50% di antaranya tanpa gejala sebelumnya. Penyakit ini disebabkan oleh kadar kolesterol LDL berlebihan yang membentuk plak aterosklerosis pada pembuluh darah koroner jantung dan mengakibatkan otot jantung tidak menerima aliran darah. Kolesterol LDL merupakan faktor risiko utama penyakit jantung koroner. Selain LDL, faktor risiko lain yang harus diukur dan diketahui adalah:
1.      Merokok
Lebih dari 57% setiap rumah tangga masyarakat kita mempunyai sedikitnya seorang perokok dalam rumahnya, dan 91,8% perokok kita itu merokok di rumah. Karenanya diperkirakan terdapat sekitar 43 juta anak-anak dan ibu rumah tangga yang terkena paparan asap rokok secara terbuka sebagai perokok pasip yang bahayanya lebih besar diderita oleh mereka yang bukan perokok.
2.      HDL rendah (< 40 mg/dl)
3.      Hipertensi (tekanan darah tinggi): 140/90 atau sedang dalam pengobatan antihipertensi
4.      Usia Pria > 45 tahun, dan wanita > 65 tahun
5.      Adanya riwayat keluarga langsung/sedarah yang menderita penyakit jantung/stroke:
Jika Pria :             < 55 tahun
Jika Wanita :        < 65 tahun (Masino,2005)
Tanda-tanda penyakit jantung
Gejala-gejala penyakit jantung dapat dideteksi dengan satu atau gabungan tanda-tanda berikut :
1. Sakit di dada seperti ditusuk. Sakit ini seringkali hanya dirasakan sesaat, pada beberapa orang dirasakan agak lama. Sakit ini oleh banyak orang sering disebut angin duduk.
2. Sakit di dada biasanya disertai dengan sesak napas.
3. Mudah letih.
4. Telapak tangan berkeringat
Untuk melakukan deteksi lebih akurat penyakit jantung melalui test treatmill.
Penyakit jantung dan stroke dapat dicegah dengan merubah gaya hidup. Berikut ini beberapa tips untuk mencegah datangnya penyakit stroke dan penyakit jantung, yaitu:
  1. Berhenti merokok sedini mungkin. Nikotin, karbon monoksida (CO) dan zat lainnya yang terkandung dalam rokok berpotensi menimbulkan kerusakan dinding pembuluh darah. Hal ini akan mempermudah kolesterol untuk melekat pada di dinding pembuluh darah yang mengalami kerusakan sehinga membentuk plak. Risiko terkena serangan jantung akan meningkat 50% jika menghisap 4 batang setiap hari.
  2. Berolahraga secara teratur. Ketika melakukan aktivitas fisik, jantung akan berdenyut lebih cepat untuk meningkatkan jumlah darah yang kaya akan oksigen ke seluruh tubuh sehingga meningkatkan kadar HDL/kolesterol baik dan menurunkan LDL/kolesterol jahat. Selain itu berolahraga juga membantu mengurangi berat badan.
  3. Memperbaiki kualitas makanan dan cara makan dengan mengurangi pemasukkan lemak terutama lemak jenuh (tersaturasi). Disarankan pemasukkan lemak tidak melebihi 30% dari kalori total dan lemak jenuh tidak melebihi dari total 8-10% dari total pemasukkan kalori.
Surat Al-A’raf ayat 31:
Artinya:
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan
  1. Memperbanyak konsumsi buah dan sayuran. Mengkonsumsi porsi makanan kaya akan buah dan sayuran yang mengandung anti oksidan, beta karoten vitamin C dan E, dan elemen selenium (ex: wortel, buah sitrun dan brokoli). Sebab makanan tersebut dapat di percaya sebab terdapat kemungkinan meningkatnya antioksidan bisa memperlambat atau mencegah proses penyumbatan artei dan menjaga agar tidak terjadi penumpukan plake di dinding arteri.
Surat Al-Baqarah ayat 22:
Artinya:
Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.
Surat Al-Baqarah ayat 168
Artinya:
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu
  1. Minum tiga gelas jus jeruk setiap hari. Hal ini dapat meningkatkan HDL sebesar 21%, dalam waktu empat minggu. Menurut ElZbieta Kurowska, Ph.D dari University of Westrn Ontario, kandungan flovonoid, bisa disebut hesperidin, dalam jus jeruk yang berpengaruh pada naiknya kadar HDL (Budiyanto, 2002).
  2. Hindari stres yang berlebihan. Stres bisa menyebabkan peningkatan kadar hormon epinefrin yang mengakibatkan naiknya tekanan darah dan denyut jantung sehingga mempermudah kerusakan pada dinding pembuluh darah.
  3. Hindari pola hidup tidak sehat. Pola hidup yang tidak sehat dapat memicu timbulnya penyakit diabetes, darah tinggi dan kolesterol tinggi serta obesitas, faktor-faktor ini merupakan penyebab terjadinya penyakit jantung.
  4. Mengkonsumsi neutriceutical/herba pilihan. Seperti Omega 3, yang terbukti mampu menekan LDL/kolesterol jahat, serta Spirulina yang memiliki kandungan antioksidan dan karotenoid dalam jumlah tinggi. Antioksidan akan mencegah timbulnya plak pada pembuluh darah akibat oksidasi radikal bebas.
9.      Hal-hal tersebut tadi oleh Yayasan Jantung Indonesia menjadi perhatian bidang penyuluhan yang harus terus mengingatkan kepada masyarakat melalui Panca Usaha Jantung Sehat  :
S eimbang gizi
E nyahkan rokok
H indari stres
A wasi tekanan darah
T eratur berolah raga
2.2 Kolesterol dan Penyakit Jantung Koroner
Kolesterol adalah salah satu turunan lemak. Bila kadar kolesterol dalam tubuh cukup, maka zat ini sangat berguna bagi tubuh untuk menjalankan fungsi beberapa organ tubuh seperti empedu, hormon, prekursor vitamin D, dan menggerakan fungsi beberapa bahan makanan. Oleh karena itu, apabila tubuh mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung kolesterol secara berlebihan maka kolesterol dalam darah cenderung akan meningkat. Kolesterol darah yang berlebihan ini dapat mengakibatkan penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah yang kemudian dapat menyebabkan penyakit jantung.
Bahan makanan yang mengandung kadar kolesterol tinggi adalah : kuning telur, hati, otak, paru, usus, kepiting, kerang-kerangan, dan lain-lain (Wisasi, 2008).
Penyakit Jantung Koroner adalah penyempitan/penyumbatan (arteriosclerosis) pembuluh arteri koroner yang disebabkan oleh penumpukan dari zat-zat lemak (kolesterol, trigliserida) yang makin lama makin banyak dan menumpuk di bawah lapisan terdalam (endotelium) dari dinding pembuluh nadi.
Salah satu penyebab jantung koroner adalah kebiasaan makan makanan berlemak tinggi terutama lemak jenuh. Agar lemak mudah masuk dalam peredaran darah dan diserap tubuh maka lemak harus diubah oleh enzim lipase menjadi gliserol. Sebagian sisa lemak akan disimpan di hati dan di metabolisme menjadi kolesterol pembentukan asam empedu yang berfungsi sebagai pencerna lemak. Semakin banyak konsumsi lemak, berarti semakin meningkat pula kadar kolesterol dalam darah. Penumpukan kolesterol tersebut dapat menyebabkan (arteriosklerosis) atau penebalan pada pembuluh nadi koroner (arteria koronaria). Kondisi ini mengakibatkan kelenturan pembuluh nadi menjadi berkurang. Serangan jantung koroner pun akan lebih mudah terjadi ketika pembuluh nadi koroner mengalami penyumbatan. Ketika itu pula aliran darah yang membawa oksigen ke jaringan dinding jantung pun terhenti. Penyakit ini dulunya sering disebut penyakit orang tua, karena memang dulu cuma orang-orang tua saja yang berusia 50 tahunan yang rentan terkena penyakit ini. Namun sekarang ini ada kecenderungan juga diderita oleh pasien di bawah usia 40 tahun. Hal ini bisa terjadi karena adanya perubahan gaya hidup, terutama pada orang muda perkotaan modern.
Selain mengurangi konsumsi makanan berlemak jenuh tinggi, peningkatan konsumsi makanan berserat setiap hari ternyata mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah yang berarti pula menurunkan risiko serangan penyakit mematikan ini. Dari hasil penelitian para ilmuwan dari National Heart, Lung and Blood Institut di Bethesda, Maryland, Amerika dikatakan bahwa setiap penurunan1% kolesterol dalam darah akan menurunkan risiko serangan jantung koroner sebesar 2%.
Serat makanan yang efektif menurunkan kolesterol adalah serat yang larut dalam air. Jenis serat ini mudah difermentasikan oleh bakteri kolon (laktobacillus) menjadi asam lemak rantai pendek (short-chain faity acid) dan gas (flatus). Asam lemak rantai pendek tersebut mampu mengikat asam empedu didalam usus. Berkurangnya asam empedu akan memperlambat penyerapan lemak. Hal ini berarti pula akan menurunkan kadar kolesterol darah. Selanjutnya, kelebihan asam empedu di pencernaan akan dibuang bersama – sama feses. Untuk memudahkan pengeluaran feses perlu dibantu dengan konsumsi serat tidak larut air.
James Anderson dari Universitas kentucky, Amerika Serikat, membuktikan bahwa pemberian 90g oatmeal atau kacang-kacangan setiap hari pada penderita kolesterol tinggi, mampu menurunkan kolesterol darah hingga 20%. Penurunan lemak darah itu berasal dari pengurangan konsumsi lemak selama diet sebanyak 5% dan 15% sisanya merupakan angka penurunan kolesterol karena penambahan serat larut air dalam menu diet. Data tersebut juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Van Horn dari American Heart Association. Menurut Horn dengan mengkonsumsi 60g makanan mengandung serat larut air seperti oatmeal atau kacang – kacangan tiap hari, dapat menurunkan kolesterol darah sebanyak 5,6 – 6,5 mg.
Penyakit Jantung Koroner terjadi karena penyempitan/ penyumbatan pembuluh darah koroner yang berfungsi mendistribusikan darah dan oksigen ke otot jantung. Penyumbatan (plak aterosklerosis) disebabkan tertumpuknya endapan lemak (terutama kolesterol LDL), sel-sel otot polos pembuluh darah dan matriks ekstraseluler lainnya di sepanjang dinding arteri sebagai hasil proses yang berlangsung bertahun-tahun. Jika aliran darah berkurang secara bermakna, maka penderita perlu segera mendapat tindakan medis. Keluhan penderita PJK bervariasi. Umumnya angina pectoris, rasa sakit di dada seperti tertekan benda berat yang kadang menjalar ke lengan, rahang, dan punggung. Ada pula penderita yang mengeluh leher seperti tercekik atau merasa sakit di ulu hati. Keluhan biasanya terjadi saat penderita melakukan aktivitas fisik atau stres yang membuat jantung berdenyut lebih kencang dan menuntut lebih banyak oksigen. Makanan khusus untuk penyakit jantung koroner bertujuan memberikan makanan rendah dalam kalori bagi pasien yang gemuk. Rendah dalam kolesterol bila ditemui kadar kolesterol tinggi. Kadar kolesterol normal adalah 150-250 mg %.
Penurunan kolesterol hingga kurang dari 300 mg/ hari telah dianjurkan pada langkah pertama diet.
KONSUMSI
TARGET KADAR KOLESTEROL YANG DICAPAI
Makanan hewani << Telur dan kacang-kacangan < < 300 mg/hari
Makanan hewani <<< Telur dan kacang-kacangan <<< < 200 mg/hari
Ketentuan-ketentuan yang digunakan untuk menunjukan nilai normal kadar kolesterol menurut Dr.Samsuridjal( Kompas, 2004) adalah:
a.  Kadar kolesterol total yang diinginkan dan diharapkan aman adalah dibawa 200mg/dl.
b. Kadar yang sudah mulai meningkat dan harus diwaspadai untuk mulai dikendalikan  adalah 200-239mg/dl.
c.  Kadar yang tinggi dan berisiko bagi pasien adalah sama atau diatas 240mg/dl.
Ikan Cegah Penyakit Jantung Koroner
Sebagai sumber protein hewani, ikan memang sempurna. Dengan harga yang relativ murah, ikan kaya akan protein, vitamin, mineral esensial, rendah kolesterol dan kadungan asam lemak omega-3 yang baik untuk perkembangan otak anak.Banyak manfaat dari mengkonsumsi ikan, hingga hari pangan se dunia yang ke 16, pemerintah mengangkat tema Melalui Konsumsi Ikan Kita Tingkatkan Status Gizi Masyarakat. Sayangnya konsumsi ikan di kalangan masyarakat kita belum membudaya. Konsumsi ikan masarakat Indonesia per kapita per tahunnya masih tergolong rendah yaitu sekitar 19.14 kg. Hanya daerah Maluku dan Sulawesi Utara yang konsumsinya di atas 50 kg/kp/tahun. Sangat disayangkan, mengingat Indonesia sebagai negara maritim yang kaya akan hasil perikanan.
Ikan digolongkan menjadi ikan air tawar, ikan air laut dan ikan migrasi. Dilihat dari komposisi zat gizinya, ketiga jenis ikan ini sama kayanya akan nutrisi. Umumnya ikan kaya akan protein, lemak, kalsium, fosfor, besi dan retinol. Nutiri esensial ini sangat penting bagi tubuh, terutama anak dan remaja di masa pertumbuhan. Nilai cerna protein ikan sangat tinggi yaitu lebih dari 90%. Kondisi ini menjadikan ikan sangat mudah dicerna dan baik untuk lansia, anak-anak dan bayi. Mengingat kelompok balita dan lansia adalah usai rentan. Balita memiliki sistem pencernaan yang belum sesempurna orang dewasa. Sedangkan manula organ pencernaan yang fungsinya mulai menurun. Dua kelompok ini sangat disarankan mengkonsumsi ikan untuk mencukupi kebutuhan protein tubuh.
Keunggulan lain dari ikan adalah rendahnya kandungan kolesterolnya. Kondisi ini sangat menguntungkan bagi kesehatan, mengingat lemak jenuh merupakan salah satu pemicu tersumbatnya pembuluh darah penyebab penyakit jantung koroner. Dengan rajin mengkonsumsi ikan merupakan salah satu cara diet tepat sebagai penangkal penyakit jantung koroner. Seperti bangsa Eskimo yang makan ikan 300-400 g/hari ditemukan masarakatnya rendah kasus penyakit jantung. Vitamin dan mineral juga banyak terdapat di dalam daging ikan. Golongan vitamin yang banyak terkandung di dalam ikan adalah golongan vitamin yang larut di dalam lemak, seperti vitamin A dan D. Sedangkan mineral yang dominan adalah fosfor, besi, kalsium, selenium dan iodium. Vitamin dan mineral ini bermanfaat baik bagi tubuh, seperti menjaga dan memelihara kesehatan serta mencegah penyakit akibat kekurangan zat gizi mikro. Berikut tabel komposisi zat gizi dari beberapa jenis ikan air tawar dan laut.
Ikan
protein
lemak
kalsium
fosfor
besi
Kakap
20.0 g
0.7 g
20 mg
200 mg
1.0 mg
Peda
28.0 g
4.0 g
174 mg
316 mg
3 .1 mg
Teri kering
33.3 g
2.9 g
1209 mg
1225 mg
3.0 mg
Bandeng
20.0 g
4.8 g
20 mg
150 mg
2.0 mg
Ikan mas
16.0 g
2.0 g
20 mg
150 mg
2.0 mg
Lele
18.2 g
2.2 g
34 mg
116 mg
0.2 mg
Kembung
22.0 g
1.0 g
20 mg
200 mg
1.0 mg
Sumber: Oey Kam Nio. Daftar Analisis Bahan Makanan.1995
Anak Obesitas Rentan Penyakit Jantung
Sebuah kampanye peringatan dari World Heart Organization mengungkapkan anak-anak gemuk atau obesitas memilki resiko tiga hingga lima kali lebih besar kemungkinan mengalami serangan jantung atau stroke. Hal ini diperparah buruknya pola makan dan jarangnya berolah raga sehingga serangan jantung dan stroke atau stroke bisa dialami diusia-usia dini. Jumlah anak yang mengalami obesitas meningkat tiga kali lipat dalam 20 tahun dimana angka tersebut sebesar 10% nya terjadi pada anak berusia 6 tahun dan meningkat menjadi 17% pada mereka yang berusia 15 tahun.
Menurut World Heart Federation obesitas, pola makan yang buruk, merokok dan tidak berolah raga menjadi factor serius kerusakan kesehatan remaja mendatang. Karena itu, federasi jantung dunia menghimbau untuk melindungi anak dari lingkungan pemicu serangan jantung dengan mengajarkan kebiasaan makan yang sehat dan membatasi makan-makanan yang tidak sehat.
Selain obesitas, organisasi juga memperingati resiko rokok terhadap masa depan kesehatan jantung anak-anak. Anak-anak yang menghisap asap cenderung menderita banyak penyakit dari perokok aktif dan 25% lebih besar terkena resiko kanker paru-paru dan penyakit jantung dan 80% lebih besar terhadap resiko stroke.
Dampak Obesitas pada Anak:
o   Gangguan psiko-sosial, misalnya rendah diri karena diolok-olok teman akibat berbagai perbedaan dengan sesama
o   Pertumbuhan fisik yang lebih cepat. Usia tulang juga menjadi lebih cepat disbanding dengan umur biologiknya.
o   Gangguan pernafasan umpamannya tidur mrndengkur, sering mengantuk disiang hari atau infeksi saluran nafas.
o   Obesitas berlanjut sampai usia dewasa terutama apabila dimulai pada masa prapubertas.
o   Penyakit degeneratif maupun metabolic seperti darah tinggi, jantung koroner, kencing manis, dan kelebihan kolesterol maupun lemak protein .
Dalam penelitian yang dilakukannya oleh seorang dokter selama tiga bulan, mereka mengamati kecenderungan anak-anak usia 6-12 tahun di tiga sekolah dasar (SD) swasta di Jakarta. Hasilnya, antara lain, ia mendapati sekitar 27,5% murid di ketiga SD itu mengalami kelebihan bobot tubuh. Jumlah mereka 254 anak, 157 laki-laki dan 97 perempuan. Peneliti juga mencoba memantau prevalensi faktor-faktor risiko penyakit jantung koroner pada anak-anak yang kegemukan itu. Termasuk juga pola makan mereka umumnya. Selama penelitian itu, peneliti mengukur tinggi, berat badan, lingkar pinggang, dan lingkar pinggul. Untuk variabel independennya, digunakan tiga parameter antropometrik, yakni lingkar pinggang, rasio pinggang terhadap tinggi, dan rasio pinggang terhadap pinggul. Sedangkan variabel dependennya adalah total kolesterol, kolesterol HDL, kolesterol LDL, indeks atherogenic, gaya hidup, tekanan darah sistolik (SBP), dan tekanan darah diastolik (DBP).
Hasil penelitian itu cukup mengejutkan. Bukan saja angka 27,5% anak-anak usia SD itu mengalami obesitas. Yang lebih mengkhawatirkan, tekanan darah sistolik sebagian mereka yang kegemukan itu (sekitar 33,1%) meningkat. Sebagian lagi, sebanyak 20%, memperlihatkan kenaikan tekanan darah diastolik. Dengan kata lain, pada anak-anak itu sudah tampak risiko terkena penyakit jantung koroner. Ternyata sebanyak 64% anak yang diteliti melahap kalori 20% lebih besar dari batas yang disarankan badan kesehatan dunia, WHO. Badan dunia tersebut selama ini sudah mematok, kebutuhan kalori yang normal pada anak-anak adalah 1.800-2.000 kalori per hari. Sebanyak 72% dari mereka yang diteliti melahap lemak 30% lebih banyak dari kebutuhan yang normal.
Untuk jumlah kasus anak obese, hasil penelitian itu tak meleset jauh dari angka yang dilansir dr. Rachmad Sugih. Ahli gizi dari FK-UI ini menyatakan, prevalensi obesitas di negeri ini pada 2002 berkisar 22%-24%. Dengan kata lain, sekitar 48-53 juta penduduk Indonesia mengalami kegemukan. Padahal, menurut Rachmad, tiga tahun sebelumnya, prevalensi obesitas ini baru sekitar 15%-20%.
Meningkatnya kasus-kasus obesitas ini memang bukan hanya ada di Indonesia. Badan kesehatan dunia, WHO, bahkan menyatakan masalah kelebihan bobot tubuh ini sudah menjadi epidemi dunia. Menurut laporan Newsweek edisi 11 Agustus silam, kasus obesitas di dunia meningkat 50% dalam sepuluh tahun terakhir ini. Pada lembaga obesitas internasional di London, Inggris, memperkirakan sebanyak 1,7 milyar orang di bumi ini mengalami kelebihan berat badan. Menurut laporan itu, Panama dan Kuwait tercatat sebagai dua negara dengan prevalensi obesitas tertinggi di dunia, yakni sekitar 37%. Setelah itu Peru (32%) dan Amerika Serikat (31%). Di Brasil, lonjakan obesitas yang cukup mengejutkan justru pada anak-anak, dengan kenaikan kasus sebesar 239%. Data kenaikan obesitas di Amerika Serikat pun dikeluarkan oleh badan pusat statistik kesehatan nasional, NCHS. Menurut lembaga itu, hampir sepertiga penduduk negeri itu tergolong obese. Jumlahnya yang sekitar 31% pada 2000 itu meningkat dua kali lipat dibanding dua dekade sebelumnya yang hanya sekitar 15%.
Di Eropa, kasus serupa dialami Inggris. Menurut angka yang dilansir dalam konferensi obesitas internasional di Milan, Italia, pada 6 September silam, “negeri pizza” itu menjadi negara nomor wahid dalam kasus obesitas pada anak-anak, dengan angka prevalensi 36%. Di bawahnya, menurut Tim Obesitas Internasional, adalah Spanyol, dengan prevalensi 27%. Kasus serupa juga dihadapi Inggris, negara lainnya yang cukup terancam dengan kasus obesitas pada anak-anak. Malah, sebuah penelitian obesitas pada anak di negeri itu memperlihatkan persentase dan hasil tak jauh berbeda dengan penelitian dr. Damayanti. Hasil riset di Inggris ini menyebutkan, 26% dari semua anak obese usia 11-14 tahun yang diteliti sudah memperlihatkan beberapa faktor risiko terkena penyakit jantung koroner. Faktor-faktor itu, antara lain, gejala tekanan darah tinggi dan meningkatnya kadar lemak jahat (Salim, 2003).
Obesitas alias kegembrotan memang kerap didekatkan dengan penyakit jantung. Dari kasus-kasus penyakit jantung di dunia, sekitar 21% terkait dengan masalah bobot tubuh sangat berlebihan ini. Kaitan obesitas dengan penyakit jantung terletak pada adanya unsur enzim lipase dalam lemak. Di dalam pembuluh darah, lipid berbentuk trigliserida yang bisa berasal dari beragam makanan, termasuk yang mengandung karbohidrat. Jika kalori dalam tubuh tidak segera digunakan, trigliserida akan bertumpuk di sel-sel lemak, tak terkecuali di jantung.
2.3 Lemak dan Penyakit Jantung
Lemak adalah salah satu sumber tenaga. Satu gram lemak dapat menghasilkan 9 kkal. Namun, konsumsi lemak yang berlebihan dapat merugikan kesehatan tubuh.
Adapun jenis-jenis lemak  sebagai berikut:
Lemak dalam makanan dapat berbentuk padat maupun cair (minyak). Kedua bentuk lemak ini dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu lemak jenuh dan lemak tidak jenuh. Lemak tidak jenuh dibagi menjadi dua jenis yaitu lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh ganda.
a         Lemak jenuh : adalah lemak yang dalam struktur kimianya mengandung asam lemak jenuh. Apabila lemak jenis ini dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, maka dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Bahan makanan yang mengandung lemak jenuh adalah : Minyak kelapa, keju keras, lemak hewani. Lemak tak jenuh tunggal : lemak jenis ini mempunyai pengaruh sedikit terhadap peningkatan kadar kolesterol darah. Bahan makanan yang mengandung lemak tak jenuh tunggal adalah minyak zaitun, minyak biji kapas, minyak wijen, minyak kelapa sawit.
b        Lemak tak jenuh ganda : lemak jenis ini mempunyai pengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol darah. Bahan makanan yang mengandung lemak tak jenuh ganda adalah : minyak jagung, minyak repeseed, minyak kedelai, minyak kacang tanah, minyak biji bunga matahari, minyak ikan (Wisesa, 2008).
Ada tiga macam sumber utama lemak dalam makanan yaitu :
  • Lemak yang tak kelihatan : adalah lemak yang secara alamiah terdapat dalam bahan makanan. Bahan makanan yang mengandung tinggi lemak tak kelihatan sssadalah daging, telur, biji-bijian dan kacang-kacangan.
  • Lemak kasat mata : adalah lemak yang terlihat oleh mata biasa, seperti minyak goreng, gajih, margarin dan lain-lain.
  • Lemak yang ditambahkan : adalah lemak yang secara komersial ditambahkan ke dalam makanan, seperti pastry, ice-cream, pie, cake (kue) atau makanan yang digoreng (Wisessa, 2008)
Lemak mengangkut beberapa vitamin ke seluruh tubuh. Lemak dipakai untuk membuat hormon dan dinding sel, melindungi organ tubuh dan melumasi beberapa bagian tubuh yang bergerak. Namun terlalu banyak lemak dalam darah dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan pankreatitis. Sebagian besar lemak di tubuh kita berbentuk sebagai trigliserida. Kolesterol adalah bentuk lemak yang lain. Agar dapat diangkut oleh darah, lemak dibungkus oleh molekul protein. Kumpulan lemak yang terbungkus protein ini disebut lipoprotein. Ukuran lipoprotein berbeda-beda. Yang lebih kecil disebut lipoprotein dengan daya larut rendah (low density lipoprotein/LDL) atau lipoprotein dengan daya larut sangat rendah (very low density lipoprotein/VLDL). Molekul ini mengangkut lemak dari hati ke bagian tubuh lain. Terlalu banyak LDL atau VLDL dapat menyebabkan lemak menumpuk di dinding pembuluh nadi. Penyempitan ini dapat menyebabkan pengiriman oksigen ke otot jantung berkurang, dengan akibat serangan jantung.Lipoprotein yang lebih besar disebut lipoprotein dengan daya larut tinggi (high density lipoprotein/HDL). HDL dianggap sebagai lipoprotein yang ‘baik’ karena mengeluarkan lemak dari pembuluh darah dan mengembalikannya ke hati untuk diproses lagi. Kadar HDL yang tinggi melindungi kita dari penyakit jantung.
Faktor Resiko Yang Menyebabkan Penyakit Jantung
Di bawah ini terdapat beberapa faktor resiko yang berperan terhadap terjadinya penyakit jantung koroner :
Faktor resiko terkena penyakit jantung yang berhubungan dengan lemak :
  • Hyperlipidemia or dyslipidemia merupakan peningkatan kadar lemak dan atau lipoprotein di dalam darah.
  • Hyperkolesterolimia adalah penigkatan kadar kolesterol melebihi batas normal (>=240 mg/dl). Hiperkolesterolemia merupakan faktor utama pembentukan ateroskerosis yang mengawali terjadinya penyakit kardiovaskuler. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hiperkolesterolemia, salah satu diantaranya adalah merokok.
  • Hypertrigeliseridemia yaitu peningkatan kadar trigliserida darah di atas batas normalnya. Menurut National Cholesterol Educational Program, Expert Panel on Adult Treatment Panel III (2002) bahwa kadar trigliserida darah normal yaitu kurang dari 150 mg/dl. American Heart Association Scientific Statement dalam jurnal Circulation (2004) menyebutkan bahwa hipertrigliseridemia bisa menjadi faktor risiko penyakit jantung koroner, walaupun tidak “sehebat” kolesterol LDL tinggi. Selain itu, hipertrigliseridemia bersama obesitas dapat menyebabkan perlemakan hati (fatty liver), insulin resisten pemicu terjadinya penyakit kencing manis. Hipertrigliseridemia bisa terjadi karena asupan trigliserida eksogen dan produksi trigliserida endogen serta pembebasan trigliserida dari jaringan lemak tubuh yang berlebihan. Selain itu, hipertrigliseridemia sering terjadi pada orang yang menderita obesitas. Trigliserida eksogen berasal dari makanan yang mengandung lemak tinggi. Makanan sumber trigliserida utama yaitu minyak goreng, makanan tipis-tipis dan camilan digoreng, lemak hewani, butter, margarine, keju. Makanan sumber trigliserida tinggi lainnya adalah kulit, sop buntut, sop kaki (kikil), jerohan seperti otak, lidah, hati, usus, babat. Trigliserida endogen diproduksi hati dari makanan sumber karbohidrat sederhana dan karbohidrat olahan. Makanan sumber karbohidrat sederhana banyak pada gula pasir, teh manis, sirup, minuman ringan manis, juice, permen, coklat, ice-cream, cake. Sedangkan makanan sumber karbohidrat olahan adalah makanan asal tepung terigu dan tepung beras seperti martabak, donat, kue-kue, cookies, crackers, cake, roti putih tidak berserat, mie, bihun. Agar trigliserida menjadi normal yaitu kurang dari 150 mg/dl, Anda harus mengurangi asupan trigliserida eksogen, mencegah produksi trigliserida endogen dan menambah penggunaan trigliserida. Selain itu, Anda juga bisa mencegah terjadinya hipertrigliseridemia dengan cara mempertahankan berat badan ideal. Asupan trigliserida eksogen dikurangi dengan cara Anda menghindari konsumsi makanan sumber lemak tinggi seperti makanan tipis dan camilan digoreng, lemak hewani, butter, margarine, keju, kulit, sop buntut, sop kaki (kikil), jerohan seperti otak, lidah, hati, usus, babat. Produksi trigliserida endogen dicegah dengan cara Anda menghindari konsumsi makanan sumber karbohidrat sederhana dan karbohidrat olahan tinggi seperti gula pasir, teh manis, sirup, minuman ringan manis, juice, permen, coklat ice-cream, cake, makanan asal tepung terigu dan tepung beras seperti martabak, donat, kue-kue, cookies, crackers, cake, roti putih tidak berserat, mie, bihun. Penggunaan trigliserida untuk mencegah hipertrigliseridemia bisa dilakukan dengan cara menambah penggunaan energi di dalam tubuh. Anda bisa melakukan olahraga kesegaran jasmani untuk menambah penggunaan energi. Olahraga aerobik sesuai kaidah-kaidah kedokteran olahraga seperti jalan kaki, jogging, senam, renang merupakan olahraga kesegaran jasmani yang menggunakan trigliserida sebagai sumber energi. Makanan yang baik untuk dikonsumsi adalah makanan alamiah, gizi seimbang, beragam dan bervariasi sesaui kebutuhan. Anda bisa mengonsumsi makanan berupa gabungan dan kombinasi nasi atau roti gandum berserat, lauk pauk asal hewani rendah lemak dan kolesterol seperti ikan, lauk pauk asal nabati seperti tahu, tempe, dan sayuran. Makanan selingan yang baik adalah buah-buahan segar, seperti buah apel, jeruk, melon, pepaya, nenas. Selain itu, Anda bisa mengonsumsi susu rendah lemak dengan takaran encer (Primana,2008).
Mengukur Trigliserida
Tingkat trigliserida dalam darah meningkat cepat setelah kita makan. Kita harus puasa makan sedikitnya delapan jam sebelum contoh darah kita diambil untuk tes tersebut. Banyak orang dengan HIV mempunyai tingkat trigliserida yang sangat tinggi, terutama yang memakai PI. Tingkat trigliserida di bawah 1,7 dianggap normal. Tingkat di atas 11 dapat menyebabkan pankreatitis.
Mengukur Kolesterol
Kolesterol total mencakup LDL yang ‘buruk dan HDL yang ‘baik’. Kolesterol total tidak begitu cepat berubah setelah kita makan, jadi darah untuk tes ini dapat diambil kapan saja. Tingkat kolesterol total di bawah 5,2 dianggap baik, dan di atas 6,2 dianggap buruk. HDL adalah kolesterol baik. Kolesterol ini dapat diukur pada contoh darah yang diambil tanpa puasa. Semakin tinggi tingkat HDL semakin baik. Tingkatnya di atas 1,0 dianggap baik. LDL adalah kolesterol buruk. Tingkat LDL dihitung memakai rumusan yang mencakup tingkat trigliserida. Contoh darah yang diambil setelah puasa dipakai untuk mengukur tingkat trigliserida atau untuk menghitung kolesterol LDL. Tingkat LDL di bawah 2,6 dianggap baik, sedangkan bila di atas 4,1 menunjukkan risiko tinggi terhadap penyakit jantung. Analisis terhadap hasil uji coba klinis yang baru dilakukan menemukan bahwa, untuk pasien berisiko tinggi penyakit jantung, LDL sebaiknya diturunkan di bawah 1,8.
2.4 Serat dan Penyakit Jantung
Serat dalam bahan pangan yang tidak dicerna mempunyai sifat yang positif bagi gizi dan metabolisme. Serat merupakan komponen dari jaringan tanaman yang tahan terhadap proses hidrolisis oleh enzim lambung dan usus kecil. Serat tersebut berasal dari dinding sel dan berbagai sayuran dan buah – buahan. Secara kimia dinding sel tersebut terdapat dalam jenis karbohidrat seperti: sellulosa, hemi sellulosa, pectin, dan non karbohidrat seperti: polimer lignin. Senyawa pectin berfungsi sebagai bahan perekat antara dinding sel yang satu dengan yang lainnya.
Fungsi serat ternyata melibatkan asam empedu, jika mengkonsumsi serat yang tinggi maka pengeluaran asam empedu akan mengeluarkan lebih banyak kolesterol dan lemak yang dikeluarkan bersama feses. Dalam hal ini fungsi serat adalah mencegah adanya penyerapan kembali asam empedu kolesterol dan lemak, sehingga serat dikatakan mempunyai efek hipolidemik yang sangat bermanfaat bagi penderita hiperkolesterolemia yang dapat berkembang menjadi gangguan fungsi jantung. Serat makanan merupakan bagian makanan yang tidak dapat dicerna oleh cairan pencernaan (enzim), sehingga tidak menghasilkan energi atau kalori. Serat makanan ini termasuk golongan karbohidrat yang terdiri dari selulosa, hemiselulosa, pektin dan gum. Selulosa dan hemiselulosa tedapat pada bekatul atau sekam padi, kacang-kacangan, dan hampir pada semua buah dan sayuran. Serat dapat mengurangi kolesterol dalam darah, dan mengurangi penyakit aterosklerosis. Serat yang dapat diurai di dalam usus halus berubah menjadi cairan yang lengket atau selaput lendir, kekentalan dan kesempurnaan lapisan lendir merupakan selapis penghalang yang bersifat membatasi kecepatan daya serap usus kecil. Para pakar menganggap bahwa jumlah serat mempunyai kaitan tertentu dengan kekentalan kolesterol plasma. Karena serat dapat bersatu dengan asam empedu dan dikeluarkan bersama tinja berupa bilirubin. Bagi yang pemasukan seratnya kurang, maka enzim empedu yang dikeluarkan pada tinja juga sedikit, sehingga kolesterol meningkat, dan menambah risiko terjangkitnya pengerasan pembuluh darah dan penyakit jantung.
Pada orang yang banyak mengkonsumsi karbohidrat dengan glychemic index yang tinggi (GI) akan dapat mengganggu kesehatan tubuhnya dalam hal ini adalah penyakit jantung yang dapat mengakibatkan kematian pada penderita. Penjelasan ilmiahnya adalah, bahwa ketika karbohidrat dipecah dan glukosa dilepaskan kedalam darah, kehadiran glukosa ini memberi tanda pada pancreas untuk mengeluarkan insulin, yaitu suatu hormon yang mengankut glukosa kedalam sel – sel tubuh. Jika karbohidrat mempunyai GI yang tinggi maka gluosa akan menyebar ke dalam sistem tunuh dan insulin juga akan dikeluarkan dengan cepat yang ini akan berdampak dengan membanjirnya hormon insulin, jika terjadi berulang kali dapat menaikkan kadar glukosa dalam darah. Dalam sebuah penelitian “British Medical Journal” menunjukkan bahwa pada orang – orang yang pada glukosanya lebih tinggi dari normal mempunyai resiko 2,5 X lebih besar menibggal karena penyakit jantung. Beberapa penelitian pada manusia telah menemukan hubungan berbalikan antara asupan serat dan risiko penyakit jantung koroner. Beberapa peneliti menduga bahwa serat mencegah penyakit jantung melalui perannya dalam mencegah kegemukan, penggumpalan darah, dan aterosklerosis. peneliti lain masih meragukan bahwa serat per se bukan faktor pelindung yang sebenarnya. mereka beranggapan bahwa mengonsumsi makanan berserat tinggi merupakan ciri dari gaya hidup dan pola makan sehat yang berperan pada menurunnya resiko penyakit jantung.
Rata-rata negara di dunia ini menetapkan sebanyak 30 gr  kebutuhan akan serat setiap harinya. Makanan berserat tinggi sangat penting bagi tubuh, karena tidak tercerna oleh enzim yang disekresikan oleh tubuh. Burkitt dkk.(1974) adalah yang pertama kali menunjukkan hubungan antara konsumsi serat denga insiden kanker kolon, kemudian berkembang ke kardiovaskuler dan penyakit lainnya. Juka dikemukakan bahwa vegetarian yang mengkonsumsi lebih banyak serat makanan tidak banyak penyakitnya (mereka juga secara umum mengkonsumsi sedikit protein hewan, lebih banyak vitamin dan sedikit kolesterol). Yang termasuk dalam kategori serat adalah selulose dan hemi selulose dari dinding sel tanaman, pectin (bagian dari buah – buahan yang digiling) yang semuanya termasuk dalam karbohidrat. Serat yang berasal dari golongan karbohidrat sangat penting untuk menggantikan kolesterol yang hilang akibat penurunan lemak jenuh. Makanan yang mengandung serat adalah serealia, gandum jagung, dedak, kacang – kacangan, sayur serta buah -buahan.
Kandungan Serat pe 100 gram Makanan
Jenis Makanan Kandungan Serat dalam Gram
Kacang Kedelai Kacang Tanah
Kacang Hijau
Jagung
Kedelai Bubuk
Kecap Kental
Tahu
Susu Kedelai
Taoge
Tempe
4,9
2
4,1
2,9
2,5
0,6
0,1
0,1
0,7
0
Sumber : IPB
Kandungan Serat Per 100 Gram Buah
Jenis Buah Kandungan Serat dlm Gram
Alpukat Anggur
Apel
Belimbing
Jambu biji
Jeruk bali
Jeruk sitrun
Mangga
Melon
Nanas
Pepaya
Pisang
Semangka
Sirsak
Srikaya
1,4
1,7
0,7
0,9
5,6
0,4
2
0,4
0,3
0,4
0,7
0,6
0,5
2
0,7
Sumber : IPB
Kandungan Serat pada 100 gram Sayuran
Jenis Sayuran Kandungan Serat dalam gram
Bayam Kangkung
Daun Pepaya
Daun Singkong
Kol
Sawi Hijau
Seledri
Selada
Tomat
Paprika
Cabai
Buncis
Kacang Panjang
Bawang Putih
Bawang Merah
Kentang
Lobak
Wortel
Brokoli
Kembang Kol
Asparagus
Jamur
0,8 1
2,1
1,2
1,2
1,2
0,7
0,6
1,2
1,4
0,3
1,2
2,5
1,1
0,6
0,3
0,7
0,9
0,5
0,9
0,6
1,2
Sumber : IPB
Ada korelasi langsung antara kadar serat diet (selulose dan hemiselulose) dengan gerak laju zat – zat makanan ingesta melalui saluran pencernaan. Diperkirakan serat dapat melembekkan feses, sehingga mengurangi tekanan pada dinding kolon dan mempercepat pengeluaran feses.  Pengkonsumsian serat yang terlarut dalam jumlah tinggi sekitar 15-30 gr/hari, telah menunjukkan kemampuan untuk menurunkan kadar kolesterol darah dengan cara mengikatnya dengan garam – garam dan asam – asam empedu yang terbentuk dari kolesterol. Pengikat ini mencegah terjadinya aterosklerosis. Serat terlarut dapat ditemukan pada gandum, elai, kacang-kacangan dan beberapa buah-buahan dan sayur-sayuran. Serat seharusnya ditambahkan secara bertahap untuk mencegah adanya gejala ketidakberesan dalam gastrointestinal yang dapat terjadi seiring dengan fungsinya.

Kebutuhan dan Sumber Serat

Ada kesepakatan umum, orang dewasa mestinya mengonsumsi serat 20 – 35 g per hari atau 10 – 13 g per 1.000 kkal menu. Bagi masyarakat AS dianjurkan mengonsusmi serat makanan 25 g per 2.000 kkal menu atau 30 g per 2.500 kkal menu sehari. Kenyataannya, asupan serat makanan pada masyarakat AS lebih rendah dari anjuran, umumnya 10 – 15 g per hari. Asupan serat 20 – 35 g setara 9 – 13 buah apel atau 12 – 16 potong roti gandum per hari. Selain itu bila asupan makanan seseorang adalah 2000 kkal, maka kebutuhan seratnya adalah antara 20 hingga 26 gram setiap hari.Asupan serat orang Asia tidak jauh berbeda. Rata-rata konsumsi serat penduduk Indonesia adalah 10,5 gram (Hasil riset Puslitbang Gizi Depkes RI tahun 2001). Angka ini menunjukkan bahwa penduduk Indonesia baru memenuhi kebutuhan seratnya sekitar 1/3 dari kebutuhan ideal rata-rata 30 gram setiap hari. Yang mengherankan, rata-rata konsumsi serat masyarakat Yogjakarta jauh lebih tinggi dibanding konsumsi serat masyarakat Jawa Barat. Ini merupakan salah satu bukti bahwa untuk memenuhi kebutuhan serat sebaiknya dipenuhi dari beragam menu makanan, tidak hanya dari lalapan saja (Anonymous,2008). Pada masyarakat Singapura, berdasarkan survei 1983, asupan serat rata-rata 15 g per hari. Begitu pula di Hongkong (1995), asupan serat kurang dari 10 g sehari, seperti dilaporkan Food Facts Asia (1999).
Sampai saat ini belum ada penelitian tentang asupan serat untuk bayi dan anak-anak di bawah umur dua tahun. Bagi orang tua, asupan serat makanan yang dianjurkan 10 – 13 g per 1.000 kkal. Minum juga memadai untuk menghindari gangguan pencernaan, termasuk konstipasi.
Untuk anak-anak dan remaja umur 2 hingga 20 tahun. Menurut rekomendasi ADA (American Dietetic Association), kebutuhan seratnya sama dengan umur (dalam tahun) ditambah 5 gram serat setiap hari. Misalnya untuk anak berusia 5 tahun, maka kebutuhan seratnya adalah 10 gram atau (5 + 5) gram setiap hari. Kebiasaan pola makan yang kaya serat sebaiknya diperkenalkan sejak dini, misalnya 2 tahun, karena pada masa inilah seseorang belajar akan pola makan yang sehat. Pola makan dengan kandungan gizi lengkap-seimbang pada masa ini menjadi sangat penting karena merupakan langkah pencegahan akan beragam penyakit degeneratif di masa dewasa dan tua. Pada usia 20 tahun, kebutuhan seratnya sudah mencapai 25 gram atau (20 + 5) gram serat setiap hari.
Cara memenuhi kebutuhan ideal serat hingga mencapai 25 gr – 35 gr setiap hari terpenuhi bila setiap hari mengkonsumsi :
  • 2 – 3 porsi nasi dari beras tumbuk yang masih ada kulit arinya
  • 1 – 2 porsi biji-bijian ( kacang hijau , kedelai , lady finger )
  • 4- 6 porsi sayur & buah-buahan
  • ditambah 8 – 10 gelas air agar serat berfungsi optimal.
Sayangnya, pada jaman modern ini orang cenderung memilih makanan yang praktis & enak seperti junk food, hot dog, hamburger, sop Buntut, jeroan goreng sea food, sate es krim dan fried chicken yang juga merpakan makanan mewah yaitu maknan yang umumnya diolah dari bahan-bahan makanan yang mempunyai protein tinggi, kadar kolesterol dan lemak tinggi terutama lemak hewani tetapi rendah serat.
2.5 Tomat dan penyakit Jantung
Tomat merupakan buah yang tak asing lagi bagi masyarakat kita. Dalam kehidupan sehari-hari tomat memegang peranan penting.,terutama bagi ibu rumah tangga yang gemar memasak. Pada tomat mengandung vitamin dan mineral sehingga tomat memiliki warna yang merah merekat, rasanya segar, manis dan agak kenasam-masaman. Dalam sebuah tomat terdapat 30 kalori, vitamin C 40 mg, vitamin A 1500 SI, zat besi, kalsium dan lain-lain sehingga tomat juga berguna bagi orang-otang yang ingin langsing. Sebab zat tersebut bergizi tetapi tidak menggemukkan. Keisitimewaan lain buah tomat adalah tinginya kandungan likopen. Selain memberikan warna merah pada buah tomat, likopen terbukti efektif sebagai zat antioksidan. Manfaat tomat sebenarnya sudah di teliti sejak lama, seperti penelitian DR. John Cook Bennet dari Wiloughby University, Ohio, yang dilakukan pada November 1834. Hasil penelitiannya menunjukkan tomat dapat mengobati ganguan pencernaan, diare, memulihkan fungsi lever dan serangan empedu. Peneliti lain dari Rowett Research Institute di Aberdeen, Skotlandia, menemukan gel berwarna kuning yang menyelubungi biji tomat dapat mencegah penggumpalan dan pembekuan darah penyebab stroke dan penyakit jantung. Tomat juga mampu memulihkan lemah syahwat dan meningkatkan jumlah sperma serta menambah kegesitan gerakannya.
Tabel Kandungan Gizi Tomat/100 g
Tomat Masak Tomat Muda
Kalori Protein
Lemak
Karbohidrat
Kalsium
Vitamin A
Viamin C
20 kkal 1.0 g
0.3 g
4.2 g
5 mg
1500 SI
40 mg
Kalori Protein
Lemak
Karbohidrat
Kalsium
Vitamin A
Vitamin C
23 kkal 2.0 g
0.7 g
3.3 g
5 mg
320 SI
30 mg




Sumber: Daftar Komposisi Bahan Makanan. Depkes (1979)
Kandungan Kimia
Buah mengandung alkaloid solanin (0,007%), saponin, asam folat, asam malat, asam sitrat, bioflavonoid (termasuk rutin), protein, lemak, gula (glukosa, fruktosa), adenine, trigonelin, kholin, tomating, mineral, (Ca, Mg, P, K, Na, Fe, sulfur, chlorine), vitamin (B1, B2, B6, C, E, likopen, niasin), dan histamine. Rutin dapat memperkuat dinding pembuluh darah kapiler. Klorin dan sulfur adalah trace element yang berkasiat detoksikan. Klorin alamiah menstimulir kerja hati dari terjadinya sirosis hati dan penyakit hati lainnya. Likopen adalah pigmen kuning betakaroten pada tomat. Tomatin berkasiat antibiotic. Daun mengandung pektin dan alkaloid.
Mengkonsumsi buah tomat sebaiknya dimasak terlebih dahulu. Seperti yang terungkap dari penelitian badan pangan dunia FAO-WHO. Hasil penelitian lembaga ini menunjukan jika kandungan likopen tidak rusak dan jumlahnya tidak jauh berubah selama pemanasan. Bahkan kandungan likopen akan meningkat 10 kali lipat ketika tomat diolah menjadi saus atau pasta tomat. Likopen merupakan bagian dari karotenoid yang larut dalam lemak, namun likopen yang larut di dalam lemak justru sulit di serap oleh tubuh. Karenanya, disarankan mengolah tomat dengan cara di rebus atau dikukus. Mengkonsumsi sebaiknya pilih yang tomat organik. Tomat organik lebih sehat karena bebas dari residu kimia, baik dari pupuk dan pestisida. Tomat dari hasil organik juga lebih tinggi kandungan kalsiumnya, sekitar 23 mg dibandingkan tomat unorganik yang hanya mengandung 5 mg kalsium.
Tanaman ini dapat tumbuh dimana saja, asal masih bisa mendapatkan sinar matahari yang penuh sepanjang hari. Jumlah penyinaran matahari akan mempemgaruhi banyaknya kadar vitamin dalam buah tomat. Kadar vitamin C buah tomat akan rendah bila tanaman mendapat jumlah penyinaran yang rendah. Demikian juga sebaliknya. Jumlah penyinaran yang tinggi menyebabkan kadar vitamin C yang tinggi juga. Dalam buah tomat terkandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia. Zat-zat yang terkandung didalamnya adalah vitamin C, vitamin A (karoten), dan mineral. Nilai gizi buah tomat segar (dari tiap 100 gr buah) menurut Directorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1972) adalah sebagai berikut:
Zat gizi Nilai gizi
1. karoten (Vit A) 1500 S.I
2. Thiamin (vit B) 60 mg
3. Riboflamin (Vit B) -
4. Asam Askorbat (Vit C) 40 mg
5. Protein 1 g
6. Karbohidrat 4,2 g
7. Lemak 0,3
8. Kalsium (Ca) 5 mg
9. Fosfor (P) 27 mg
10. Zat besi (Fe) 0,5 mg
11. Bagian yang dapat dimakan 95%
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a.       Penyakit jantung adalah penyakit yang mengganggu sistem pembuluh darah atau lebih tepatnya menyerang jantung dan urat-urat darah, beberapa contoh pentakit jantung seperti penyakit jantung koroner, serangan jantung, tekanan darah tinggi, stroke, sakit di dada (biasa disebut “angina”) dan penyakit jantung rematik.
b.      Kolesterol LDL merupakan faktor risiko utama penyakit jantung koroner. Selain LDL, faktor risiko lain yaitu: merokok, HDL rendah (< 40 mg/dl), Hipertensi, faktor usia, adanya riwayat keluarga langsung/sedarah yang menderita penyakit jantung/stroke.
c.       Salah satu penyebab jantung koroner adalah kebiasaan makan makanan berlemak tinggi terutama lemak jenuh.
d.      Kadar kolesterol normal adalah 150-250 mg %.
e.       Gejala-gejala penyakit jantung dapat dideteksi dengan satu atau gabungan tanda-tanda berikut : sakit di dada seperti ditusuk, sakit di dada biasanya disertai dengan sesak napas, mudah letih dan telapak tangan berkeringat.
f.       Fungsi serat adalah mencegah adanya penyerapan kembali asam empedu kolesterol dan lemak, sehingga serat dikatakan mempunyai efek hipolidemik yang sangat bermanfaat bagi penderita hiperkolesterolemia yang dapat berkembang menjadi gangguan fungsi jantung.
g.      Keisitimewaan lain buah tomat adalah tinginya kandungan likopen. Selain memberikan warna merah pada buah tomat, likopen terbukti efektif sebagai zat antioksidan, .  gel berwarna kuning yang menyelubungi biji tomat dapat mencegah penggumpalan dan pembekuan darah penyebab stroke dan penyakit jantung.
h.      Menurut World Heart Federation obesitas, pola makan yang buruk, merokok dan tidak berolah raga menjadi factor serius kerusakan kesehatan remaja mendatang.
3.2 Saran
1. Setelah di ketahui diet teraphy pada penyakit jantung diharapakan pembaca lebih tahu dan memahami apa yang dimaksud dengan penyakit jantung dan macam-macamnya, faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit jantung, dampak yang diberikan, dan bagaimana cara pencegahan.
2. Masyarakat dapat mengkonsumsi lebih banyak makanan yang sehat dalam kehidupan sehari-hari.
3. Masyarakat dapat lebih menjaga kesehatan dan dapat hidup lebih teratur lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2008. Sehat dengan Serat . (http://nusaindah.tripod.com/tabelseratsayuran.htm). Diakses Tanggal 25 April 2008.
Anonymous. 2008. Serat, Benteng terhadap Aneka Penyakit. (http://www.indomedia.com/intisari/2001/Juli/warna_serat.htm). Diakses pada tanggal 11 Mei 2008.
Anonymous. 2008. Fibre For Life-Dietary. (http//:www.google.com). Diakses pada tanggal 11 Mei 2008.
Budiyanto, Dr. H. Agus K. 2002. Gizi dan Kesehatan. UMM Press: Malang.
. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. UMM Press: Malang.
Gwaspada. 2006.  Alternatif Terapi Penyakit Jantung Koroner . (http://www.suarapembaruan.com). Diakses pada tanggal 25 April 2008.
Joseph, Godlief. 2008. Manfaat Serat Makanan Bagi Kesehatan Kita. (http://tumoutou.net/702_04212/godlief_joseph.htm). Diakses pada tanggal 25 April 2008.
Masino, Msd. 2005. Seperempat Abad Yayasan Jantung Indonesia. (http://id.inaheart.or.id/?p=44). Di akses pada tanggal 11 Mei 2008.
Primana, dr. Dadang Arief. 2008. Hipertrigliseridemia. (http://www.kikil.com/u-wilz-2120.html). Di akses pada tanggal 14 Mei 2008.
Shahab, Dr. Alwi. 2008. Mengenal Jantung Anda. (http://www.alwia.com/jantunganda.html). Diakses pada tanggal 12 Mei 2008
Salim, Erwin Y  dan Heni Kurniasih. 2003. Awas Jantung Anak Gendut. (http://www.gatra.com/2003-10-16/versi_cetak.php?id=31711). Diakses pada tanggal 11 Mei 2008.
Sutomo, Budi. 2008. Likopen Tomat Cegah Penyakit Jantug (http://myhobbyblogs.com/food/2007/06/25/likopen-tomat-cegah-penyakit-jantung/). Dakses tanggal 12 Mei 2008.
Wisesa, Kurnia. 2008. Lemak dan Kesehatan Jantung. (http//:www.google.com). Di akses pada tanggal 12 Mei 2008.

DIET THERAPY PADA OBESITAS

PENDAHULUAN
Obesitas atau kegemukan merupakan suatu keadaan fisiologis dimana lemak disimpan secara berlebihan didalam jaringan tubuh. Seseorang dikatakan mengalami obesitas bila berat badan melebihi 10% dari berat badan ideal. Obesitas adalah merupakan permasalahan sejak zaman dahulu kala. Keadaan ini adalah merupakan salah satu kelainan metabolisme yang paling lama tercatat dalam suatu sejarah seperti terlihat pada sebuah patung tanah liat yang berasal dari zaman lebih kurang 22.000 SM. Patung tersebut menggambarkan seorang wanita setengah baya yang obes. Obesitas kemudian masih selalu tercatat sepanjang sejarah, sejak zaman Mesir dan Yunani purba, bahkan sampai sekarangpun tetap menjadi persoalan, terutama dalam hal pengobatannya.
Obesitas menimbulkan berbagai dampak, baik dari segi psikososial maupun masalah medis. Orang yang obes mempunyai banyak kesulitan dalam melakukan aktivitas fisik sehari-hari dan orang yang obes pun mengeluarkan biaya sehari-hari untuk pakaian dan makanan yang lebih besar dan dapat pula mempunyai masalh dalam hubungan suami istri dan pada anak kecil sering ditemukan persoalan identifikasi diri. Dari sudut medis penderita lebih sering untuk sakit. Penderita obesitaspun mempunyai angka harapan hidup yang lebih rendah dari populasi berat badan normal. Data New York Metropolitan life Insurance menunjukkan bahwa pada kelompok umur 40-69 tahun yang obes ditemukan angka kematian 42% lebih besar daripada rata-rata pada laki-laki dan 36% lebih besar daripada rata-rata pada wanita. Bagi si penderita obesitas sendiri dapat pula timbul rasa rendah diri, rasa tertekan, serta keputusasaan dan menimbulkan keinginan yang besar untuk menjadi lebih ramping, yang terlihat dengan keinginan untuk menjalani berbagai macam program diet.
PEMBAHASAN
Diet terhapy obesitas
2.1.1 Pengertian obesitas
Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelebihan lemak dalam tubuh. Seperti pernyataan diatas bahwa secara klasik obesitas telah diidentifikasi bobot yang lebih besar dari 20% bobot yang layak bagi wanita dan pria untuk tinggi tertentu. Obesitas disebabkan oleh ketidak seimbangan antara konsumsi dan kebutuhan energi, dimana energi terlalu banyak dibanding kebutuhan atau pemakaian energi. Kelebihan energi dalam tubuh disimpan dalam bentuk jaringan lemak pada keadaan normal, jaringan lemak ditimbun dibeberapa tempat tertentu, diantaranya dalam jaringan subkutan dan didalam jaringan tirai usus (omentum).
Obesitas itu sendiri adalah istilah untuk menyatakan badan. Obesitas berarti lemak tubuh yang dapat membahayakan kesehatan, sedangkan overweight menggambarkan kelebihan dibandingkan berat badan normal.
Kelebihan berat badan dulu sering dikaitkan dengan kemakmuran. Namun, kemudian kelebihan berat badan lebih berkait dengan penampilan, dan akhirnya orang sadar bahwa kondisi ini terkait dengan banyak penyakit. Overweight dan obesitas diketahui dapat memicu beberapa penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung koroner, diabetes melitus tipe 2, hipertensi dan dislipidemia.
Overweight dan obesitas yang tidak ditangani secara tepat akan meningkatkan penyakit penyerta, memendekkan usia harapan hidup, serta merugikan dari sisi hilangnya produktifitas pada usia produktif. Overweight dan obesitas juga berhubungan erat dengan beberapa penyakit lain seperti artritis (radang sendi), kesulitan bernapas, berhenti napas saat tidur, nyeri sendi, gangguan menstruasi, serta beberapa gangguan kesuburan.
Pengertian berat badan sendiri adalah seseorang yang mempunyai ukuran ideal apabila bentuk tubuhnya tidak terlalu kurus maupun terlalu gemuk dan terlihat serasi antara berat badan dan tinggi badan, agar tubuh seseorang ideal, lemak yang ada didalam tubuhnya harus dalam keadaan normal. Untuk menunjang kehidupan seseorang, di dalam tubuh harus ada lemak minimal 3% dari berat badan baik pada wanita maupun pria, lemak yang disebut adalah lemak esensial.
Lemak dalam tubuh yang jumlahnya melebihi 3% dari berat badan disebut timbunan lemak. Seseorang dikatakan mengalami kegemukan (Obesitas) jika terjadi kelebihan berat badan sebesar 20% dari berat badan ideal.
Kegemukan dapat diukur dari timbunan lemak tubuh pada wanita dewasa, dikategorikan kegemukan bila lemak tubuhnya sudah melebihi 30% dari berat badan idealnya. Sedangkan pada pria dewasa, dikatakan kegemukan bila lemak tubuhnya sudah melebihi 27% dari berat badan idealnya.
Seseorang dikatakan mengalami obesitas bila berat badan melebihi 10 % dari berat badan ideal. Obesitas merupakan permasalahan sejak zaman dahulu kala. Keadaan ini merupakan salah satu kelainan metabolisme yang paling lama tercatat dalam sejarah seperti terlihat pada sebuah patung tanah liat yang berasal dari zaman lebih kurang 22.000 tahun sebelum masehi, patung tersebut menggambarkan seorang wanita setengah baya yang obes. Obesitas kemudian masih selalu tercatat sepanjang sejarah, sejak zaman Mesir dan Yunani purba, bahkan sampai sekarangpun masih menjadi persoalan, terutama dalam hal pengobatannya.
2.1.2 Faktor-faktor obesitas
Overweight dan obesitas terjadi karena banyak faktor. Faktor utama adalah ketidak seimbangan asupan energi dengan keluaran energi. Asupan energi tinggi bila konsumsi makanan berlebihan, sedangkan keluaran energi jadi rendah bila metabolisme tubuh dan aktivitas fisik rendah.
Kemajuan dibidang ilmu pengetahuan, teknologi dan ekonomi telah menciptakan suatu lingkungan dengan gaya hidup cenderung sedentary atau kurang gerak dan pola makan dengan makanan enak yang tinggi kalori dan lemak. Kelebihan asupan energi disimpan dalan jaringan lemak.
Ukuran yang digunakan untuk menentukan apakah seseorang menderita overweight atau obesitas adalah berdasarkan berat badan dan tinggi badan yaitu menggunakan suatu indeks berdasarkan berat badan dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter pangkat dua, yang disebut indeks massa tubuh (IMT). Tahun 2000 WHO telah membuat klasifikasi IMT yang dianggap cocok untuk orang Asia.
Dapat juga digunakan ukuran komposisi lemak tubuh. Pengukuran lemak tubuh dapat diukur menggunakan alat berupa skin fold atau body fat analizer. Wanita dikatakan obesitas apabila komposiosi lemak tubuhnya lebih dari 25 % berat badan, sedangkan laki – laki disebut obesitas bila komposisi lemak tubuhnya lebih dari 20 % berat badan.
Berdasarkan distribusi lemak dalam tubuh, ada dua jenis penimbunan lemak. Penimbunan lemak di bagian bawah tubuh disebut bentuk genoid dan penimbunan lemak dibagian perut disebut bentuk android lebih dikenal obesitas abdominal / obesitas sentral.
Hasil penelitian membuktikan bahwa ada hubungan yang erat antara obesitas abdominal dan faktor resiko penyakit kardiovaskuler yaitu diabetes melitus, hipertensi, dan dislipidemi. Obesitas abdominal dapat ditentukan menggunakan berbagai alat seperti CT scan, MRI, dan DEXA.
Cara pengukuran sederhana untuk mengetahui adanya obesitas abdominal telah dibuktikan manfaatnya adalah mengukur lingkar pinggang (waist circumference). Wanita asia dianggap berisiko mendapat penyakit penyerta bila lingkar pinggang di atas 80 cm dan untuk pria asia bila diatas 90 cm.
Ada beberapa aspek yang mempengaruhi terjadinya kegemukan (obesitas) terhadap seseorang, yaitu :
  1. Aspek Gizi
Ditinjau dari segi seseorang yang menderita obesitas mengalami kelebihan energi, zat gizi yang diperlukan oleh tubuh sudah terpengaruh seperti karbohidrat, protein dan lemak, kelebihan energi didalam tubuh diatas menjadi lemak dan ditimbun pada tempat-tempat tertentu. Jaringan lemak ini merupakan jaringan yang relatif inaktif.
  1. Aspek Ekonomi
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa obesitas tidak hanya terjadi akibat kelebihan karbohidrat tetapi juga lemak. Akhir-akhir ini banyak makanan siap saji (fast food). Makanan siap saji itu relatif mahal dan kebanyakan yang mengkonsumsi adalah masyarakat golongan ekonomi tinggi.
  1. Aspek Sosial dan Budaya
Dalam masyarakat indonesia mempunyai pola makanan yang berbeda dengan orang barat. Dimana masyarakat kita cenderung lebih banyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung karbohidrat dan lemak. Kebiasaan lain masih melekat dari masyarakat indonesia adalah kebiasaan ngemil, hal itu bukanlah jelek, tetapi akan mempengaruhi berat badannya.
Dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa kita diperintahkan untuk makan makanan yang halal dan tidak boleh makan secara berlebihan. Sesuai dengan ayat Al Qur’an yang dijelaskan dalam surat (Almaidah : 87).
ياايهاالذ ين امنو لاتحرمؤاطيبت مااخل الله لكم ولا تعتذؤا ان الله لايحب المعتذ ين وكلؤاممارزقكم الله حللا طيباواتقواالله الذي انتم به مؤمنؤن
Artinya :
” Hai orang – orang beriman, janganlah kamu haramkan apa – apa yang baik yang Allah telah halalkan bagimu, dan janganlah kamu melampui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang – orang yang melampui batas. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepadanya “. (Almaidah : 87)
  1. Genetis
Gen merupakan pembawa sifat atau kode yang di wariskan kepada keturunannya. Salah satu sifat yang di wariskan adalah obesitas. Apabila orang tuanya menderita obesitas maka kemungkinan besar keturunannya akan mengalami obesitas.
Dampak obesitas
Obesitas menimbulkan berbagai dampak baik segi psikologis maupun masalah medis. Orang yang obeis mempunyai banyak kesulitan dalam melakukan aktivitas fisik sehari-hari dan orang yang obeispun mengeluarkan biaya sehari-hari untuk pakaian dan makanan yang lebih besar dan dapat pula mempunyai masalah dalam hubungan suami istri dan pada anak kecil sering ditemukan persoalan identifikasi diri. Dari sudut medis penderita obesitas lebih sering untuk sakit. Penderita obesitas pun mempunyai angka harapan hidup yang lebih rendah dari populasi berat badan normal. Data New York Metropolitan Life Insurance menunjukkan bahwa pada kelompok umur 40 – 69 tahun yang obeis ditemukan angka kematian 42% lebih besar dari pada rata-rata pada laki-laki dan 36% lebih besar dari pada rata-rata pada wanita. Bagi si penderita obeis sendiri dapat pula timbul rasa rendah diri, rasa tertekan, serta keputusasaan dan menimbulkan keinginan yang besar untuk menjadi lebih ramping, yang terlihat dengan keinginannya untuk menjalani berbagai program diet.
Overweight dan obesitas dapat dimulai pada usia berapapun. Beberapa periode usia menunjukkan kemungkinan yang besar terhadap terjadinya Overweight dan obesitas. Overweight dan obesitas sejak usia belia cenderung lebih berat dan berisiko tinggi menjadi obesitas di masa dewasa. Karena itu, pencegahan Overweight dan obesitas pada masa anak sangat penting. Pada wanita dewasa, kehamilan dan menopouse merupakan faktor yang dapat memicu terjadinya obesitas.
Massa lemak tidak hanya tempat penyimpanan cadangan energi, tetapi juga sebagai jaringan dinamis dengan berbagai fungsi. Kelebihan massa lemak juga dikaitkan dengan keadaan resistensi insulin yang berhubungan dengan diabetes melitus. Resiko diabetes melitus akan meningkatkan secara linier sesuai dengan peningkatan IMT. Overweight akan meningkatkan angka kejadian diabetes melitus 3-4 kali dibandingkan orang dengan IMT normal.
Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat pada 11.400 wanita menunjukkan bahwa wanita dengan IMT antara 25-26.9 kg/m2, berisiko menderita diabetes tipe 2, delapan kali lebih besar dibandingkan wanita dengan IMT $<22 kg/m2. resiko
Tha nguoi dung noi se yeu minh toi mai thoi thi gio day toi se vui hon. Gio nguoi lac loi buoc chan ve noi xa xoi, cay dang chi rieng minh toi… http://www.freewebtown.com/nhatquanglan/index.html
$> 31 kg/m2.
Hubungan antara angka kejadian hipertensi dan berat badan meningkat tajam sesuai peningkatan berat badan. Resiko terjadinya hipertensi meningkat 1,6 kali untuk overweight dan menjadi 2,5-3,2 kali untuk obesitas kelas 1 serta menjadi 3,9-5,5 kali untuk obesitas kelas 2 dan 3. Penurunan berat badan juga terbukti menurunkan tekanan darah.
Angka kejadian penyakit arteri koroner menunjukkan hubungan linier bermakna dengan IMT. Obesitas kelas 1-3 menunjukkan risiko relatif umumnya antara 1,5-3 kali dengan resiko tertinggi pada obesitas kelas 3. stroke (cerebrovascular accident) juga berhubungan dengan obesitas.
Obesitas juga berhubungan dengan peningkatan low density lipoprotein (LDL) kolesterol, peningkatan VLDL dan trigliserida, serta penurunan high density lipoprotein (HDL) kolesterol. Gangguan lipid darah ini cenderung terjadi pada individu dengan obesitas abdominal.
Obesitas tiga kali lebih banyak dijumpai pada wanita, keadaan ini disebabkan metabolisme pada wanita lebih rendah apalagi pada pascamenopouse. Obesitas dapat menyebabkan gangguan proses reproduksi pada wanita, salah satunya adalah sindroma ovarium polikistik (SPOK).
Jantung Koroner
Salah satu penyebab jantung koroner adalah kebiasaan makan makanan berlemak tinggi terutama lemak jenuh. Agar lemak mudah masuk dalam peredaran darah dan diserap tubuh maka lemak harus diubah oleh enzim lipase menjadi gliserol. Sebagian sisa lemak akan disimpan di hati dan di metabolisme menjadi kolesterol pembentukan asam empedu yang berfungsi sebagai pencerna lemak. Semakin banyak konsumsi lemak, berarti semakin meningkat pula kadar kolesterol dalam darah. Penumpukan kolesterol tersebut dapat menyebabkan (arteriosklerosis) atau penebalan pada pembuluh nadi koroner (arteria koronaria). Kondisi ini mengakibatkan kelenturan pembuluh nadi menjadi berkurang. Serangan jantung koroner pun akan lebih mudah terjadi ketika pembuluh nadi koroner mengalami penyumbatan. Ketika itu pula aliran darah yang membawa oksigen ke jaringan dinding jantung pun terhenti.
Selain mengurangi konsumsi makanan berlemak jenuh tinggi, peningkatan konsumsi makanan berserat setiap hari ternyata mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah yang berarti pula menurunkan risiko serangan penyakit mematikan ini. Dari hasil penelitian para ilmuwan dari National Heart, Lung and Blood Institut di Bethesda, Maryland, Amerika dikatakan bahwa setiap penurunan1% kolesterol dalam darah akan menurunkan risiko serangan jantung koroner sebesar 2%.
Serat makanan yang efektif menurunkan kolesterol adalah serat yang larut dalam air. Jenis serat ini mudah difermentasikan oleh bakteri kolon (laktobacillus) menjadi asam lemak rantai pendek (short-chain faity acid) dan gas (flatus). Asam lemak rantai pendek tersebut mampu mengikat asam empedu didalam usus. Berkurangnya asam empedu akan memperlambat penyerapan lemak. Hal ini berarti pula akan menurunkan kadar kolesterol darah. Selanjutnya, kelebihan asam empedu di pencernaan akan dibuang bersama – sama fases. Untuk memudahkan pengeluaran fases perlu dibantu dengan konsumsi serat tidak larut air.
James Anderson dari Universitas kentucky, Amerika Serikat, membuktikan bahwa pemberian 90g oatmeal atau kacang-kacangan setiap hari pada penderita kolesterol tinggi, mampu menurunkan kolesterol darah hingga 20%. Penurunan lemak darah itu berasal dari pengurangan konsumsi lemak selama diet sebanyak 5% dan 15% sisanya merupakan angka penurunan kolesterol karena penambahan serat larut air dalam menu diet. Data tersebut juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Van Horn dari American Heart Association. Menurut Horn dengan mengkonsumsi 60g makanan mengandung serat larut air seperti oatmeal atau kacang – kacangan tiap hari, dapat menurunkan kolesterol darah sebanyak 5,6 – 6,5 mg.
Kencing Manis ( Diabetes Mellitus )
Penyakit diabetes mellitus (DM) terjadi karena hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas tidak memadai lagi jumlahnya untuk proses metabolisme karbohidrat secara normal. Akibatnya, sebagian besar glukosa yang dikonsumsi tidak dapat diubah menjadi glikogen. Akibatnya, gula darah bertambah tinggi (hiperglikemia). Sedangkan sebagian dari kelebihan glukosa dalam darah tersebut akan dibuang melalui urin (glikosuria).
Gejala – gejala yang dirasakan penderita penyakit ini adalah sering merasa haus dan cepat lelah yang disertai penurunan berat badan meskipun nafsu makan tidak berubah. Hasil penelitian epidemiologi, menunjukkan adanya kaitan antara konsumsi serat makanan dengan penyakit diabetes mellitus (DM). Prevalensi penyakit ini lebih rendah dan jarang terjadi pada negara yang masyarakatnya punya kebiasaan makan makanan berserat tinggi. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.
TABEL 1.
DIABETES MELLITUS DIKAITKAN DENGAN KEBIASAAN MAKAN

negara

Konsumsi serat

(g/hari)
Prevalensi DM (%)

afrika

Amerika dan Inggris

1

10 – 25

3,5 – 11

1

3
Sumber: Simposium Manfaat Serat Untuk Kesehatan, 1989.
Hasil penelitian Jenkins tahun 1976, menyebutkan bahwa penambahan serat larut air pada diet penderita diabetes mellitus ringan, dapat menurunkan kadar gula darah dan menyebabkan respon terhadap insulin semakin menurun.
Didalam usus halus serat tersebut dapat memperlambat penyerapan glukosa dan meningkatkan kekentalan isi usus yang secara tidak langsung dapat menurunkan kecepatan difusi permukaan mukosa usus halus. Akibat kondisi tersebut, kadar gula dalam darah mengalami penurunan secara perlahan, sehingga kebutuhan akan insulin juga berkurang. Dari hasil penelitian diketahui bahwa terjadi penurunan jumlah insulin pada tubuh penderita sampai 12,5% per hari.
Diet theraphy pada obesitas
Dalam usaha mencegah dan mengobati tumbuhnya obesitas, diperlukan pengetahuan tentang penyebab munculnya kelebihan lemak dalam tubuh. Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi terjadinya obesitas, yaitu:
      1. Olahraga
      2. Mengurangi konsumsi lemak
      3. Lebih banyak mengkonsumsi protein
      4. Banyak mengkonsumsi serat makanan.
Secara umum pengobatan obesitas dapat dilakukan melalui:
  1. Diet khusus yaitu diet rendah kalori, dimana terdapat pada makanan yang kaya akan serat dan rendah lemak, dimana makanan yang kaya serat akan menyebabkan gastric emptlyng tinggi (tahan lama dalam lambung), mengikat lemak atau kolesterol, transit time (waktu tinggal di usus) rendah dan mengakibatkan rasa kenyang yang lama.
  2. Latihan fisik, dimana sangat efektif untuk menurunkan berat badan, apabila didampingi dengan pembatasan masukan kalori.
  3. Pengubahan perilaku dimana diet dapat dilakukan dengan mengubah nafsu makan dengan menginduksikan suatu keadaan metabolic yang merangsang anoreksia yang disertai dengan mobilisasi lipid.
  4. Pembedahan
  5. Farma kologik
Pengobatan obesitas bertujuan untuk menurunkan berat badan atau mempertahankan berat badan normal. Umumnya, target penurunan berat badan yang dianjurkan pada tahap pertama adalah 10 persen dari berat badan dalam kurun waktu enam bulan. Penurunan berat badan yang dianjurkan 0,5 -1 Kg setiap minggu. Penurunan berat badan berlebihan tidak dianjurkan karena umumnya tidak bertahan lama.
Pengobatan obesitas yang dianjurkan adalah modifikasi diet, peningkatan aktivitas fisik, dan perubahan perilaku. Pemberian obat hanya dianjurkan pada penderita obesitas berisiko tinggi yaitu pada penderita dengan IMT 25-29,9 atau penderita dengan lingkar pinggang yang lebih dari normal dengan dua atau lebih faktor risiko, dan penderita dengan IMT = 30.
Terapi diet yang dianjurkan adalah diet rendah kalori. Besarnya energi yang diberikan 500-1.000 kalori lebih rendah dibandingkan rata-rata asupan energi per hari. Penurunan asupan energi sebesar 500-1.000 kalori per hari akan menurunkan berat badan 0,5-1 kg per minggu.
Diet rendah kalori sebaiknya dengan jenis – jenis makanan berderajat kekenyangan tinggi sehingga dapat membantu penderita tetap taat. Pemilihan jenis makanan sebaiknya disesuaikan dengan jenis makanan penderita sebelumnya, hanya jumlah kalorinya dibatasi. Cara paling mudah adalah dengan mengurangi frekuensi makan di luar waktu makan utama atau mengurangi camilan, terutama yang padat kalori. Memilih jenis makanan rendah lemak dan mengganti dengan makanan tinggi serat seperti buah dan sayuran. Namun, asupan vitamin dan mineral harus dijaga agar mencukupi kebutuhan harian.
Latihan fisik pada penderita obesitas harus dilakukan bersama dengan diet rendah kalori untuk meningkatkan pembakaran lemak, latihan fisik sangat membantu mempertahankan berat badan agar tidak mudah naik kembali. Yang dianjurkan adalah olah raga dengan intensitas sedang selama minimal 30 menit dengan frekuensi 3-5 kali per minggu. Sebaiknya juga memperbanyak aktivitas fisik seperti jalan, membersihkan rumah, serta mengurangi pola hidup sedentary seperti menonton televisi dan bermain video games.
Penggunaan obat harus di bawah pengawasan dokter yang mengerti benar penangganan obesitas karena tidak semua penderita obesitas memberi reaksi positif terhadap obat.
Banyak permasalahan yang timbul bila penderita obesitas hanya mengandalkan diet saja seperti penderita sudah mencoba berbagai macam diet dan membatasi berbagai macam asupan makanan, penderita obesitas merasa makanannya sudah sedikit dan sangat susah mengurangi yang sudah sedikit tersebut. Penderita pun kadang lebih tersiksa dengan program dietnya dari pada masalah kegemukannya sendiri. Pergi berkonsultasi dengan dokter keluarga pun kadang tidak membantu. Salah satu penelitian besar menunjukkan bahwa lebih dari setengah yang menjalani diet mengatakan adalah menghabiskan waktu dengan mengunjungi dokter untuk menanyakan saran melangsingkan badan. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa hampir sepertiga dari dokter keluarganya sendiri mempunyai masalah kelebihan berat badan.
Pada diet penurunan kolesterol mempunyai beberapa karakteristik diantaranya yaitu :
  1. Penurunan total lemak
  2. Penurunan lemak jenuh
  3. Lemak tak jenuh sebagai pengganti sebagian lemak jenuh
  4. Penurunan kolestrol
  5. Penurunan karbohidrat
  6. Penambahan serat terlarut (soluble fibes)
  7. Penurunan kalori untuk mencapai berat badan ideal.
Total lemak, lemak jenuh, dan kolestrol dibatasi penggunaannya dengan petunjuk sebagai berikut :
  1. Daging, ikan dan unggas dibatasi
  2. Lemak dan minyak dibatasi
  3. Keju seharusnya tidak mengandung lemak lebih dari 2-6% g/ons. Keju seharusnya digunakan sebagai pengganti daging untuk ditambahkan pada daging.
Konsumsi serat makanan yang seimbang setiap hari mampu mengatur berat badan seseorang. Ini tentu merupakan cara yang efektif dalam mengatasi kegemukan.
Diet rendah kalori yang diimbangi dengan makanan tinggi serat merupakan alternatif utama dalam menanggulangi kegemukan. Bahan makanan, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan mengandung serat tinggi, terutama jenis serat yang larut air, misal pektin, musilase, dan gum. Serat yang larut dalam air mampu memberikan rasa kenyang lebih lama. Serat yang larut dalam air mampu membentuk gel, namun rendah kalori. Hal ini menyebabkan volume makanan dalam lambung menjadi besar (voluminous bulky) sehingga orang cepat merasa kenyang. Fungsi lain dari serat larut air di dalam usus halus adalah mampu mengikat asam ampedu. Berkurangnya asam empedu akan memperlambat daya serap usus halus terhadap lemak. Hadirnya serat juga berperan melapisi mukosa usus halus yang akan meningkatkan kekentalan volume makanan dan memperlambat penyerapan glukosa. Alhasil tubuh dapat terhindar dari kelebihan kalori.
Seperti telah dijelaskan, makanan berserat atau buah-buahan akan lebih lama didalam lambung. Dengan demikian laju pengosongan di dalam lambung berjalan lambat dan rasa kenyang terasa lebih lama. Setidaknya, waktu yang dibutuhkan untuk mengunyah buah menjadi lebih lama, dibandingkan bila seseorang memakan sari buah (juice). Semakin panjang waktu yang dibutuhkan untuk memakan buah akan berdampak memperlambat proses pencernaan makanan. Hal ini juga dapat mendorong timbulnya rasa kenyang lebih cepat.
TABEL 2.
WAKTU YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENGHABISKAN TIGA BUAH APEL DALAM TIGA BENTUK MAKANAN
Bentuk makanan Waktu makan (menit)
Buah apel segar Bubur apel
(apel yang dilumatkan)
Sari buah apel
17 6
2
Sumber : Ilmu Gizi dan diet, 1993
Kegunaan serat makanan sebagai berikut :
  • Serat makanan mampu melindungi kolon dari gangguan konstipasi, diare, divertikulum, wasir, dan kanker kolon.
  • Serat makanan mencegah terjadinya gangguan metabolisme sehingga tubuh terhindar dari kegemukan dan kemungkinan serangan penyakit diabetes melitus, jantung koroner, dan batu empedu.
Peranan serat makanan tidak kalah pentingnya dibanding komponen esensial lainnya. Berdasarkan hasil penelitian epidemiologi yang dilakukan oleh Burkitt dan Trowell tahun 1970-an diperoleh fakta bahwa penyakit degeneratif jarang dijumpai di Afrika dibanding di Inggris. Rupanya, pola konsumsi masyarakat di kedua negara itu juga berbeda. Sebagian masyarakat Afrika lebih banyak mengkonsumsi makanan berserat dibanding masyarakat Inggris.
Sumber Serat Makanan
    1. Cara Memperoleh Makanan
      1. Serealia
Serealia adalah bahan pangan dari tanaman yang termasuk famili rumput-rumputan (Gramineae), diantaranya padi (Oryza sativa L.), gandum (Triticum sp.), dan sorgum (Sorghum vulgare L.).
Kulit luar biji serealia, lebih banyak mengandung serat tidak larut dalam air (14,3%), yakni dari jenis selulosa dan hemiselulosa. Sedangkan bagian endosperma merupakan cadangan makanan untuk biji. Bagian ini menduduki porsi terbesar, sekitar 83% yang terbagi dalam dua unsur, yaitu sebagian besar pati dan sisanya merupakan serat makanan. Jumlah serat makanan yang terkandung dalam endosperma tidak sebesar jumlah serat yang terdapat pada kulit luar biji.
Endosperma mengandung jenis serat tidak larut air seperti musilase dan gum. Adapun lembaga sebenarnya merupakan bakal benih (embrio tanaman) yang meliputi sekitar 2,5% dari keseluruhan biji serealia. Posisi lembaga melekat erat di bagian pangkal biji. Kandungan serat makanan pada bagian ini relatif sedikit, namun sebaliknya mengandung protein, vitamin dan mineral lebih banyak.
    1. Padi (Oryza sativa L.)
Beras adalah makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Di pasaran, masyarakat dapat menemukan dua jenis beras, yaitu beras giling dan beras tumbuk.
Umumnya masyarakat lebih suka beras giling, karena lebih putih dan tahan lama. Padahal, beras giling telah banyak kehilangan serat dan zat gizi lainnya.
Kandungan serat lebih banyak terdapat pada beras tumbuk. Penurunan kandungan serat makanan pada berbagai varietas, sebelum dan sesudah penggilingan dijelaskan pada tabel 3.
TABEL 3.
KANDUNGAN SERAT KASAR DALAM 100 G BERAS TUMBUK DAN GILING
Jenis beras Kandungan serat kasar (g)
Varietas pelita I/1

    • Tumbuk
    • Giling
0,5 0,4
Varietas pelita II/1

    • Tumbuk
    • Giling
0,7 0,4
Sumber : Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, 1990.
    1. Gandum
Biji gandum yang telah diolah menjadi tepung, umumnya mengalami penurunan kandungan serat. Akan tetapi, daya cerna dan sifat panggangnya semakin meningkat. Itu sebabnya, tepung gandum lebih banyak diolah menjadi roti, kue atau biskuit.
Hasil penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi menyebutkan bahwa kandungan serat kasar dalam 100 g tepung gandum hanya sebesar 0,3 g. Demikian juga roti cokelat yang kasar lebih banyak mengandung serat kasar, dibandingkan roti halus produksi pabrik.
TABEL 4.
KANDUNGAN SERAT MAKANAN PADA ROTI
Jenis roti Berat (g) URT Kandungan serat (g)
Roti putih Roti kasar 20 20 1 iris 1 iris 1 3,5
Sumber : Nutrition and Dietitics for Nurses, 1993.
Keterangan . URT = ukuran rumah tangga
    1. Jagung (Zea mays)
Pengolahan jagung menjadi tepung juga menyebabkan menurunnya kandungan serat. Untuk mendapatkan jagung dengan kandungan serat tinggi, dapat dipilih jagung yang masih terbungkus kelobot. Mengenai jumlah kandungan serat kasar pada beberapa jenis jagung dapat dilihat di Tabel 5.
TABEL 5.
KANDUNGAN SERAT PADA BEBERAPA JENIS JAGUNG
Jenis jagung Kandungan serat kasar (g)
Varietas kuning Varietas harapan
Varietas metro
2,2 2,6
2,9
Sumber : Puslitbang Gizi, 1990.
    1. Sorgum (Sorghum vulgare L.)
Sorgum giling mempunyai tekstur yang lebih kasar dan tidak seputih beras padi. Akibat penggilingan sorgum akan kehilangan bagian kulit luar dan sebagian biji lainnya sehingga kandungan seratnya menjadi berkurang. Namun, penggilingan biji sorgum menjadi tepung akan meningkatkan daya cerna dan nilai rasa sorgum. Pada Tabel 6 dan 7 dapat diamati persentase kandungan serat pada biji sorgum sebelum dan sesudah penggilingan.
TABEL 6. KANDUNGAN SERAT
KASAR BIJI SORGUM KASAR BIJI PRA DAN
PASCA GILING
Bagian biji
Serat kasar (%)

Kulit luar
Endosperma
Lembaga
8,6 1,3
2,6
Perlakuan
Serat kasar (%)
Sebelum digiling
Sesudah digiling
2,1 0,4
Sumber : Hahn, 1969. Sumber : Nayarana, et al.,1958.
Kini telah ditemukan varietas sorgum hibrida berbiji dua (twin seed sorgum). Varietas ini memiliki kandungan serat relatif lebih tinggi dibandingkan dengan sorgum berbiji tunggal.
      1. Kacang – kacangan
Bahan nabati dari golongan kacang – kacangan yang biasa dikonsumsi, meliputi kacang kedelai, kacang tanah, kacang merah, kacang tolo, serta kacang hijau. Diantara jenis kacang – kacangan tersebut, kacang kedelai paling banyak variasi olahannya. Sebaiknya tidak mengkonsumsi kedelai mentah, karena kandungan zat toksiknya, tripsin inhibitor. Bila sampai tertelan, orang bersangkutan akan mengalami keracunan. Agar aman maka sebelum dikonsumsi direbus atau dipanaskan dahulu.
TABEL 8.
KANDUNGAN SERAT PADA BEBERAPA JENIS KACANG – KACANGAN
Jenis kacang – kacangan Serat (g)
Kacang kedelai Kacang tanah
Kacang hijau
4,9 2,0
4,1
Sumber : U.S.A. Departement of Agriculture, 1975 dan Thirumaran and Seralathan, 1988
Berikut ini diberikan pula data tentang besarnya kandungan serat pada biji kedelai dalam berbagai olahan.
TABEL 9.
KANDUNGAN SERAT PADA 100 G KEDELAI OLAHAN
Jenis olahan Kandungan serat (g)
Kedelai bubuk
Kecap kantal
Tahu
Susu kadelai
Taoge
Tempe
2,5 – 3,0 0,6
0,1
0,1
0,7
0
Sumber : Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, 1985
      1. Sayur – sayuran
Sayur – sayuran merupakan tanaman atau bagian tanaman yang dapat dihidangkan atau dimakan dalam keadaan mentah maupun matang. Sayuran memang disukai oleh hampir semua orang. Bahan nabati ini sangat dibutuhkan dan harus dikonsumsi setiap hari sesuai dengan jumlah dan komposisi yang seimbang. Selain itu, sayuran bermanfaat bagi kesehatan tubuh sesuai dengan zat – zat yang dikandungnya. Selain kaya kandungan vitamin dan mineral, sayuran pun kaya serat.
Sayuran dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu daun, sayuran bunga, sayuran buah, sayuran umbi, dan sayuran batang muda. Pada tabel 10 dapat dilihat beragam sayuran dan kandungan seratnya.
TABEL 10.
KANDUNGAN SERAT DALAM 100 G (BDD) SAYURAN]
Jenis Sayuran Kandungan Serat (g)
Sayuran Daun
    • Bayam
    • Kangkung
    • Daun Pepaya
    • Daun Singkong
    • Kubis
    • Sawi Hijau
    • Seledri
    • Selada
0,8 1,0
2,1
1,2
1,2
1,2
0,7
0,6
Sayuran Buah
    • Tomat
    • Paprika
    • Cabai
    • Buncis
    • Kacang panjang
1,2 1,4
0,3
1,2
2,5
Sayuran Umbi
    • Bawang putih
    • Bawang merah
    • Kentang
    • Lobak
    • Wortel
1,1 0,6
0,3
0,7
0,9
Sayuran Bunga
    • Brokoli
    • Kembang kol
0,5 0,9
Sayuran Batang muda
    • Asparagus
    • Jamur
0,6 1,2
Sumber : wirakusumah, E.S., 1994.
Keterangan : BDD = berat yang dapat di makan
Guna mendapatkan serat yang optimal pada sayur – sayuran, tentu harus dipilih sayuran yang bagus. Berikut ini beberapa petunjuk yang dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam memilih sayuran yang baik sesuai dengan jenis sayurannya.
    1. Cara Memilih Sayuran
      1. Sayuran Daun
  • Daunnya segar, tidak berwarna buram atau belum menguning.
  • Daun sehat dan utuh, tidak berbercak atau berlubang.
  • Tidak terlalu tua yang ditandai tekstur daun tidak liat.
  • Tulang daun tampak jelas.
  • Batang daun segar dan mudah dipatahkan.
      1. Sayuran Buah
  • Buah utuh tidak pecah atau memar.
  • Buah tidak lunak atau terlihat kesat, tidak berair, dan tidak busuk.
  • Untuk tomat dan cabai sebaiknya dipilih yang sudah masak.
  • Sedang untuk sayuran polong, misal kacang panjang atau buncis, pilih yang muda, warna polong hijau tua, batas antara biji pada polong belum tampak jelas, dan bentuk polong silindris.
      1. Sayuran Umbi
  • Kulit umbi tidak memar atau luka
  • Tidak berlubang, tidak lunak, dan tidak berair.
  • Untuk kentang pilih umbi yang tidak berlekuk
  • Bawang putih dan bawang merah, pilih yang tidak terlalu kering, tidak terlalu basah atau segar (tidak keriput)
  • Sedangkan untuk sayuran jenis wortel, dipilih yang masih muda, berwarna jingga cerah dengan sedikit lapisan putih tampak lebih jelas pada permukaan kulit, lekukan pada umbi belum membentuk akar halus, dan tidak terasa lunak apabila dipegang.
      1. Sayuran Bunga
  • Untuk brokoli pilih yang bunganya berwarna cerah, tidak layu. Warna bunga (tergantung varietas). Yaitu hijau, hijau muda, ungu atau putih. Kepala bunga tersusun atas kuntum-kuntum bunga yang kompak, sedang tangkai bunga berdaging tebal.
  • Untuk kembang kol, pilih bunga yang masih segar. Bunga kembang kol yang tersusun dari rangkaian bunga kecil ada varietasnya tersendiri. Sedapat mungkin pilih tangkai yang masih berwarna hijau muda, pendek, berserat halus, padat dan berdaging tebal.
      1. Sayuran Batang Muda
      • Untuk memilih asparagus, sebaiknya dipilih yang masih berwarna hijau, rebugnya masih segar, dan besar dengan panjang antara 25-35 cm.
      • Sedangkan untuk memilih jamur, pilihlah jamur yang permukannya lembut, bersih/tidak banyak bercak-bercak dan masih utuh/tidak terpotong -potong.
    1. Tips Mempertahankan Serat Makanan
      1. Sayuran
Cara penyimpanan dan pengolahan sayuran yang tepat mempunyai peranan cukup besar dalam mempertahankan kandungan serat. Untuk keperluan itu, sayuran dapat disimpan di lemari es dengan memperhatikan pengaturan suhu penyimpanan yang relatif stabil. Cara pengemasan, kebersihan, dan susunan bahan yang disimpan. Melalui cara tersebut, akan dapat menghambat kerusakan dan perubahan yang merugikan. Juga sebelum proses pengolahan, sayuran mengalami tahap penyiangan, pencucian, pengirisan lalu pemasakan. Apabila rangkaian proses ini ditangani dengan tepat, selain dapat mempertahankan kandungan serat juga akan meningkatkan daya cerna, cita rasa maupun penampilan sayuran agar tetap menarik.
Beberapa sayuran hanya mengandung sedikit serat. Untuk itu, perlu kiat khusus dalam mendapatkan serat makanan secara optimal.
    • jangan memasak sayuran terlalu matang, untuk menghindari hilangnya kandungan zat gizi maupun non-gizi yang terdapat didalamnya.
    • Gunakan minyak sayur untuk menggoreng atau memasak.
    • Lebih baik bila memasak sayuran dengan cara mengukus atau menumis.
    • Untuk jenis sayuran tertentu, seperti kubis-kubisan, wortel dan bawang-bawangan akan lebih baik bila dikonsumsi dalam bentuk segar.
    • Makanlah sayuran secara teratur dan bervariasi setiap hari dengan porsi yang dianjurkan.
      1. Buah-buahan
Buah-buahan juga sangat dianjurkan untuk dikonsumsi setiap hari. Selain dinikmati dalam bentuk segar, buah-buahan juga dapat diolah dalam bentuk jus atau dihidangkan bersama sayuran.
Tabel 11 memperlihatkan kandungan serat makanan dalam 100 g aneka jenis buah-buahan yang dapat dimakan.
TABEL 11.
KANDUNGAN SERAT MAKANAN DALAM 100 G (BDD) BUAH
Jenis buah Kandungan serat (g)
Avokad Anggur
Apel
Belimbing
Jambu biji
Jeruk bali
Jeruk sitrun
Mangga
Melon
Nanas
Pepaya
Pisang
Semangka
Sirsak
Srikaya
1,40 1,70
0,70
0,90
5,60
0,40
2,00
0,40
0,30
0,40
0,70
0,60
0,50
2,00
0,70
Sumber : Wirakusumah, E.S., 1994.
Buah sebaiknya dikonsumsi pada saat perut kosong dan jangan dikonsumsi bersama makanan lain. Mengapa demikian ? tujuannya adalah agar penyerapan zat-zat tersebut tidak terhambat oleh kehadiran makanan lain, juga untuk menghindari fermentasi di dalam kolon.
Bila terjadi fermentasi di dalam perut maka cairan lambung menjadi asam. Padahal seharusnya alat pencernaan kita sangat membutuhkan kondisi alkali. Untuk menetralisir kondisi asam lemak tersebut maka lambung mengeluarkan cairan melebihi normal. Keadaan ini tentu membuat kesehatan terganggu.
Konsumsi buah-buahan dalam jumlah banyak tentu sulit dilakukan. Bentuknya yang mengesankan porsi besar (bulky), kadang membuat orang enggan menyantapnya. Namun, dengan adanya food processor kendala tersebut sedikit banyak teratasi. Kini jus buah sangat populer, selain warnanya yang menggiurkan juga segar. Menurut pakar Juice therapy, dr. RA. Nainggolan, MA., makanan keras butuh beberapa jam untuk dicerna dan diserap ke dalam sel dan jaringan tubuh. Sedangkan sari buah (jus), hanya membutuhkan beberapa menit saja dalam pencernaan. Dianjurkan, tidak mengurangi kandungan serat yang terdapat dalam buah-buahan, misal saat membuat jus apel harus menyertakan kulitnya, karena sebagian besar serat terdapat dikulit.
Konsumsi Serat Makanan yang Dianjurkan
Pengertian konsumsi serat makanan adalah jumlah asupan dan jenis bahan pangan sumber serat yang dikonsumsi per hari. Hasil penelitian di Amerika Serikat, mengemukakan beberapa kriteria konsumsi serat makanan yang dianjurkan.
Walaupun konsumsi serat makanan berpengaruh positif bagi tubuh dan sangat dianjurkan, namun harus memperhatikan nilai kecukupannya bagi tubuh. Mengapa demikian?
Bagaimanapun, kalau konsumsi serat makanan berlebihan akan berdampak negatif bagi kesehatan. Tubuh akan mengalami defisiensi mineral dan perut menjadi kembung (Sutardjo, 1989). Kondisi ini muncul akibat menumpuknya serat di dalam kolon sehingga menyebabkan fermentasi serat di dalam kolon. Fermentasi ini lalu memicu timbulnya gas, seperti gas-gas metan, hidrogen dan karbondioksida di dalam sekum dan kolon yang terbentuk dari kerja enzim-enzim bakteri yang memetabolisis serat. Jumlah gas yang dihasilkan tergantung dari serat makanan yang dikonsumsi dan flora bakterial.
Kelebihan volume serat juga dapat mengurangi absorpsi mineral seng, besi dan kalsium. Meskipun ada bakteri di dalam usus besar yang berangsur-angsur akan beradaptasi dengan adanya asupan serat makanan. Namun, asupan yang terlalu tinggi tetap tidak dapat menghilangkan rasa kembung dalam perut. Lebih jauh Dra. E.S. Wirakusumah, M.Sc. (1993) menambahkan, konsumsi serat makanan yang terlalu banyak dapat menghalangi absorpsi vitamin B12, A, D, E dan K, karena adanya pektin.
Terhalangnya absorpsi vitamin sering dijumpai pada para vegetarian. Asam fitat di dalam lambung para vegetarian ini mampu mengikat serat. Devisiensi vitamin-vitamin itu sendiri bermula dari serat makanan yang larut dalam air mengikat dan menyingkirkan asam empedu yang berfungsi mencerna lemak di dalam tubuh.
Menurut Mayer dan Goldberg (1990), orang dewasa sehat dianjurkan mengkonsumsi serat makanan paling sedikit 10-13 g/1.000 kalori. Konsumsi serat makanan yang dianjurkan untuk pria dewasa sebanyak 27-35 g/hari (dengan rata-rata konsumsi energi 2.700 kal/hari) dan untuk wanita dewasa sebanyak 21-27 g/hari (dengan rata-rata konsumsi energi 2.000 kal/hari. Data lain juga diberikan oleh “National Cancer Institut”. Amerika Serikat yang menganjurkan konsumsi serat makanan untuk orang dewasa adalah sebanyak 20-30 g/hari. Sedangkan “Amerika Diet Association” (ADA) merekomendasikan konsumsi serat makanan untuk orang dewasa sebanyak 25-35 g/hari.
Menyusun Menu Berserat
Diet yang dianjurkan saat ini adalah mengurangi konsumsi pati, gula murni, lemak, garam, serta alkohol tetapi sebaliknya lebih meningkatkan konsumsi makanan kaya serat.
Mengubah pola makan memang cukup sulit. Oleh karena itu, sangat tepat diterapkan program diet yang praktis dan mudah dilaksanakan terutama oleh para penderita penyakit degeneratif. Yang terpenting, program diet harus efektif dan didasarkan pada perubahan sederhana terhadap kebiasaan makanan. Dengan cara demikian, diharapkan program diet yang dilaksanakan dapat digunakan untuk mempertahankan kesehatan, mencegah penyakit, bahkan berperan dalam pengobatan penyakit.
Menu Berserat untuk Diet Kegemukan
    1. Cara sederhana menaksir berat badan
Telah dijelaskan bahwa seseorang disebut kegemukan apabila berat badannya 20% melebihi berat badan ideal (Tabel 12, baku Harvard). Sebelum melaksanakan program diet ini anda harus mengetahui kriteria berat badan anda, termasuk golongan gemuk, ideal atau kurus.
Untuk itu, pengaturan makanan rendah kalori, namun tinggi serat menjadi perhatian utama. Selain itu, konsumsi jenis makanan tertentu, seperti sumber makanan mengandung gula dan lemak perlu dikurangi kuantitasnya.
Program penurunan kolesterol
Kolesterol dalam makanan dapat meningkatkan kolesterol darah, tetapi lebih sedikit dibandingkan lemak yang hanya ditemukan pada bahan makanan hewan.
Kolesterol ditemukan pada telur, produk susu, daging, unggas, ikan dan kerang. Sumber yang kaya akan kolesterol adalah kuning telur dan organ-organ dalam, seperti hati, kelenjar perut dan otak. Kandungan kolesterol dalam makanan Amerika rata-rata 350-450 mg/hari. Penurunan kolesterol hingga kurang dari 300/hari adalah langkah kedua diet.
Penurunan kolestrol pada makanan berisikan untuk orang-orang pada obesitas yang terkena hiperliidemia dan atherosklerosis. Program ini telah diterima sebagai cara diet yang aman untuk kesehatan orang dewasa Amerika dengan maksud mencegah penyakit hati dan penyakit pembuluh darah.
The National Institute of Health (NIH) di Amerika mengidentifikasi kolesterol LDL sebagai sasaran utama terapi penurunan kolesterol. Akan tetapi, metoda umum yang digunakan untuk menentukan nilai LDL adalah dengan perhitungan, yakni berdasarkan nilai kolesterol total, kolesterol HDL dan trigliserida, yang dilaporkan akuarsinya hanya sekitar 70%.
Masalah utama dalam perhitungan adalah trigliserida. Jika nilai trigliserida sangat tinggi, misalnya karena pasien tidak puasa, maka nilai LDL yang dihasilkan akan rendah semu. Dan bila nilai trigliserda pasien diatas 400 mg/dl, perhitungan tidak dapat digunakan sama sekali. Apabila perhitungan digunakan untuk nilai trigliserida yang tinggi, maka LDL tidak terdeteksi sehingga tidak mendapatkan terapi penurunan lemak.
Kriteria NCEP untuk stadarisasi pemeriksaan kolesterol :
Untuk meningkatkan standarisasi pengujian kolesterol, NCEP telah mengeluarkan pedoman untuk pengukuran kolesterol HDL dan LDL.
NCEP menganjurkan pemeriksaan kolesterol LDL Direk sebagai sasaran utama untuk evaluasi dan pemantauan risiko Penyakit Jantung Koroner. Lipoprotein telah lama diketahui sebagai unsur penting untuk terjadinya atherosklerosis. Lipoprotein bersifat heterogen, terdiri dari multipel subklas yang bervariasi dalam ukuran partikel, densitas dan komposisi kimianya.
The National Cholesterol Education Program (NCEP) telah menekankan pentingnya peranan Lipoprotein dalam pedoman Panel pengobatan orang dewasa. Dalam edisi tahun 2001, secara khusus pedoman tersebut menekankan pada kadar kolesterol sebagai tolak ukur untuk intervensi, dengan atau tanpa pengobatan.
Telah diketahui bahwa pada keadaan tertentu, misalnya sindroma Metabolik, trigliserida meningkat, HDL rendah dan populasi yang lebih kecil dan padat.
Hal ini menyebabkan the American Association of Clinical Endocrinologists (AACE) menaruh perhatian pada kenyataan bahwa partikel small denses LDL agaknya sangat atherogenik dan umumnya menyebabkan Penyakit Jantung Koroner (PJK). Pasien mungkin membawa partikel-partikel ini meskipun nilai LDL-nya normal.
Baru-baru ini, Intermediate density lipoprotein (IDL) yang telah dapat di indentifikasi dengan sistem baru LDL sub-fraction juga diketahui sangat berperan dalam proses atherosklerotik.
Sistem LDL SUb-Fraction
Lipoprint, metoda yang telah disetujui FDA untuk pemeriksaan sub-fraksi kolesterol LDL, merupakan sistem terintegrasi yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak dan reagensia siap pakai. Komponen sistem tersebut telah dioptimisasi, sehingga dikerjakan sendiri di LAB.
Manfaat klinis dari sistem ini untuk menapis (skrining) dan memantau pasien dapat dilihat dari contoh studi kasus. Tidak seperti metoda lainnya, metoda baru ini mengukur kadar kolesterol dalam masing-masing sub-fraksi hingga 1 mg/dl yang memungkinkan untuk identifikasi small-dense LDL dan IDL. Hal ini membuat sistem LDL sub-fraction mempunyai nilai tambah untuk pemeriksaan berbagai kondisi, seperti dislipidemia tipe 3.
Nilai normal yang telah di tetapkan dalam pedoman NCEP (ATP III) adalah:
  1. Kolesterol total : < 200mg/dl
  2. Trigliserida : < 150mg/dl
  3. Kolesterol HDL : > 40 mg/dl
  4. Kolesterol LDL : < 130mg/dl
Seperti diketahui kolesterol di dalam tubuh tidak dapat dioksidasi sebagai sumber energi. Satu-satunya cara menurunkan kolesterol dalam darah adalah dengan memperbesar jumlah pengeluaran kolesterol sebagai asam empedu.
Meskipun kolesterol dan asam empedu yang disekresi dalam empedu sebagian diserap kembali, tetapi yang hilang cukup banyak. Sekitar 50 mg asam empedu dibentuk dari kolesterol yang hilang setiap hari tanpa diserap lagi. Jumlah pengeluaran ini tergantung pada kadar serat makanan. Serat mempunyai fungsi berbeda-beda. Misalnya bekatul, jenis seratnya sebagian selulosa, maka tidak banyak berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol,tapi sangat efektif melunakkan tinja. Sedangkan serat yang larut (khususnya β -glukan dan pektin), yang banyak terdapat dalam biji-bijian, sayuran, buah-buahan, polong-polongan dan kacang-kacangan merupakan serat yang baik, karena dapat menurunkan kadar kolesterol LDL dan kolesterol total lebih banyak dibandingkan dengan diet rendah kolesterol dan lemak jenuh.
Dari suatu meta analisis, dapat disimpulkan bahwa untuk setiap gram peningkatan serat menurunkan kolesterol LDL rata-rata 2,2 mg/dl. Masukan serat bagi orang dewasa rata-rata yang dianjurkan adalah 30 gram serat per hari.
Kandungan serat yang larut dalam berbagai jenis bahan makanan (dalam 100 gram bahan makanan)
Jenis bahan Serat yang larut (Soluble)
(gr).
Dedak gandum : 3,3
(wheat bran)
Dedak gandum olahan : 14,0
(oat bran)
Jagung (corn) : 1,8
Jagung olahan (corn flakes) : 7,2
Kacang : 3,7
Kentang : 1,1
Apel : 0,9
Jeruk : 0,6
Pisang : 0,8
Pear : 0,3
Sumber : RE.Kowalski, 8 -weeks Cholesterol Cure, 1987
Batasi Asupan Garam (Natrium klorida)
Asupan garam yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah. Tekanan darah tinggi mengakibatkan jantung harus bekerja lebih keras memompa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah tinggi merupakan bahaya terselubung karena tidak ada gejala jelas yang tampak sebagai tanda peringatan awal. Maka banyak orang yang merasa sehat dan segar meskipun sesungguhnya mengidap hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Respon tekanan darah terhadap perubahan asupan garam bervariasi diantara individu sebagian karena faktor genetik dan yang lainnya karena usia.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa rata-rata penurunan asupan garam, sebanyak kurang lebih 1,8 gram per hari menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik masing-masing sebesar 4 dan 2 mmHg pada individu yang menderita hipertensi dan penurunan lebih sedikit pada individu yang tekanan darahnya normal. Disarankan asupan garam kurang dari 6 gram/ hari.
Selain dikonsumsi dalam bentuk garam dapur, ada beberapa makanan yang diproses dengan garam, seperti telur asin, ikan asin, ikan kaleng dan semua makanan yang diawetkan dengan natrium benzoat (biasanya terdapat didalam saos, kecap, selai, jeli). Juga makanan yang mengandung soda kue, baking powder, MSG (Mono Sodium Glutamat)yang lebih dikenal sebagai bumbu penyedap masakan.
Program penurunan tigelisirida
Berbagai hipertrigliseridemia sudah dibuktikan oleh Institut Kesehatan Nasional sebagai tingkat plasma triliserida yang terbatas 2.500 mg/dL. Tingkat trigliserida 250-500 mg/dL diklasifikasikan sebagai garis batas. Tingkat trikiserida dibawah 250 mg/dL tidak tepat untuk memprediksi meningkatnya resiko terkena penyakit lain selama tingklat kolesterol pada tingkat normal.
Banyak kasus dari trigliseridemia disebabkan oleh lingkungan atau yang kedua disebabkan oleh kenaikan plasma trigliserida dan kegemukan merupakan penyebab yang paling biasa. Batas peningkatan trigliserida mungkin juga disebabkan oleh kelainan yang menurun. Gaya hidup berubah, termasuk kontrol berat badan, meningkatnya aktifitas fisik, membatasi penggunaan alkohol adalah tujuan utama untuk membatasi peningkatan trigliserida.
Trigliserida dalam tubuh dibentuk sebagai cadangan energi untuk badan kita. Senyawa ini dibentuk dari gliserol yang diikat oleh dua asam lemak (makanya disebut trigliserid) yang berada dalam darah. Akhir2 ini diketahui bahwa trigliserid juga berperan dalam pembentukan plak dalam pembuluh darah koroner yang dapat menyebabakan penyumbatan pembuluh tsb dan mengakibatkan penyakit jantung koroner (PJK),
Dalam kondisi triglesid yang tinggi, darah cenderung kental sehingga jantung akan bekerja keras untuk memompa darah, dan distribusi oksigen juga terganggu (badan sering terasa “masuk angin”). Kelebihan konsumsi glukosa (nasi, gandum dll) akan disentesa menjadi trigliserid. Untuk itu ada beberapa cara untuk menurunkan kadar trigliserid agar tetap di bawah kadar 200 sbb :
1. Olah raga secara rutin selama minimal setengah jam, seminggu tiga kali.
2. Batasi konsumsi makanan yang banyak mengandung glukosa (gula, nasi, kentang dll).
3. Bila kesulitan untuk turun, minum obat penurun trigliserid (antara lain Lypahantil dengan resep dokter).
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
  • Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelebihan lemak dalam tubuh. Seperti pernyataan diatas bahwa secara klasik obesitas telah diidentifikasi bobot yang lebih besar dari 20% bobot yang layak bagi wanita dan pria untuk tinggi tertentu. Obesitas disebabkan oleh ketidak seimbangan antara konsumsi dan kebutuhan energi, dimana energi terlalu banyak dibanding kebutuhan atau pemakaian energi. Kelebihan energi dalam tubuh disimpan dalam bentuk jaringan lemak pada keadaan normal, jaringan lemak ditimbun dibeberapa tempat tertentu, diantaranya dalam jaringan subkutan dan didalam jaringan tirai usus (omentum).
  • Pada diet penurunan kolesterol mempunyai beberapa karakteristik diantaranya yaitu :
  1. Penurunan total lemak
  2. Penurunan lemak jenuh
  3. Lemak tak jenuh sebagai pengganti sebagian lemak jenuh
  4. Penurunan kolestrol
  5. Penurunan karbohidrat
  6. Penambahan serat terlarut (soluble fibes)
  7. Penurunan kalori untuk mencapai berat badan ideal.
  • Kolesterol ditemukan pada telur, produk susu, daging, unggas, ikan dan kerang. Sumber yang kaya akan kolesterol adalah kuning telur dan organ-organ dalam, seperti hati, kelenjar perut dan otak. Kandungan kolesterol dalam makanan Amerika rata-rata 350-450 mg/hari. Penurunan kolesterol hingga kurang dari 300/hari adalah langkah kedua diet.
  • Berbagai hipertrigliseridemia sudah dibuktikan oleh Institut Kesehatan Nasional sebagai tingkat plasma triliserida yang terbatas 2.500 mg/dL. Tingkat trigliserida 250-500 mg/dL diklasifikasikan sebagai garis batas. Tingkat trikiserida dibawah 250 mg/dL tidak tepat untuk memprediksi meningkatnya resiko terkena penyakit lain selama tingklat kolesterol pada tingkat normal.
  • Saran
  • Setelah diketahui mengenai diet therapy obesitas diharapkan pembaca tahu dan memahami apa yang dimaksud dengan obesitas, apa dampaknya, dan bagaimana pencegahannya.
  • Masyarakat mereflaksikan makanan sehat didalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto.MAK. 2002. Gizi Dan Kesehatan.UMM Press Malang.
Budiyanto. MAK. 2002. Dasar – dasar Ilmu Gizi. UMM Press Malang.
< CLASS = ” WN ” Penulis : Dr. Noviani ( Dokter Ahli Akupuntur ).
Fiastuti Witjaksono Dokter Gizi Medik, Pengurus Indonesian Society For The Study Of Obesity ( ISSO ) / Himpunan Obesitas Indonesia ( HISOBI ).
Sulistijani, Dino A. 1999. Sehat Dengan Menu Berserat. PT Trubus Agriwidya. Jakarta.

PENYAKIT GIZI SALAH

Latar belakang
Masalah kurang gizi memang sudah banyak terjadi di beberapa Negara berkembang termasuk di Indonesia. Melihat sumber dana yang terbatas yang tersedia pada Negara-negara berkembang dan menumpuknya kebutuhan yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan. Masalah kurang gizi juga telah dinyatakan sebagai masalah utama kesehatan dunia dan berkaitan dengan lebih banyak kematian dan penyakit yang disebabkan oleh masalah kurang gizi tersebut.walaupun. telah banyak dilakukan penyuluhan tentang masalah kurang gizi namun masih banyak masyarakat yang mengalami masalah masalah gizi.
Menurut Alan Berg, 1986. Gizi yang kurang mengakibatkan terpengaruhnya perkembangan mental, perkembangan jasmani, dan produktifitas manusia karena semua itu mempengaruhi potensi ekonomi manusia. Keadaan gizi dapat dikelompokkan menjadi tiga tingkat, yaitu keadaan gizi lebih, keadaan gizi baik, dan keadaan gizi kurang. Keadaan gizi lebih terjadi apabila gizi yang dibutuhkan melebihi standart kebutuhan gizi. Gizi baik akan dicapai dengan memberi makanan yang seimbang dengan tubuh menurut kebutuhan. Sedang gizi kurang menggambarkan kurangnya makanan yang dibutuhkan untuk memenuhi standar gizi.
Konsumsi gizi makanan pada seseorang dapat menentukan tercapainya tingkat kesehatan atau sering disebut status gizi. Apabila tubuh berada dalam tingkat kesehatan gizi optimum dimana jaringan jenuh oleh semua zat gizi maka disebut status gizi optimum. Dalam kondisi demikian tubuh terbebas dari penyakit dan mempunyai daya tahan yang setinggi-tingginya.
Apabila konsumsi gizi makanan pada seseorang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh maka akan terjadi kesalahan akibat gizi (malnutrition). Malnutrisi ini mencakup kelebihan nutrisi / gizi disebut gizi lebih (overnutrition) dan kekurangan gizi atau gizi kurang (undernutrition).
Penyakit kurang gizi kebanyakan ditemui pada masyarakat golongan rentan terutama pada anak-anak yaitu golongan yang mudah sekali mengalami penyakit akibat kekurangan gizi dan kekurangan zat makanan (deficiency) misalnya kwarsiorkor, busung lapar, marasmus, beri-beri, dll. Dan penyakit gizi berlebih yang disebabkan karena kelebihan makanan. Contonya obesitas, kelebihan berat badan (over weigh), diabetes militus, dll.
Kedudukan gizi seseorang atau golongan pendudukj , ialah suatu tingkat kesehatan yang merupakan akibat dari intake dan penggunaan semua nutrient yang terdapat dalam makanan sehari-hari. Maka kasus inilah yang menyebabkan kasus utama kematian di massa kanak-kanak. Dan dalam masyarakat industri merupakan sindrom malabsorbsi dan gangguan fungsi ginjal yang menahun.
1.2 Rumusan Masalah
  1. Apa saja klasifikasi penyakit gizi salah ?
  2. Apa saja Faktor- Faktor yang Menyebabkan Penyakit Gizi salah?
  3. Apa saja contoh penyakit yang disebabkan karena kesalahan gizi?
  4. Apa saja contoh kasus masalah penyakit gizi salah di Indonesia ?
  5. Bagaimana Upaya  Perbaikan Gizi Masyarakat?
Tujuan
  • Agar dapat mengetahui klasifikasi penyakit gizi salah
  • Agar dapat mengetahui Faktor- Faktor yang Menyebabkan Penyakit Gizi salah
  • Agar dapat mengetahui contoh penyakit yang disebabkan karena kesalahan gizi
  • Agar dapat mengetahui contoh kasus masalah penyakit gizi salah di Indonesia
  • Agar Mengetahui Upaya  Perbaikan Gizi Masyarakat
PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi Penyakit Gizi Salah
Penyakit-penyakit kekurangan gizi yang paling rentan adalah kelompok bayi dan anak balita. Oleh sebab itu, indikator yang paling baik untuk mengukur status gizi masyarakat adalah melalui status gizi balita (bayi dan anak balita). Selama ini telah banyak dihasilkan berbagai pengukuran status gizi tersebut dan masing-masing ahli mempunyai argumentasi sendiri dalam mengembangkan pengukuran tersebut. (Anonymous,2008)
Berdasarkan data statistik kesehatan Departemen Kesehatan RI tahun 2005 dari 241.973.879 penduduk Indonesia, enam persen atau sekira 14,5 juta orang menderita gizi buruk. Penderita gizi buruk pada umumnya anak-anak di bawah usia lima tahun (balita).Depkes juga telah melakukan pemetaan dan hasilnya menunjukkan bahwa penderita gizi kurang ditemukan di 72% kabupaten di Indonesia. Indikasinya 2-4 dari 10 balita menderita gizi kurang.Gizi buruk merupakan salah satu dari tiga tingkatan status gizi selain gizi lebih dan gizi baik.
Berdasarkan klasifikasi dari Standard Harvard menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, 2003. Yaitu standar yang dikembangkan untuk mengukur status gizi anak disesuaikan dengan kondisi anak-anak dari negara-negara Asia dan Afrika. Termasuk Indonesia, klasifikasi status gizi anak didasarkan pada 50 percentile dari 100% standar Harvard.
Dibawah ini akan diuraikan 4 macam cara pengukuran yang sering dipergunakan di bidang gizi masyarakat serta klasifikasinya :
1. Berat Badan Per Umur
  • Gizi baik adalah apabila berat badan bayi / anak menurut umurnya lebih dari 89% standar Harvard.
  • Gizi kurang adalah apabila berat badan bayi / anak menurut umur berada diantara 60,1-80 % standar Harvard.
  • Gizi buruk adalah apabila berat badan bayi / anak menurut umurnya 60% atau kurang dari standar Harvard.
2. Tinggi Badan Menurut Umur
Pengukuran status gizi bayi dan anak balita berdasarkan tinggi badan menurut umur, juga menggunakan modifikasi standar Harvard dengan klasifikasinya adalah sebagai berikut :
  • Gizi baik yakni apabila panjang / tinggi badan bayi / anak menurut umurnya lebih dari 80% standar Harvard.
  • Gizi kurang, apabila panjang / tinggi badan bayi / anak menurut umurnya berada diantara 70,1-80 % dari standar Harvard.
  • Gizi buruk, apabila panjang / tinggi badan bayi / anak menurut umurnya kurang dari 70% standar Harvard.
3. Berat Badan Menurut Tinggi
Pengukuran berat badan menurut tinggi badan itu diperoleh dengan mengkombinasikan berat badan dan tinggi badan per umur menurut standar Harvard juga. Klasifikasinya adalah sebagai berikut :
  • Gizi baik, apabila berat badan bayi / anak menurut panjang / tingginya lebih dari 90% dari standar Harvard.
  • Gizi kurang, bila berat bayi / anak menurut panjang / tingginya berada diantara 70,1-90 % dari standar Harvard.
  • Gizi buruk apabila berat bayi / anak menurut panjang / tingginya 70% atau kurang dari standar Harvard.
4. Lingkar Lengan Atas (LLA) Menurut Umur
Klasifikasi pengukuran status gizi bayi / anak berdasarkan lingkar lengan atas yang sering dipergunakan adalah mengacu kepada standar Wolanski. Klasifikasinya sebagai berikut :
  • Gizi baik apabila LLA bayi / anak menurut umurnya lebih dari 85% standar Wolanski.
  • Gizi kurang apabila LLA bayi / anak menurut umurnya berada diantara 70,1-85 % standar Wolanski.
  • Gizi buruk apabila LLA bayi / anak menurut umurnya 70% atau kurang dari standar Wolanski.
Menurut Moh. Agus Krisno Budianto, 2004. Penyakit gizi yang salah dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok besar yaitu penyakit-penyakit bawaan, penyakit berdasarkan ketidakseimbangan antara intake dan requirement dan zat-zat gizi dan penyakit- penyakit keracunan makanan.
2.1.1 Penyakit Bawaan
Berdasarkan kesalahan susunan genetik yang dapat menyebabkan kelainan sintesa enzim, yang dimulai dari kesalahan genetik, metabolisme (dengan perantara enzim), sehingga menyebabkan terjadinya penyakit. Penyakit ini disebut juga dengan inbornerrors of metabolism. Penyakit gizi akibat masalah genetik dapat menyebabkan :
  • Enzim tertentu menurun sehingga mengakibatkan penderita akan mengalami glukosa, intoleransi fruktosa dll.
  • Penyakit gangguan metabolisme.
  • Penyakit degeneratif (penurunan)
Contoh penyakit akibat kesalahan genetic dapat menyebabkan produksi insulin menurun sehingga dapat mengakibatkan gangguan metabolisme glukosa rusak (diabetes mellitus).
2.1.2 Penyakit Akibat Ketidakseimbangan Antara Intake dan Requirement dan Zat-zat Gizi
Dilihat dari intake dan requirement ada dua kemungkinan yaitu penyakit gizi lebih dan dan penyakit kurang gizi.
  1. Penyakit gizi lebih, contohnya : obesitas yang berkembang menjadi diabetes mellitus, jantung koroner, dll.
  2. Penyakit kurang gizi, penyakit defisiensi komplek, contohnya :
  • Kwarshiorkhor (yang disebabkan karena kekurangan kalori dan protein.
  • Marasmus (yang disebabkan karena kekurangan kalori)
  • Busung lapar (yang disebabkan karena kekurangan protein)
Berdasarkan sebab yang mengakibatkan gizi salah dibedakan menjadi dua :
  • Gizi salah primer, kelainan terletak pada intake dan pada makanan, baik merupakan kelebihan maupun kekurangan.
  • Gizi salah sekunder, intake mencukupi tetapi terdapat rintangan pada rangkaian prosos pencernaan, penyerapan, transportasi dan utilization pada zat-zat makanan. Gangguannya yaitu :
    • Terjadi suatu keadaan defisiensi dalam efektifitas zat-zat makanan.
    • Mempertinggi desrtuksi atau ekskresi zat-zat makanan sehingga persediaan untuk penggunaan dalam tubuh menjadi berkurang.
2.1.3 Penyakit keracunan makanan
Penyakit- penyakit yang terjadi setelah memakan makanan yang tercemar bakteri dan bahan-bahan kimia.
2.2 Faktor-faktor yang Menyebabkan penyakit gizi salah
  • Pola makan, Protein (dan asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang cukup, tidak semua makanan mengandung protein/ asam amino yang memadai. Contoh : Bayi yang masih menyusui umumnya mendapatkan protein dari ASI yang diberikan ibunya, namun bagi yang tidak memperoleh ASI protein dari sumber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu dan lain-lain) sangatlah dibutuhkan. Gaya hidup modern dengan perkembangan IPTEK dimana terjadinya arus moderenisasi yang membawa banyak perubahan pada pola hidup masyarakat
  • Faktor social, Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan sosial dan politik tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan makanan tertentu dan sudah berlansung turun-turun dapat menjadi hal yang menyebabkan terjadinya kwashiorkor.
  • Factor pendidikan, kurang adanya pengetahuan tentang pentingnya gizi dikalangan masyarakat yang pendidikannya relative rendah.
  • Faktor ekonomi, Kemiskinan keluarga penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat dimana ibunya pun tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya.
  • Faktor infeksi dan penyakit lain, Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP (Malnutrisi energi protein) dan infeksi. Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan sebaliknya MEP, walaupun dalam derajat ringan akan menurunkan imunitas tubuh terhadap infeksi.
2.3 Beberapa Jenis Penyakit
Penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan akibat dari kelebihan atau kekurangan zat gizi dan yang telah merupakan masalah kesehatan masyarakat, khususnya di Indonesia, antara lain sebagai berikut :
2.3.1 Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP)
Penyakit ini terjadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi kalori atau karbohidrat dan protein dengan kebutuhan energi atau terjadinya defisiensi atau defisit energi dan protein. Pada umumnya Anak Balita merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi. Hal ini disebabkan anak Balita dalam periode transisi dari makanan bayi ke makanan orang dewasa, sering kali tidak lagi begitu diperhatikan dan pengurusannya sering diserahkan kepada orang lain, dan belum mampu mengurus dirinya sendiri dengan baik terutama dalam hal makanan. Hal ini juga di karenakan pada umur tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Apabila konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori maka akan terjadi defisiensi tersebut (kurang kalori dan protein).
Dijelaskan dalam Firman Allah QS Al An’aam (140)
Sesungguhnya rugilah orang yang membunuh anak-anak mereka, karena kebodohan lagi tidak mengetahui[513] dan mereka mengharamkan apa yang Allah telah rezki-kan pada mereka dengan semata-mata mengada-adakan terhadap Allah. Sesungguhnya mereka telah sesat dan tidaklah mereka mendapat petunjuk”
Penyakit ini dibagi dalam tingkat-tingkat, yakni :
a. KPP ringan, kalau berat badan anak mencapai 84-95 % dari berat badan menurut standar Harvard.
b. KKP sedang, kalau berat badan anak hanya mencapai 44-60 % dari berat badan menurut standar Harvard.
c. KKP berat (gizi buruk), kalau berat badan anak kurang dari 60% dari berat adan menurut standar Harvard.
Beberapa ahli hanya membedakan antara 2 macam KKP saja, yakni KKP ringan atau gizi kurang dan KKP berat (gizi buruk) atau lebih sering disebut marasmus (kwashiorkor). Anak atau penderita marasmus ini tampak sangat kurus, berat badan kurang dari 60% dari berat badan ideal menurut umur, muka berkerut seperti orang tua, apatis terhadap sekitarnya, rambut kepala halus dan jarang berwarna kemerahan.
Penyakit KKP pada orang dewasa memberikan tanda-tanda klinis : oedema atau honger oedema (HO) atau juga disebut penyakit kurang makan, kelaparan atau busung lapar. Oedema pada penderita biasanya tampak pada daerah kaki.
Dijelaskan dalam Firman Allah QS. Ar Ra’d (13)
Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.
Jenis KKp atau PCM di kenal dalam 3 bentuk yaitu :
  1. Kwarshiorkor
Kata “kwarshiorkor” berasal dari bahasa Ghana-Afrika yang berati “anak yang kekurangan kasih sayang ibu”. Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein berat yang disebabkan oleh intake protein yang inadekuat dengan intake karbohidrat yang normal atau tinggi.
Etiologi
Kekurangan protein menyebabkan manusia menderita penyakit yang disebut kwashiorkor atau busung lapar. Penyebab terjadinya kwashiorkor adalah inadekuatnya intake protein yang berlansung kronis.
Epidemiologi
Kasus ini sering dijumpai di daerah miskin, persediaan makanan yang terbatas, dan tingkat pendidikan yang rendah. Penyakit ini menjadi masalah di negara-negara miskin dan berkembang di Afrika, Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Asia Selatan. Di negara maju sepeti Amerika Serikat kwashiorkor merupakan kasus yang langka.
Berdasarkan SUSENAS (2002), 26% balita di Indonesia menderita gizi kurang dan 8% balita menderita gizi buruk (marasmus, kwashiorkor, marasmus-kuarsiorkor).
Tanda-tanda Tanda-tanda yang sering dijumpai pada pada penderita Kwashiorkor yaitu :
  • Gagal untuk menambah berat badan
  • wajah membulat dan sembap
  • Rambut pirang, kusam, dan mudah dicabut
  • Pertumbuhan linear terhenti
  • Endema general (muka sembab, punggung kaki, dan perut yang membuncit).
  • Diare yang tidak membaik
  • Dermatitis perubahan pigmen kulit
  • Perubahan warna rambut yang menjadi kemerahan dan mudah dicabut
  • Penurunan masa otot
  • Perubahan mentak seperti lathergia, iritabilitas dan apatis yang terjadi
  • Perlemakan hati, gangguan fungsi ginjal, dan anemia
  • Pada keadaan akhir (final stage) dapat menyebabkan shok berat, coma dan berakhir dengan kematian.
Cara mengatasi kwarshiorkor
Dalam mengatasi kwashiorkor ini secara klinis adalah dengan memberikan makanan bergizi secara bertahap. Contohnya : Bila bayi menderita kwashiorkor, maka bayi tersebut diberi susu yang diencerkan. Secara bertahap keenceran susu dikurangi, sehingga suatu saat mencapai konsistensi yang normal seperti susu biasa kembali.
Fakta terjadinya kwarshiorkor
Bandung, Kompas – Sedikitnya 95 anak balita di 10 kabupaten/kota di Jawa Barat menderita busung lapar, dua anak balita kwashiorkor dan satu anak balita menderita komplikasi busung lapar kwashiorkor .Angka itu diperkirakan hanya angka awal dari fenomena gunung es karena seluruhnya ada 25 kabupaten/kota. Diduga jumlah ini sekitar 50 persen dari jumlah keseluruhan penderita sebab belum semua ibu melaporkan kondisi anaknya yang kurang gizi karena kendala jarak ke pos pelayanan kesehatan setempat atau karena tidak bisa meninggalkan pekerjaan.
  1. Marasmus
Marasmus adalah berasal dari kata Yunani yang berarti kurus-kering. Sebaliknya walau asupan protein sangat kurang, tetapi si anak masih menerima asupan hidrat arang (misalnya nasi ataupun sumber energi lainnya). Marasmus disebabkan karena kurang kalori yang berlebihan, sehingga membuat cadangan makanan yang tersimpan dalam tubuh terpaksa dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan yang sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup.
Penderita marasmus yaitu Penderita kwashiorkor yang mengalami kekurangan protein, namun dalam batas tertentu ia masih menerima “zat gizi sumber energi” (sumber kalori) seperti nasi, jagung, singkong, dan lain-lain. Apabila baik zat pembentuk tubuh (protein) maupun zat gizi sumber energi kedua-duanya kurang, maka gejala yang terjadi adalah timbulnya penyakit KEP lain yang disebut marasmus.
Tanda-tanda yang sering dijumpai pada pada penderita marasmus yaitu :
  • Sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit bahkan sampai berat badan dibawah waktu lahir.
  • Wajahnya seperti orang tua
  • Kulit keriput,
  • pantat kosong, paha kosong,
  • tangan kurus dan iga nampak jelas.
Gejala marasmus adalah seperti gejala kurang gizi pada umumnya (seperti lemah lesu, apatis, cengeng, dan lain-lain), tetapi karena semua zat gizi dalam keadaan kekurangan, maka anak tersebut menjadi kurus-kering.
Jumlah anak balita gizi buruk di Indonesia, menurut laporan Unicef tahun 2006, menjadi 2,3 juta jiwa. Ini berarti naik sekitar 500.000 jiwa dibandingkan dengan data tahun 2004/2005 sejumlah 1,8 juta jiwa (Kompas, 27 September 2006).
  1. Marasmus-Kwashiorkor
Gambaran dua jenis gambaran penyakit gizi yang sangat penting. Dimana ada sejumlah anak yang menunjukkan keadaan mirip dengan marasmus yang di tandai dengan adanya odema, menurunnya kadar protein (Albumin dalam darah), kulit mongering dan kusam serta otot menjadi lemah.
Menurut Dr. Magdalena, sampai 28 Mei 2005 jumlah gizi buruk dari Kabupaten/Kota P. Lombok berjumlah 559 kasus termasuk 51 kasus yang dirawat di RSU Mataram. Diantara kasus gizi buruk tersebut 8 anak diantaranya meninggal dunia. Kasus gizi buruk tersebut masing-masing tersebar di Kota Mataram sebanyak 23 kasus ( 2 diantaranya meninggal), Kab. Lombok Barat 133 kasus ( 5 diantaranya meninggal dunia), Kab. Lombok Tengah 25 kasus ( 1 diantaranya meninggal dunia) dan Kab. Lombok Timur 178 kasus.
Dari kasus gizi buruk tersebut, tergolong gizi buruk dengan gejala klinis yaitu Marasmus 16 kasus, Kwashiorkor 1 kasus dan Marasmus + Kwashiorkor 4 kasus.
2.3.2 Busung Lapar
Busung lapar atau bengkak lapar dikenal jiga dengan istilah Honger Oedeem (HO). Adalah kwarshiorkor pada orang dewasa. Busung lapar disebabkan karena kekurangan makanan, terutama protein dalam waktu yang lama secara berturut-turut. Pada busung lapar terjadi penimbunan cairan dirongga perut yang menyebabkan perut menjadi busung (oleh karenanya disebut busung lapar).
Tanda-tanda yang terjadi yaitu :
  • Kulit menjadi kusam dan mudah terkelupas
  • Badan kurus
  • Rambut menjadi merah kusam dan mudah dicabut
  • Sekitar mata bengkak dan apatis
  • anak menjadi lebih sering menderita bermacam penyakit dan lain-lain.
Penderita busung lapar biasanya menderita penyakit penyerta. Misalnya dari 12 anak balita di Kabupaten Cirebon, tiga di antaranya menderita tuberkulosis, satu hydrocephalus (kepala besar), dan satu meningitis (radang selaput otak).
Dari data tersebut, jumlah penderita busung lapar terbanyak ada di Kabupaten Cianjur, yaitu 70 orang, lalu Kabupaten Cirebon dan Majalengka masing-masing 12 orang dan lima orang.
2.3.3 Penyakit Kegemukan (Obesitas)
Penyakit ini terjadi ketidakseimbangan antara konsumsi kalori dan kebutuhan energi, yakni konsumsi kalori terlalu berlebih dibandingkan dengan kebutuhan atau pemakaian energi. Kelebihan energi di dalam tubuh ini disimpan dalam bentuk lemak.
Pada keadaan normal, jaringan lemak ini ditimbun di tempat-tempat tertentu diantaranya dalam jaringan subkutan dan didalam jaringan tirai usus. Seseorang dikatakan menderita obesitas bila berat badannya pada laki-laki melebihi 15% dan pada wanita melebihi 20% dari berat badan ideal menurut umurnya.
Bila masukan energi (suapan makanan) sama dengan pengeluaran energi untuk metabolisme basal dan kegiatan fisik berat badan akan tetap konstan. Bila masukan energi lebih besar daripada pengeluaran, kelibahan makanan akan diubah menjadi lemak dan mengakibatkan kegemukan. Patokan umum, orang dikatakan kegemukan bila bila berat badannya 10% lebih tinggi dari berat standart/ideal.
Pada orang yang menderita obesitas ini organ-organ tubuhnya dipaksa untuk bekerja lebih berat karena harus membawa kelebihan berat badan. Oleh sebab itu pada umumnya lebih cepat gerah, capai dan mempunyai kecenderungan untuk membuat kekeliruan dalam bekerja. Akibat dari penyakit obesitas ini, para penderitanya cenderung menderita penyakit-penyakit kardiovaskuler, hipertensi, dan diabetes melitus. (Anonymous,2008)
Hal tersebut telah di terangkan dalam Firman Allah QS. Al A’raaf (31).
“…makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan[535]. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan
Penyebab
Faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit obesitas antara lain sebagai berikut :
    1. Keturanan, Stuktur dan tipe tubuh cenderung menurun orang tua gemuk sering mempunyai anak-anak yang gemuk, tetapi dapat diperolehkan bahwa ini lebih disebabkan oleh kebiasaan makanan daripada oleh sifat yang diturunkan.
    2. Kurangnya Kegiatan Fisik, kegemukan jarang dijumpai pada orang yang menjalani kehidupan aktif dan mempunyai pekerjaan yang melibatkan kerja fisik berat. Pada orang yang tidak aktif, pusat nafsu makan di hipotalamus cenderung berfungsi pada tingkat yang rendah dan keseimbangan yang normal antara masukan dan pengeluaran energi tidak lagi dipertahankan, ini mengakibatkan lebih besarnya suapan makanan daripada yang dibutuhkan.
    3. Kebiasaan makanan, Orang yang sering makan melebihi kebutuhannya, ini berlaku terutama untuk makanan kaya akan gula yang sangat lezat, seperti coklat. dan es krim yang mempunyai nilai energi tinggi. Kebiasaan makan pada awal kehidupan mempunyai dampak pada berat badan sewaktu dewasa, bila suapan makanan bagi bayi dan anak-anak kecil melebihi kebutuhan jumlah sel-sel jaringan lemak akan meningkatkan untuk menyimpan kelebihan lemak. Faktor Psikologis, Orang dengan permasalah psikologis/emosional cenderung menemukan pelipur lara dalam makana yang dan sering makanan berlebihan.
    4. Faktor Endokrin, Banyak orang gemuk menyalahkan kelenjar mereka. Padahal, kelainan endokrin jarang menyebabkan kegemukan. Adakala kegemukan diakibatkan oleh produksi hormon yang cacat oleh tiroid, pituitari atau kelenjar kelamin. Kegemukan lebih disebabkan oleh kelainan hipotalamus, yang pada gilirannya akan mempergaruhi fungsi kelenjar endokrin.
Penyembuhan
Pengobatan obesitas dapat dilakukan dengan cara :
  • Diet dengan cara puasa, diet rendah kalori
  • latihan fisik, dapat menurunkan berat badan dan dibatasi dengan pembatasan masukan kalori.
  • Pembedahan
  • Farmakologi
2.3.4 Defisiensi Iodium
Beberapa akibat defisiensi Iodium antara lain :
  1. pembesaran Kelenjar Tiroid (gondok)
  2. Kreatin yaitu kekurangan Iodium berlanjut ditandai ukuran tubuh pendek,kulitkasar berwarna kekuningan, raut muka seperti orang bodoh, mulut terbuka dan hidung besar.
  3. Myxdema ditandai dengan pertumbuhan tulang yang terhambat sehingga pendek, perut buncit, kulit kering dan rambut rontok dan banyak lemak yang tertimbun pada kulit.
  4. Abortus (Kematian ibu dan Anak). Pada ibu hamil memiliki gangguan retardasi, aborsi, gangguan perkembangan, kelainan congenital yang dapat mematikan fetus yang ada di kandungan.
Fungsi iodin yang diketahui ialah sebagai bahagian perlu kepada hormon tairod. Hormon tairod mengatur banyak aktiviti berlainan termasuk tumbesaran, pembiakan , fungsi neuromuskular, pertumbuhan kulit dan rambut, metabolisma selular, dan menolong melepaskan tenaga ke dalam sel. Badan kita biasanya mengandungi  20 – 30mgs iodin. Lebih kurang  60% daripadanya terdapat dalam kilang tairod, selebihnya didapati pada keseluruhan tisu badan , terutamanya dalam ovari, otot dan darah.
Pencegahan Defisiensi Iodium dapat dilakukan dengan upaya sebagai berikut :
  1. Fortifikasi
    • Fortifikasi Iodium dalam garam Dapur
    • Fortifikasi Iodium pada cokelat
    • Fortifikasi Iodium pada air minum
    • Fortifikasi Iodium pada Roti
    • Fortifikasi Iodium pada Gula Kelapa
  1. Penyuntikan Lipiodol
Lapiodol merupakan larutan Iodium dalam minyak dalam 40 % yang diberikan dalam bentuk suntikan.
Iodine terjadi dalam jumlah yang berbeda yang terdapat dalam makanan dan air minuman. Makanan laut seperti udang kara, tiram, sarden, dan sampai rumput laut adalah sumber iodine yang baik.Jumlah iodin yang terkandung dalam susu dan telur adalah ditentukan oleh jumlah iodine yang terdapat dalam makanan termakan tersebut. Kandungan iodin yang terdapat dalam sayur-sayuran adalah berbeda mengikuti jumlah kandungan iodin yang terdapat dalam tanah.
2.3.5 Xerophthalmia (Defisiensi Vitamin A)
Penyakit ini disebabkan karena kekurangan konsumsi vitamin A didalam tubuh. Gejala-gejala penyakit ini adalah kekeringan epitel biji mata dan kornea karena glandula lakrimalis menurun. Terlihat selaput bola mata keriput dan kusam bila biji mata bergerak. Fungsi mata berkurang menjadi hemeralopia atau noctalmia yang oleh awam disebut buta senja atau buta ayam, tidak sanggup melihat pada cahaya remang-remang. Pada stadium lanjut maka mengoreng karena sel-selnya menjadi lunak yang disebut keratomalasia dan dapat menimbulkan kebutaan.
Fungsi vitamin A sebenarnya mencakup 3 fungsi yakni fungsi dalam proses melihat, dalam proses metabolisme, dan proses reproduksi. Gangguan yang diakibatkan karena kekurangan vitamin A yang menonjol, khususnya di Indonesia adalah gangguan dalam proses melihat yang disebut xerophthalmia ini.
Oleh sebab itu penanggulangan defisiensi kekurangan vitamin A yang penting disini ditujukan kepada pencegahan kebutaan pada anak balita. Program penanggulangan xerophthalmia ditujukan pada anak balita dengan pemberian vitamin A secara cuma-cuma melalui puskesmas dan / atau posyandu. Disamping itu program pencegahan dapat dilakukan melalui penyuluhan gizi masyarakat tentang makanan-makanan sebagai sumber vitamin
Bahan makanan
Mg tiamin per 100 g
Minyak hati ikan jenis halibut
Minyak hati ikan cod
Hati lembu jantan
Margarin
Mentega
Keju ceader
Telur
Iakn jenis haering
Susu
900.000
18.000
16.500
900
825
350
140
45
30
Data Departemen Kesehatan menunjukkan, 5 juta anak balita mengalami gizi kurang, 8,1 juta anak balita menderita anemia gizi, dan 10 juta anak balita mengalami kurang vitamin A subklinis
2.3.6 Defisiensi thiamine ( vitamin B1)
Vitamin ini adalah zat berupa kristal, tersusun dari unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen dan belerang, mudah larut dalam air dan sedikit melarut dalam alkohol. Vitamin ini selain disebut theamin, lazim pula disebut aneurin atau anti beri-beri.
Penyakit beri-beri yang disebabkan kekurangan theamin ditandai dengan :
    1. kurangnya sesuatu yang dapat dirasakan atau gatal pada ibu jari kaki serta telapak kaki.
    2. lutut terasa seakan-akan kaku dan refleknya tidak ada, nyeri, kejang, sulit berjalan yang dapat menimbulkan kelumpuhan kaki dengan atrofi otot kaki.
    3. sebagai tingkat lanjutannya berbagai urat saraf mengalami gangguan, termasuk gangguan pada fungsi jantung.
    4. pada beri-beri basah ditandai oleh udema yang khusus pada kaki, sedang pada beri-beri kering dijumpai atrofi otot yang umum.
Vitamin B1 atau theamin sangat diperlukan tubuh, tersedianya dalam tubuh karena diserap usus dari makanan, selanjutnya diangkut bersama darah kejaringa-jaringan tubuh. Theamin ditemukan sebagai cadangan dalam jumlah terbatas didalam hati, buah, pinggang, jantung, otot dan otak, sebagai cadangan diperlukan untuk sekedar dapat memelihara fungsi alat-alat tubuh tadi dalam waktu yang singkat. Sel jaringan mewujudkan/menjadikan tersedianya zat yang mengandung thiamin, zat mana demikian membantu dalam pembakaran karborhidrat dan diangkat didalam darah oleh sel darah putih yang mempunyai inti dengan thiamin yang bebas dalam plasma. Koenzim tersebut berfungsi memungkinkan karboksilase memisahkan karbnioksida dari asam piruvat, sedangkan sisanya selanjutnya dirombak menjadi karbondioksida dan air.
Fungsi thiamin ( B1) adalah :
1. metabolsime karbohidrat
2. mempergaruhi keseimbangan air didalam tubuh
3. mempergaruhi penyerapan zat lemak dalam usus
Sumber vitamin B1 ( theamin ) adalah hati, ginjal, jantung, otak, susu, kuning telur, kuliut ari padi dan gandum, wortel dan ragi.
Dalam hal menentukan besarnya kebutuhan thiamin ini, bagi anak yang sedang meningkatkan pertumbuhanya dapat agak mudah menentukannya dibandingkan dengan orang dewasa :
  1. bagi anak-anak yang sedang meningkatkan pertumbuhanya memerlukan thiamin perkilogram berat badanya, dan umunnya relatif lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa.
  2. bagi orang dewasa penentuan kebutuhanya memang agak sulit karena harus dipertimbangkan dengan besar tubuhnya, kegiatan, kebiasa makan dan perbedaan pemanfaatan dan kemanfaatan dalam tubuhnya.
  3. bagi ibu yang sedang hamil atau menyusui sudah tentu akan memerlukan thiamin lebih banyak daripada biasanya.
Tabel. Kandungan Tiamin pada beberapa makanan .
Bahan makanan
Mg tiamin per 100 g
“Flake” jagung
kapri
Roti tawar asal tepung gandum pecah kulit
Roti tawar
Kentang
Daging kambing
Daging sapi
Susu
1,8
0,32
0,26
0,18
0,11
0,09
0,05
0,04
2.3.7 Defisiasi Vitamin B2 ( Riboflavin )
Riboflavin mempunyai sifat larut dalam air dan tahan panas didalam larutan netral atau asam, akan tetapi kalau dipanaskan dalam larutan basa ataupun kalau kena sinar matahari maka vitamin tersebut akan rusak. Pada putih telur kadungan riboflavin ternyata lebih banyak dari kandungan thiaminya. Mikro organisme—-bakteri—-dalam usus pada umunya sangat menunjang pembentukan riboflavin.
Fungsi riboflavin yaitu :
a. berguna untuk pemindahan rangsangan sinar ke syaraf mata.
b. berperan dalam berbagai enzim dalam proses oksidasi dalam sel-sel, dalam proses oksidasi jaringan ( teruama di bagian luar dari tubuh, seperti : kulit, mata dan syaraf perifer ).
Kekurangan vitamin B2( riboflavin ) yaitu :
1. pengelihatan menjuadi kabur—-katarak dan keratitis pada mata—, hampir semacam buta senja.
2. keilosis—-radang atau luka pada bagian sudut bibir, hidung
3. gangguan pada proses pertumbuhan, pada pencernaan dan urat syaraf.
4. berat badan menurun sedangkan aktivitasnya menjadi berkurang.
Riboflavin dalam bentuk yang diperdangankan merupakan kristal, berwarna kuning orage, mudah larut dalam suasana basa, tidak stabil terhadap pemanasan, larut dalam pH riboflavin tidak stabil terhadap sinar tampak dan sinar iltraviolet.
Kebutuhan normal orang dewasa akan vitamin B2 yaitu 1.6 mg perhari, namun kebutuhan tersebutsecara berlebihan tepatnya tergantung pada umur, berat badan, konsumsi energi dan protein, kebutuhan vutamin ini bagi anak-anak, wanita hamil dan menyusui tentunya lebih tinggi daripada biasanya.
Tabel .kandungan Riboflavin pada beberapa makanan
Bahan makanan
Mg riboflavin per 100gram
Khamir bir yang dikeringkan
Hati
Ginjal
Jantung
Keju
Telur
Daging sapi
Susu
Kubis
Kentang
Roti tawar
3,68
3,10
2,10
1,60
0,50
0,47
0,20
0,19
0,05
0,04
0,03
2.3.8 Defisiensi vitamin B3
Vitamin B3 atau dikenali juga dengan nama Niacin diperlukan oleh badan kita untuk peredaran darah dan kulit yang sihat. Niacin adalah penting dalam menghasilkan tenaga daripada gula darah (blood sugar) dan dalam pembuatan lemak. Ia membantu dalam fungsi sistem saraf ; dalam metabolisma karbohidrat, lemak dan protin dan dalam pengeluaran asid hidroklorik untuk sistem penghadaman.  Ia juga terlibat dalam pengeluaran cecair hempedu dan perut yang normal dan sitesis hormon seks. Niacin merendahkan paras kolestrol dan membaiki peredaran darah. Ia membantu dalam penyakit mental seperti schizophrenia  dan ia juga sebagai menambah ingatan.
Sumber :
Niacin dan niacinamide didapati daripada hati lembu, ragi yang ditapai, kobis bunga, lobak merah, keju, tepung jagung, buah kurma,  telur, fish, susu, kacang tanah, ubi kentang,  tomato, gandum, dan hasil gandum.
Kekurangan :
1. Keletihan, lemah badan
2. Pellegra,sejenis penyakit dengan gejala bengkak; kulit merekah atau pecah; bengkak mulut dan lidah; cirit; gangguan mental; pening; lemah badan; sakit kepala; lemah otot; rendah gula dalam darah
Tabel. kandungan asam nikotianat dari beberapa makanan.
Bahan makanan
Mg asam nikotianat ekivalen per 100 g
Khamir bir yang dikeringkan
Kacang garing
Hati
Daging sapi
Keju cieader
Roti tawar asam tepung gandum pecah kulit
Telur
Kapri
Roti tawar
Kentang
Susu
Bir
62,9
21,3
17,9
7,2
6,2
5,6
4,9
3,7
3,4
3,0
1,7
0,9
0,6
2.3.9 Defisiensi Vitamin B 12
Vitamin B 12 ­berfungsi dalam stimulus pada jaringan. Sianokobalamin dapat dikatakan demikian mendasari pembentukan bentukan vitamin B12.hasil penelitian menyatakan bahwa sianokobalamin mengandung suatu kelompok sianida dan terikat pada kobalat pusat B12 berbentuk kristal berwarna merah tua.dapat larut dalam air dan alkohol,stabil dalam bentuk larutan.
Vitamin B12 sumbernya yaitu hati,fungsinya dalam tubuh yaiu
  • Sebagai koenzim yang pentig dalam metabolisme asam amino
  • Berperan dalam pembentukan eritrosit
  • Diperkirakan berperan dalam sintesis asm nukleat
  • Berperan pula dalam pembentukan darah merah
Makan vitamin dan zat gizi lain ada aturan bakunya. Tidak boleh kurang, juga jangan berlebihan. Kalau ini dilanggar, apalagi sampai berlangsung lama, dapat mengganggu kesehatan. Kekurangan vitamin B12, misalnya, mengganggu pertumbuhan pada anak dan sistem saraf sehingga muncul gejala kebodohan, gampang marah, atau tersinggung.
Ada sejumlah faktor penyebab defisiensi vitamin B12. Misalnya karena asupan vitamin lewat makanan kurang. Jumlah yang ditelan sedikit, atau kurang memenuhi standar yang ditetapkan. Ini bisa terjadi pada mereka yang “alergi” makanan hewani, yang notabene merupakan sumber kobalamin (nama lain vitamin B12).
Pola makan vegetarian (hanya makan dari sumber nabati) juga dapat menjadi faktor penyebab kekurangan vitamin ini. Sebab, vitamin B12 ditemukan dalam produk hewan, dan jarang terdapat pada makanan nabati, kecuali kalau bahan itu berasal dari rumput laut atau yang terkontaminasi oleh feses. Beberapa rumput laut mengandung kobalamin kecuali spirulina karena hampir seluruh vitamin B12 pada spirulina merupakan analog.
Banyak sekali fungsi kobalamin dalam tubuh. Vitamin ini dikenal sebagai penjaga nafsu makan dan mencegah terjadinya anemia (kurang darah) dengan membentuk sel darah merah. Karena peranannya dalam pembentukan sel, defisiensi kobalamin bisa mengganggu pembentukan sel darah merah, sehingga menimbulkan berkurangnya jumlah sel darah merah. Akibatnya, terjadi anemia. Gejalanya meliputi kelelahan, kehilangan nafsu makan, diare, dan murung.
Defisiensi berat B12 potensial menyebabkan bentuk anemia fatal yang disebut Pernicious anemia. Soalnya, vitamin B12 bisa disimpan dalam tubuh (hati dan ginjal), dan hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit, timbulnya gejala defisiensi berat itu perlu waktu lima tahun atau lebih. Ketika gejalanya muncul ke permukaan, biasanya pada usia pertengahan, defisiensi itu lebih karena penyakit pencernaan atau gangguan penyerapan daripada karena menu yang miskin B12, kecuali bagi yang vegetarian berat.
Vitamin B12 juga merupakan koenzim penting yang dibutuhkan untuk sintesa DNA yang mengontrol pembentukan sel-sel baru. Pun B12 vital dalam mencegah kerusakan sistem saraf dengan membantu pembentukan mielin pada urat saraf.
Karena berperan dalam melindungi fungsi saraf, defisiensi kobalamin bisa menimbulkan pembentukan sel saraf terganggu, dan mengakibatkan kerusakan sistem saraf. Gejalanya, kehilangan daya ingat dan orientasi, gampang bingung, delusi (berkhayal), kelelahan, kehilangan keseimbangan, refleks menurun, mati rasa, geli di tangan dan kaki, serta pendengaran terganggu.
Kekurangan vitamin ini juga sering ditandai dengan timbulnya gejala kebodohan karena sistem saraf terganggu, dan demielinasi (kerusakan asam lemak mielin pada akson saraf) yang menyebar dan progresif. Pengaruh defisiensi B12 pada anak adalah terganggunya pertumbuhan. Suatu penelitian membuktikan bahwa anak-anak yang vegetarian mengalami gangguan pertumbuhan (kerdil) karena asupan B12 tidak memadai. Selain meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak secara normal, vitamin B12 juga memelihara kesuburan.
Di samping mengganggu pertumbuhan dan sistem saraf, kekurangan vitamin B12 juga menjadikan mereka gampang marah dan tersinggung. Sementara itu penyebab kerusakan sistem saraf kemungkinan karena defisiensi gugus metil lantaran tidak mampu mensintesis metionin (salah satu asam amino) dan S-adenosil metionin.
2.3.10 Difesiensi Vitamin C
Bahan bahan makanan yang mengandung vitamin C adalah hati,ginjal,sayur sayuran dan buah buahan segar terutama jeruk yang dapat mengandung zat zat sitrin dan rutrin(zat zat ini yang membantu dalam menghentikan pendarahan.
Vitamin C pemula isolasinya dilakukan oleh seorang pakar yang bernama SZENT GYORGY(1912)dari jeruk kol,dan adrenal korteks,yang pada waktu itu dinamakanya sebagaia asam heksuronika sehubungan dengan molekulnya 6 atom karbon serta bersifat mereduksi.vitamin C ini jelasnya merupakan derivat heksoso cocok digolongkan sebagai suatu karbohidrat,dalam bentuk klristal berwarna putih,demikian larut dalam alkohol,stabil dalam keadaan kering tetapi mudah teroksidasi dalam keadaan larutan basa.
Vitamin C mudah rusak oleh panas sehingga sayuran dimasak akan berkurang kadar vitamin C nya:
  • Sebagai aktivator macam macam fermen perombak protein dan lemak
  • Penting bagi dehidrasi dan oksidasi dalam sel
  • Mempengarui kerja anak ginjal
  • Penting dalam prmbentukan trobsit
Dalam keadaan tubuh dalam waktu mengalami kekurangan vitamin C dapat menimbulkan:
  • Kerusakan sel sel endotel
  • Pembuluh kapiler kurang permeabel dan mengakibatkan timbulnya pendarahan dalam sum sum tulang serta kerusakan tulang
  • Gejala awal ditandai dengan pendarahan pada gus, dibawah kulit ‘karies gigi dan mudah menderita sakit gigi disebut skrobutum.
2.3.11 Defisensi Vitamin D
Senyawa kolkalsiferol berwarna putih, berbentuk kristal yang larut dalam minyak dan olemak tetapi tidak larut dalam air.
Ada dua bentuk vitamin D yang amt berbeda :
  1. kolkalsiferol ( vitamin D 3) adalah bentuk alami dari vitamin ini dalam makanan. Vitamin D 3 dapat terbentuk dibawah kulit oleh pengaruh sinar matahari ( radiasi ultra violet ).
  2. ergokalsiferol ( vitamin D 2 ) adalah bentuk sintetik dari vitamin ini mempunyai aktivitas yanf sama dengan vit alami. Vitamin D2 dihasilakan dengan irradiasi ultra violet dari ergosterol, suatunsenyawa yang dapat di ekstraksi khamir. Bentuk inilah yang ditambah dalam berbagai komoditi seperti margarin dan makanan bayi.
Sumber :
  1. makanan, minyak hati ikan, ikan yang berminyak, telur, mentega, hati dan keju.
  2. sinar matahari
  3. vitamin D terbentuk dalam kulit yang terkena sinar matahari.
Fungsi
Vitamin D diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tulang dan gigi. Vitamin D dibutuhkan untuk absobsi kalsium dari usus dan unytuk pengambilan kalsium dan fosfor oleh tulang dan gigi.
Kekurangan vitamin D
1. Menyebabkan penyakit rakhitis ( tulang panjang akan membengkok pada bagian yang menderita beban tubuh, lututgemetar dan kaki pengkar ).
2. Menyebabkan gangguan absobsi kalsium dan pelunakan tulang.
3. Gigi keluart terhambat
4. Panggul menjadi kecil dan sempit
Penyebab penyakit rakhitis adalah susunan makanan yang murah, yamg terutama terdiri dari segi makanan sereal tanpa vit D dan kuramganya sinar matahari didaerah kota yang penuh asap.
Kelebihan vitamin D
Pengedapan kalsium pada jaringan lunak dalam tubuh
Keracunan
Pengambilan secara berlebihan boleh menyebabkan seseorang itu mengalami pengumpulan kalsium pada organ tubuh, tulang rapuh dan kerosakan pada sistem renal dan kardiovaskular.
2.3.12 Defisiensi vitamin E
Vitamin E adalah aktioksidan alam. Dalam minyak nabativitaminE membantu pengurangan ketengikan dengan mencengahan oksidasi terhadap asam lemak tidak jenuh. Vitamin E juga berperan melindungi asam askorbat terhadap oksidasi dalam sayuran dan buah-buahan.Vitamin E mempergaruhi kesuburan manusia.
Sumber vitamin E
a. Gandum
b. Minyak nabati
c. Telur dan susu
Vitamin E banyak terdapat pada beberapa makanan , Minyak jagung atau biji kapas, mentega, beras perang, minyak kacang soya, minyak sayuran lain seperti minyak kacang dan sebagainya. Mengandungi antioksidan. Membantu membina sel darah merah, otot-otot dan tisu tubuh. Menyimpan asid berlemak. Antioksidan juga boleh mengurangkan risiko sesetengah kanser.
Kekurangan vitamin ini jarang berlaku tetapi membabitkan kelahiran tidak cukup bulan, bayi tidak cukup berat atau kanak-kanak yang sistem tubuhnya tidak menyerap bahan berlemak dengan sempurna. Juga menyebabkan kecacatan sistem saraf.
Fungsi vitamin E yaitu :
  1. mencegah keguguran atau pendarahan pada ibu hamil
  2. diperlukan pada saat sel sedang membelah.
2.3.13 Difesiensi vitamin K
Vitamin K terdapat dalam sayuran hijau dan berbagai pangan lain. Vitamin K adalah ensensial untuk pembekuaan darah yang biasa.
Kekurangan vitamin K
Jarang terjadi, karena vitamin K ini terdapat dalam susunan makanan yang normal dan disentesis oleh bakteri yang ada diusus,masalah pembekuan darah yang tidak normal atau pendarahan.
Viamin K dibentuk dalam usus tebal ( kolon ) dengan bantuan bakteri Escherica coli, viamin ini hanya dapat diserap apabila bersama-sama empedu.
Fungsi vitamin K yaitu :
pembentukan prototrombin, jelasnya penting dalam proseskoagulasi ( pengumpalan ) darah. Peranan empedu dalam penyerapan usus adalah sangat menentukan, dalam hal ini apabila sekresi empedu terganggu maka penyerapan vitaminK ternyata akan terganggu pula. Pda seseorang menderita penyakit kuning atau penyakit saluran empedu, kekurangan vitamin K akan mengalami cukup besar, sungguhpun tersedianya vitamin ini dalam makanan cukup banyak, sehingga penderita ini mengalami kesulitan dalam pembekuan/pengumpalan darahnya pada bagian yang terluka. Kadar protombin yang rendah dalam tubuh sebagai akibat kurangnya vitamin K yang diserapm oleh tubuh kadang-kadang pada ibu yang melahirkan atau pada bayi terjadi pendarahan yang cukup hebat.
2.3.14 Defisensi Calsium
Kalsium banyak terdapat dalam susu, telur dan sayuran, Kalsium Susu, dadih, keju, sardin, brokoli dan daun lobak putih. Membantu membina tulang dan gigi yang kuat. Mengingkatkan fungsi otot dan saraf. Membantu darah membeku. Menggiatkan enzim-enzim yang diperlukan tubuh untuk menukarkan makanan kepada tenaga.
Kekurangan kalsium adalah
Penyakit rachitis dan penghambat pada pertumbuhan Kekurangan phosphorus edan vitamin D, Mengalami sembelit, karang, ginjal, pengumpulan kalsium pada tisu-tisu badan. Menghalang penyerapan zat besi dan mineral-mineral lain.
Sumber yaitu :
Dada ayam, susu, kekacang, kuning telur dan keju. Ia bergantung dengan kalsium dalam pembinaan tulang dan gigi yang sihat. Diperlukan untuk metabolisme, kimia tubuh, fungsi saraf dan otot. Kekurangan:
Walaupun jarang berlaku, ia dapat menyebabkan seseorang itu mengalami lemah-lemah tubuh, sakit tulang dan kurang selera makan.
Fungsi kalsium :
1. pembentukan tulang dan gigi
2. pada proses fisiologik dan biokimiawi didalam tubuh ( pada pembekuan darah, eksitabilitas syaraf otot, kerekatan seluler, transmisi impul-impul syaraf, memelihara dan dan meningkatkan fungsi membran sel, mengaktifkan reaksi enzim dan pengeluaran hormon).
2.3.15 Defisensi Besi
Fungsi yaitu :
Zat besi atau iron adalah nutrien penting untuk badan manusia. Seorang lelaki dewasa yang sihat mempunyai 40 hingga 50 mg iron per kilogram berat badan manakala bagi wanita dewasa mempunyai 35 hingga  50 mgs per kilogram berat badan.
Iron memainkan peranan penting dalam pengangkutan oksigen daripda paru-paru ke tisu. Iron bergabung dengan oksigen di dalam paru-paru dan melepaskan oksigen dalam tisu-tisu yang memerlukan. Iron digunakan dalam pembuatan haemoglobin.
Iron juga berperanan penting dalam fungsi normal imuniti. Kekurangan iron telah menunjukkan badan kita mudah mendapat jangkitan.
Sumber yaitu :
Sumber terbaik zat besi berasaska makanan ialah hati, tiram, kerang, buah pinggang, daging tanpa lemak, ayam/itik dan ikan. Kacang dan sayur yang dikeringkan adalah sumber iron yang baik daripada tumbuhan.
Kekurangan yaitu :
  • Keletihan, lemah badan
  • Berdebar, sakit dada
  • Sukar bernafas
  • anemia
2.3.16 Penyakit-penyakit keracunan makanan
Keracunan makanan ialah penyakit yang terjadi setelah memakan makanan yang tercemar dengan kuman atau bahan kimia. Terdapat banyak kesalahan makan atau keracunan makanan yang terjadi dan bahkan dapat menyebabkan kematian.
  • Keracunan HCN (asam Biru), disebabkan oleh asam biru (HCN). Misalnya pada singkong yang mengandung suatu glukosarida oleh pengaruh enzim akan menghasilkan HCN. Gejala keracunan singkong ialah mual dan muntah, sesak nafas dan koma.
  • Aflatoxin, merupakan racun yang dihasilkan oleh jamur aspergillus falfus yang dapat mencemari kacang tanah.
  • Asam bongkrek, merupakan senyawa yang diproduksi oleh pseudomonas cocovenenans. terbentuknya toksin pada tempe bongkrek
Ada beberapa hal yang menyebabkan meningkatnya kasus keracunan pangan :
  1. Meningkatnya jumlah makanan yang dimakan diluar rumah ( dalam kantin, resteurant, dll ), jika makan yang dikelolah oleh pengusaha catering tercemar oleh bakteri penyebab kerancunan pangan, sejumlah besar orang akan dirancuni.
  2. Pengusaha catering sekarang menyiapakan lebih banyak variasi menu yang sering melakukan penyimpanan sajian dalam kondisi yang tetap hangat, sampai diperlukan.
  3. Meningkatnya jumlah penjualan ” take away meal “, makanan ini sering dipanaskan kembali dan mungkkin dipanasi lagi di rumah pelanggan.
  4. Intensifikasi pertanian mengakibatkan lebih banyak bahan pangan terkontaminasi oleh bakteri penyebab keracunan makanan.
Bakteri yang sering menyebabkan kerancunan makanan adalah :
    1. Oraganisme dari kelompok Salmonella
    2. Staphylococcus aureus
    3. Clostridium perfringens ( welchii )
    4. Bacillus cereus
    5. Vibrio parahaemolyticus
Terdapat tiga tipe utama keracunan makanan karena bakteri:
  1. Tipe infektif yang disebabkan karena memakan makanan yang mengandung sejumlah besar bakteri hidup. Stelah dimakan, bakteri tersebut menetap dalam saluran pencernaan dan jika mati, mereka melepaskan endotoksin ( misalnya kerasunan Salmonella ).
  2. Tipe keracunan yang disebabkan karena memakan makanan yang ensotoksin. Toksin tersebut dilepaskan kemakanan selama bakteri itu tumbuh dan memperbanyak diri dalam makanan. Bakteri sendirinya sendiri mungkin mati jika makanan tersebut dimakan ( keracunan Staphylococcus ).
  3. Tipe ini disebabkan oleh toksin, toksin ini tidak diproduksi didalam makanan, tetapi dilepaskan selama pertumbuhannya didalam sallurang pencernaan, setelah bakteri tersebut dimakan ( misalnya keracunan Clostridium perfringes)
Tanda-tanda Kerancunan Makanan :
- lemas dan muntah
- mulas dan sakit perut
- Diare
- kadangkala demam dan kesejukan
- Sesak napas
- Koma
Puncak utama ialah makan makanan yang :
  • Mengandungi toksin atau racun semulajadi seperti setengah jenis kulat, cendawan, ‘shellfish’ dan sebagainya.
  • Tercemar oleh kuman yang erbahaya
  • Tercemar oleh bahan- bahan kimia
  • Tercemar oleh lalat, habuk dan sebagainya
Cara-cara untuk mencegah keracunan makanan seperti:
  • Basuh tangan selepas ke tandas dan sebelum mengendali, menyedia dan menyentuh makanan.
  • Jangan ambil makanan dengan tangan. Gunakanlah penceduk, garpu, sudu atau penyepit yang bersih.
  • Gunakanlah alat- alat yang bersih untuk menyediakan makanan. Jangan gunakan alat- alat yang sama bagi makanan mentah dan yang dimasak.
  • Simpan atau tudung makanan supaya terlindung dari lalat, serangga.
  • Simpan semua bahan makanan yang mudah rosak seperti daging, ikan, ayam, sayur dan susu didalam peti sejuk sehingga diperlukan.
  • 2.4 Upaya Mengatasi Penyakit Gizi
Kegiatan upaya perbaikan gizi masyarakat sampai bulan Desember 2006, berdasarkan hasil pemantauan pertumbuhan balita melalui :
  • pengukuran baret badan menurut umur mencapai 84,8%  dari target 80%, dengan 76,0% Berat badan balita naik, 0,5 % BGM
  • Balita gizi buruk yang mendapat perawatan sebanyak 100%
  • cakupan MP-ASI pada BGM dari masyarakat miskin mencapai 100% dari 17 sasaran
  • cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe adalah 98,79 %
  • Pemberian vitamin A pada balita sebanyak100%.
  • Pemberiaan ASI Eklusif mencapai 10% sedang target 80%
  • Penggunaan garam beryodium dari target 85%  mencapai 89,75%.
Untuk diwilayah Puskesmas Banjarangkan II status gizi tahun 2006 adalah sebagai berikut :
Status gizi baik      :  94,98%
Status gizi lebih      :  0,11%
Status gizi kurang  : 4,69%
Status gizi buruk    : 0,22%
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
- Penyakit gizi yang salah dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok besar yaitu penyakit-penyakit bawaan, penyakit berdasarkan - ketidakseimbangan antara intake dan requirement dan zat-zat gizi dan penyakit- penyakit keracunan makanan.
- faktor-faktor yang menyebabkan adanya penyakit gizi salah diantaranya : pola makan yang salah, faktor ekonomi, faktor sosial, faktor pendidikan, faktor infeksi.
- berbagai jenis penyakit gizi salah dapat dikelompokkan menjadi : under nitrition (defisiensi kalori protein, busung lapar, defisiensi vitamin, defisiensi kalsium, besi, iodium), over nutrition (penyakit obesitas yang mrnyrbabkan hipertensi, DM, hiperkolesterol, dll) dan penyakit keracunan makanan (asam HCN dan asam Bongkrek dll)
- Berdasarkan SUSENAS (2002), 26% balita di Indonesia menderita gizi kurang dan 8% balita menderita gizi buruk (marasmus, kwashiorkor, marasmus-kuarsiorkor).
- upaya pemerintah dalam mengatasi penyakit gizi salah dilakukan dengan penyuluhan terhadap daerah yang diindikasikan adanya penyakit tersebut.
DAFTAR PUSTAKA


Anonymous, 2008. WASPADAI ANAK-ANAK DARI KWASHIORKOR http://health.allrefer.com/health/kwashiorkor-info.htlm. diakses tanggal 22 april 2008.
Berg, alan. 1985. Peranan Gizi Dalam Pembangunan Nasional. CV. Rajawali. Jakarta.
Budianto, MAK. 2001. Dasar-dasar Ilmu Gizi. UMM Press. Malang.
DepKes R.I.1991. Informasi tentang Peranan Pembangunan Kesehatan dalam Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia. Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Malnutrisi energi protein. Dalam : Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta : 2004 ; 217-222
Magdalena, Dr. 2005. Sedikitnya 95 Balita di Jabar Menderita Busung Lapar. Kompas. Bandung.
Yayan Akhyar Israr. 2008. Malnutrisi Energi Protein (MEP) - Kwashiorkor.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU. RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PROVINSI RIAU.

PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN BAHAN MAKANAN SERTA PERMASALAHANNYA

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pengolahan dan pengawetan bahan makanan memiliki interelasi terhadap pemenuhan gizi masyarakat, maka Tidak mengherankan jika semua negara baik negara maju maupun berkembang selalu berusaha untuk menyediakan suplai pangan yang cukup, aman dan bergizi. Salah satunya dengan melakukan berbagai cara pengolahan dan pengawetan pangan yang dapat memberikan perlindungan terhadap bahan pangan yang akan dikonsumsi.
Seiring dengan kemajuan teknologi, manusia terus melakukan perubahan-perubahan dalam hal pengolahan bahan makanan. Hal ini wajar sebab dengan semakin berkembangnya teknologi kehidupan manusia semakin hari semakin sibuk sehinngga tidak mempunyai banyak waktu untuk melakukan pengolahan bahan makana yang hanya mengandalkan bahan mentah yang kemudian diolah didapur. Dalam keadaaan demikian, makanan cepat saji (instan) yang telah diolah dipabrik atau telah diawetkan banyak manfatnya bagi masyarakat itu sendiri. Permasalahan atau petanyaan yang timbul kemudian adalah apakah proses pengawetan, bahan pengawet yang ditambahkan atau produk pangan yang dihasilkan aman dikonsumsi manusia?
Banyaknya kasus keracunan makanan yang terjadi dimasyarakat saat ini mengindikasikan adanya kesalahan yang dilakukan masyarakat ataupun makaan dalam mengolah dan mengawetkan bahan makanan yang dikonsumsi. Problematika mendasar pengolahan makanan yang dilakukan masyarakat lebih disebabkan budaya pengelohan pangan yang kurang berorientasi terhadap nilai gizi, serta keterbatasan pengetahuan sekaligus desakan ekonomi sehingga masalah pemenuhan dan pengolahan bahan pangan terabaikan, Industri makanan sebagai pelaku penyedia produk makanan seringkali melakukan tindakan yang tidak terpuji dan hanya berorientasi profit oriented dalam menyediakan berbagai produk di pasar sehinngga hal itu membuka peluang terjadinya penyalahgunaan bahan dalam pengolahan bahan makanan untuk masyarakat diantaranya seperti kasusu penggunaan belpagai bahan tambahan makanan yang seharusnya tidak layak dikosumsi,
kasus yang paling menyeruak dikalangan masyarakat baru-baru ini ialah penggunaan formalin dan borak dibeberapa produk makanan pokok masyarakat dengan bebrbagai dalih untuk menambah rasa dan keawetan makana tanpa memperdulikan efek bahan yang digunankan terhadap kesehatan masyarakat, hal inilah yang mendorong diperlukannya berbagai regulasi/peraturan dari instansi terkait Agar dapat melindungi konsumen dari pelbagai masalah keamanan pangan dan industri pangan diindonesia. Selain Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang bernaung di bawah Departemen Kesehatan, pengawasan dan pengendalian juga dilakukan oleh Departemen Pertanian, Departemen Perdagangan, dan Departemen Perindustria rekonstruksi budaya Selain itu diperlukan juga adanya rekonsruksi budaya guna merubah kebiasaan dan memberikan pemaham kepada masyarat akan pentingnya gizi bagi keberlangsungan kehidupan
Rumusan Masalah
  1. Bagaimanakah teknik pengolahan dan pengawetan bahan makanan yang ideal bagi masyarakat?
  2. Apa permasalahan gizi yang dihadapi dalam pengolahan dan pengawetan bahan makanan?
  3. Bagaimana Upaya pengolahan dan pengawetan bahan makana dalam mempertahankan tekstur rasa, dan nilai gizi yang terkandung didalamnya
  4. Bahan tambahan makanan (zat aditif ) apakah yang dapat dijadikan bahan untuk pengolahan dan pengawetan bahan makanan
  5. bagaimana pengaruh penggunaan bahan aditif terhadap kesehatan masyarakat?
Tujuan
  1. Untuk mengetahui bagaiman teknik dan cara pengolahan dan pengawetan bahan makanan yang ideal sekaligus implementasinya
  2. Untuk mengetahui pelbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat dalam pengolahan dan pengawetan bahan makanan
  3. untuk mengetahui strategi dan upaya dalam mengatasi permasalahan gizi dalam pengolahan dan pengawetan makanan.
  4. untuk mengetahui berbagai bahan tambahan makanan (BTM) yang aman digunakan dalam pengolahan dan pengawetan makanan.
  5. untuk mengetahui pengaruh bahan aditif makanan terhadap kesehatan masyarakat.
PEMBAHASAN
Pangan secara umum bersifat mudah rusak (perishable), karena kadar air yang terkandung di dalamnya sebagai faktor utama penyebab kerusakan pangan itu sendiri. Semakin tinggi kadar air suatu pangan, akan semakin besar kemungkinan kerusakannya baik sebagai akibat aktivitas biologis internal (metabolisme) maupun masuknya mikroba perusak. kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan apakah makanan tersebut masih pantas di konsumsi, secara tepat sulit di laksanakan karena melibatkan factor-faktor nonteknik, sosial ekonomi, dan budaya suatu bangsa. Idealnya, makanan tersebut harus: bebas polusi pada setiap tahap produksi dan penanganan makanan, bebas dari perubahan-perubahan kimia dan fisik, bebas mikroba dan parasit yang dapat menyebabkan penyakit atau pembusukan (Winarno,1993).
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 menyatakan bahwa kualitas pangan yang dikonsumsi harus memenuhi beberapa kriteria, di antaranya adalah aman, bergizi, bermutu, dan dapat terjangkau oleh daya beli masyarakat.
Jenis-jenis teknik pengolahan dan pengawetan makanan
Pendinginan
Pendiginan adalah penyimpanan bahan pangan di atas suhu pembekuan bahan yaitu -2 sampai +10 0 C. Cara pengawetan dengan suhu rendah lainya yaitu pembekuan. Pembekuan adalah penyimpanan bahan pangan dalam keadaan beku yaitu pada suhu 12 sampai -24 0 C. Pembekuan cepat (quick freezing) di lakukan pada suhu -24 sampai -40 0 C. Pendinginan biasanya dapat mengawetkan bahan pangan selama beberapa hari atau minggu tergantung pada macam bahan panganya, sedangkan pembekuan dapat mengawetkan bahan pangan untuk beberapa bulan atau kadang beberapa tahun. Perbedaan lain antara pendinginan dan pembekuan adalah dalam hal pengaruhnya terhadap keaktifan mikroorganisme di dalam bahan pangan. Penggunaan suhu rendah dalam pengawetan pangan tidak dapat membunuh bakteri, sehingga jika bahan pangan beku misalnya di keluarkan dari penyimpanan dan di biarkan mencair kembali (thawing), pertumbuhan bakteri pembusuk kemudian berjalan cepat kembali. Pendinginan dan pembekuan masing-masing juga berbeda pengaruhnya terhadap rasa, tekstur, nilai gizi, dan sifat-sifat lainya. Beberapa bahan pangan menjadi rusak pada suhu penyimpangan yang terlalu rendah.
Pengeringan
pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau mengilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang di kandung melalui penggunaan energi panas. Biasanya, kandungan air bahan tersebut di kurangi sampai batas sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh lagi di dalamya. Keuntungan pengeringan adalah bahan menjadi lebih awet dan volume bahan menjadi lebih kecil sehingga mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan dan pengepakan, berat bahan juga menjadi berkurang sehingga memudahkan transpor, dengan demikian di harapkan biaya produksi menjadi lebih murah. Kecuali itu, banyak bahan-bahan yang hanya dapat di pakai apabila telah di keringkan, misalnya tembakau, kopi, the, dan biji-bijian. Di samping keuntungan-keuntunganya, pengeringan juga mempunyai beberapa kerugian yaitu karena sifat asal bahan yang di keringkan dapat berubah, misalnya bentuknya, misalnya bentuknya, sifat-sifat fisik dan kimianya, penurunan mutu dan sebagainya. Kerugian yang lainya juga disebabkan beberapa bahan kering perlu pekerjaan tambahan sebelum di pakai, misalnya harus di basahkan kembali (rehidratasi) sebelum di gunakan. Agar pengeringan dapat berlangsung, harus di berikan energi panas pada bahan yang di keringkan, dan di perlukan aliran udara untuk mengalirkan uap air yang terbentuk keluar dari daerah pengeringan. Penyedotan uap air ini daoat juga di lakukan secara vakum. Pengeringan dapat berlangsung dengan baik jika pemanasan terjadi pada setiap tempat dari bahan tersebut, dan uap air yang di ambil berasal dari semua permukaan bahan tersebut. Factor-faktor yang mempengaruhi pengeringan terutama adalah luas permukaan benda, suhu pengeringan, aliran udara, tekanan uap di udara, dan waktu pengeringan.
Pengemasan
Pengemasan merupakan bagian dari suatu pengolahan makanan yang berfungsi untuk pengawetan makanan, mencegah kerusakan mekanis, perubahan kadar air. Teknologi pengemasan perkembangan sangat pesat khususnya pengemas plstik yang dengan drastic mendesak peranan kayu, karton, gelas dan metal sebagai bahan pembungkus primer.
Berbagai jenis bahan pengepak seperti tetaprak, tetabrik, tetraking merupakan jenis teknologi baru bagi berbagai jus serta produk cair yang dapat dikemas dalam keadaan qaseptiis steril. Sterilisasi bahan kemasan biasanya dilakukan dengan pemberian cairan atau uap hydrogen peroksida dan sinar UV atau radiasi gama.
Jenis generasi baru bahan makanan pengemas ialah lembaran plstik berpori yang disebut Sspore 2226, sejenis platik yang memilki lubang – lubang . Plastik ini sangat penting penngunaanya bila dibandingkan dengan plastic yang lama yang harus dibuat lubang dahulu. Jenis plastic tersebut dapat menggeser pengguanaan daun pisang dan kulit ketupat dalam proses pembuatan ketupat dan sejenisnya.
Pengalengan
Namun, karena dalam pengalengan makanan digunakan sterilisasi komersial (bukan sterilisasi mutlak), mungkin saja masih terdapat spora atau mikroba lain (terutama yang bersifat tahan terhadap panas) yang dapat merusak isi apabila kondisinya memungkinkan. Itulah sebabnya makanan dalam kaleng harus disimpan pada kondisi yang sesuai, segera setelah proses pengalengan selesai.
Pengalengan didefinisikan sebagai suatu cara pengawetan bahan pangan yang dipak secara hermetis (kedap terhadap udara, air, mikroba, dan benda asing lainnya) dalam suatu wadah, yang kemudian disterilkan secara komersial untuk membunuh semua mikroba patogen (penyebab penyakit) dan pembusuk. Pengalengan secara hermetis memungkinkan makanan dapat terhindar dan kebusukan, perubahan kadar air, kerusakan akibat oksidasi, atau perubahan cita rasa.
Penggunaan bahan kimia
Bahan pengawet dari bahan kimia berfungsi membantu mempertahankan bahan makanan dari serangan makroba pembusuk dan memberikan tambahan rasa sedap, manis, dan pewarna. Contoh beberapa jenis zat kimia : cuka, asam asetat, fungisida, antioksidan, in-package desiccant, ethylene absorbent, wax emulsion dan growth regulatory untuk melindungi buah dan sayuran dari ancaman kerusakan pasca panen untuk memperpanjangkesegaran masam pemasaran. Nitogen cair sering digunakan untuk pembekuan secara tepat buah dan sayur sehinnga dipertahankan kesegaran dan rasanya yang nyaman.
Suatu jenis regenerasi baru growth substance sintesis yang disebut morfaktin telah ditemuakan dan diaplikasikan untuk mencengah kehilangan berat secara fisiologis pada pasca panen, kerusakan karena kapang, pemecahan klorofil serta hilangnya kerennyahan buah. Scott dkk (1982) melaporkan bahwa terjadinya browning, kehilangan berat dan pembusukan buah leci dapat dikurangi bila buah – buahan tersebut direndam dalam larutan binomial hangat (0,05%, 520C ) selama 2 menit dan segera di ikuti dengan pemanasan PVC (polivinil klorida ) dengan ketebalan 0,001 mm.
Pemanasan
penggunaan panas dan waktu dalam proses pemanasan bahan pangan sangat berpengaruh pada bahan pangan. Beberapa jenis bahan pangan seperti halnya susu dan kapri serta daging, sangat peka terhadap susu tinggi karena dapat merusak warna maupun rasanya. Sebaliknya, komoditi lain misalnya jagung dan kedelai dapat menerima panas yang hebat karena tanpa banyak mengalami perubahan. Pada umumnya semakin tinggi jumlah panas yang di berikan semakin banyak mikroba yang mati. Pada proses pengalengan, pemanasan di tujukan untuk membunuh seluruh mikroba yang mungkin dapat menyebabkan pembusukan makanan dalam kaleng tersebut, selama penanganan dan penyimpanan. Pada proses pasteurisasi, pemanasan di tujukan untuk memusnahkan sebagian besar mikroba pembusuk, sedangkan sebagian besar mikroba yang tertinggal dan masih hidup terus di hambat pertumbuhanya dengan penyimpanan pada suhu rendah atau dengan cara lain misalnya dengan bahan pengawet. Proses pengawetan dapat di kelompokan menjadi 3 yaitu: pasteurisasi, pemanasan pada 1000 C dan pemanasan di atas 1000 C.
g.Teknik fermentasi
.fermentasi bukan hanya berfungsi sebagai pengawet sumber makanan, tetapi juga berkhasiat bagi kesehatan. Salah satumya fermentasi dengan menggunakan bakteri laktat pada bahan pangan akan menyebabkan nilai pH pangan turun di bawah 5.0 sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri fekal yaitu sejenis bakteri yang jika dikonsumsi akan menyebabkanakan muntah-muntah, diare, atau muntaber.
Bakteri laktat (lactobacillus) merupakan kelompok mikroba dengan habitat dan lingkungan hidup sangat luas, baik di perairan (air tawar ataupun laut), tanah, lumpur, maupun batuan. tercatat delapan jenis bakteri laktat, antara lain Lacobacillus acidophilus, L fermentum, L brevis,dll
Asam laktat yang dihasilkan bakteri dengan nilai pH (keasaman) 3,4-4 cukup untuk menghambat sejumlah bakteri perusak dan pembusuk bahan makanan dan minuman. Namun, selama proses fermentasi sejumlah vitamin juga di hasilnhkan khususnya B-12. Bakteri laktat juga menghasilkan lactobacillin (laktobasilin), yaitu sejenis antibiotika serta senyawa lain yang berkemampuan menontaktifkan reaksi kimia yang dihasilkan oleh bakteri fekal di dalam tubuh manusia dan bahkan mematikannya , Senyawa lain dari bakteri laktat adalah NI (not yet identified atau belum diketahui). NI bekerja menghambat enzim 3-hidroksi 3-metil glutaril reduktase yang akan mengubah NADH menjadi asam nevalonat dan NAD. Dengan demikian, rangkaian senyawa lain yang akan membentuk kolesterol dan kanker akan terhambat.
Di beberapa kawasan Indonesia, tanpa disadari makanan hasil fermentasi laktat telah lama menjadi bagian di dalam menu makanan sehari-hari. Yang paling terkenal tentu saja adalah asinan sayuran dan buah-buahan. Bahkan selama pembuatan kecap, tauco, serta terasi, bakteri laktat banyak dilibatkan. Bekasam atau bekacem dari Sumatera bagian Selatan, yaitu ikan awetan dengan cara fermentasi bakteri laktat, bukan saja merupakan makanan tradisional yang digemari, tetapi juga menjadi contoh pengawetan secara biologis yang luas penggunaannya. (F:\Suara Merdeka Edisi Cetak.mht)
h.Teknik Iradiasi
Iradiasi adalah  proses aplikasi radiasi energi pada suatu sasaran, seperti pangan.  Menurut Maha (1985), iradiasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk pemakaian energi radiasi secara sengaja dan terarah.  Sedangkan menurut Winarno et al. (1980), iradiasi adalah teknik penggunaan energi untuk penyinaran bahan dengan menggunakan sumber iradiasi buatan.
Jenis iradiasi pangan yang dapat digunakan untuk pengawetan bahan pangan adalah radiasi elektromagnetik yaitu radiasi yang menghasilkan foton berenergi tinggi sehingga sanggup menyebabkan terjadinya ionisasi dan eksitasi pada materi yang dilaluinya.  Jenis iradiasi ini dinamakan radiasi pengion, contoh radiasi pengion adalah radiasi partikel ,dan gelombang elektromagnetik   Contoh radiasi pengion yang disebut terakhir ini paling banyak digunakan (Sofyan, 1984; Winarno et al., 1980).
Dua jenis radiasi pengion yang umum digunakan untuk pengawetan makanan adalah : sinar gamma yang dipancarkan oleh radio nuklida 60Co (kobalt-60) dan 137Cs (caesium-37) dan berkas elektron yang terdiri dari partikel-pertikel bermuatan listrik.  Kedua jenis radiasi pengion ini memiliki pengaruh yang sama terhadap makanan.
Menurut Hermana (1991), dosis radiasi adalah jumlah energi radiasi yang diserap ke dalam bahan pangan dan merupakan faktor kritis pada iradiasi pangan.  Seringkali untuk tiap jenis pangan diperlukan dosis khusus untuk memperoleh hasil yang diinginkan.  Kalau jumlah radiasi yang digunakan kurang dari dosis yang diperlukan, efek yang diinginkan tidak akan tercapai.  Sebaliknya jika dosis berlebihan, pangan mungkin akan rusak sehingga tidak dapat diterima konsumen
Keamanan pangan iradiasi merupakan faktor terpenting yang harus diselidiki sebelum menganjurkan penggunaan proses iradiasi secara luas.  Hal yang membahayakan bagi konsumen bila molekul tertentu terdapat dalam jumlah banyak pada bahan pangan, berubah menjadi senyawa yang toksik, mutagenik, ataupun karsinogenik sebagai akibat dari proses iradiasi.
Tabel 5.  Penerapan dosis dalam berbagai penerapan iradiasi pangan
Tujuan
Dosis (kGy)
Produk
Dosis rendah (s/d 1 KGy)
Pencegahan pertunasan
Pembasmian serangga dan parasit
Perlambatan proses fisiologis
0,05 – 0,15
0,15 – 0,50
0,50 – 1,00
Kentang, bawang putih, bawang bombay, jahe,
Serealia, kacang-kacangan, buah segar dan kering, ikan, daging kering
Buah dan sayur segar
Dosis sedang (1- 10 kGy)
Perpanjangan masa simpan
Pembasmian mikroorganisme perusak dan patogen
Perbaikan sifat teknologi pangan
1,00 – 3,00
1,00 – 7,00
2,00 – 7,00
Ikan, arbei segar
Hasil laut segar dan beku, daging unggas segar/beku
Anggur(meningkatkan sari), sayuran kering (mengurangi waktu pemasakan)
Dosis tinggi1 (10 – 50 kGy)
Pensterilan industri
Pensterilan bahan tambahan makanan tertentu dan komponennya
10 – 50
Daging, daging unggas, hasil laut, makanan siap hidang, makanan steril
1 Hanya digunakan untuk tujuan khusus.  Komisi Codex Alimentarius Gabungan FAO/WHO belum menyetujui penggunaan dosis ini
Hasil penelitian mengenai efek kimia iradiasi pada berbagai macam bahan pangan hasil iradiasi (1 – 5 kGy) belum pernah ditemukan adanya senyawa yang toksik.  Pengawetan makanan dengan menggunakan iradiasi sudah terjamin keamanannya jika tidak melebihi dosis yang sudah ditetapkan, sebagaimana yang telah direkomendasikan oleh FAO-WHO-IAEA pada bulan november 1980.  Rekomendasi tersebut menyatakan bahwa semua bahan yang diiradiasi tidak melebihi dosis 10 kGy aman untuk dikonsumsi manusia.
Untuk memastikan terdapatnya tingkat keamanan yang diperlukan, pemerintah perlu mengundangkan peraturan, baik mengenai pangan yang diiradiasi maupun sarana iradiasi.  Peraturan tentang iradiasi pangan yang sampai sekarang digunakan antara lain adalah Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 826 Tahun 1987 dan No. 152 Tahun 1995.  Peraturan tersebut selanjutnya digunakan sebagai bahan acuan dalam penyusunan Undang-undang Pangan No. 7 Tahun 1996.
Permasalahan gizi dalam pengolahan dan pengawetan makanan
Pada pengolahan bahan pangan zat gizi yang terkandung dalam bahan pangan dapat mengalami kerusakan bila di olah, karena zat itu peka terhadap PH pelarut, oksigen, cahaya dan panas atau kombinasinya. Unsu-unsur minor terutama tembaga, besi, dan enzim dapat mengkatalisis pengaruh tersebut. Bahan makanan mempunyai peranan yang penting sebagai pembawa atau media zat gizi yang di dalamya banyak mengandung zat-zat yang di butuhkan oleh tubuh seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan lain-lain. Di dalam masyarakat ada beberapa macam cara pengolahan dan pengawetan makanan yang di lakukan kesemuanya untuk meningkatkan mutu makanan yang di maksut dengan tudak mengurangi nilai gizi yang di kandungnya. Pada dasarnya bahan makanan diolah dengan tiga macam alasan:
  1. Menyiapkan bahan makanan untuk dihidangkan
  2. Membuat produk yang di kehendaki termasuk di dalamya nutrifikasi bahan makanan, (contoh: roti)
  3. Mengawetkan, mengemas dan menyimpan (contoh: pengalengan)
Pengolahan makanan di lakukan dengan maksut mengawetkan, lebih intensif dari pada memasak biasa kecuali bahan makanan harus di masak, juga misalnya pada canning, makanan itu harus di sterilkan dari jasad renik pembusuk. Untuk beberapa jenis makanan, waktu yang di perlukan untuk proses itu cukup lama, sehingga dapat di pahami mengapa kadar zat makanan dapat menurun, akan tetapi dengan penambahan zat makanan (nutrien) dalam bentuk murni sebagai pengganti yang hilang maka hal seperti di atas dapat di atasi.
1. Pengolahan bahan makanan untuk menyiapkan bahan makanan siap hidang
Bahan makanan yang di olah sebelum di masak.
Bahan makanan segar dapat langsung di masak dan kemudian di hidangkan, akan tetapi ada pula bahan makanan yang harus melalui beberapa cara pengolahan tertentu sebelum dapat di masak, misalnya beras. Untuk memperoleh beras dari padi, padi itu harus di giling atau di tumbuk terlebih dahulu. Setelah di giling, beras ini memiliki beberapa proses pengolahan lainya seperti di simpan, di angkut, di cuci dan sebagainya. Pada proses pengilingan yang di lakukan dengan cara yang kurang hati-hati dapat terjadi hasil dengan kualitas rendah, karena butir beras menjadi kecil (beras menir) sehingga terbuang pada proses pemisahan dengan butir yang tidak pecah. Cara menggiling yang terlalu intensif, sehingga menghasilkan beras yang putih bersih (polished rice) sangat merugikan karena bagian-bagian yang mengandung zat makanan dalam konsentrasi tinggi (lembaga dan kulit ari) turut terbuang. Sebaliknya beras seperti itu tahan lama, sehingga masih di gemari pula.
Presentase beras pecah waktu penggilingan cukup tinggi berkisar antara 8%, ke atas. Hanyalah pecahan butur-butir kecil, yang ikut terbuang bersama dedak, atau di pisahkan dengan saringan dari beras yang di jual kepada para kelas pekerja. Sebagian besar dari butir-butir yang pecah di saring dari derajat kualitas beras yang di jual para pedagang sebagai beras kualitas tinggi. Bila pembuangan dengan di pertahankan di bawah 8%, hanya butir-butir pecahan kecil saja yang di buang, maka hasil dari asal seharusnya 65% berupa beras giling ringan yang mengandung thiamin 2 ug per gram. Berbeda halnya dengan beras yang di peroleh melalui proses penggilingan, pada proses beras yang hanya di peroleh dari hasil penumbukan hasilnya beras tumbuk tersebut tidak tahan lama, tetapi dengan cara menumbuk berbagai zat makanan yang terdapat dalam lembaga dan kulit ari sebagian besar dapat di pertahankan, sebagai jalan tengah beras dapat di giling dengan cara setengah giling (half milled rice).
Bahan makanan pada waktu di masak
Di sini hanya akan di bahas secara umum, dengan mengambil beberapa contoh, mengingat banyak jenis bahan makanan, dan juga banyak cara di lakukan untuk memasak makanan itu. Sebagai contoh akan kita ambil pengaruh memasak terhadap beras, sayuran, dan daging, tiga golongan bahan makanan yang paling penting dan dikenal di Indonesia.
  1. Memasak nasi
Untuk memudahkan pengangkutan dan penyimpanan maka beras di masukan dalam karung. Karung ini tidak selalu bersih, banyak di pakai sekali-sekali. Kemudian penjual eceran menjualnya di toko atau di pasar dalam keadaan terbuka tanpa mengindahkan kemungkinan pengotoran oleh debu dan lain-lain. Justru karena itulah beras sering kali kotor mangandung debu, batu-batu kecil dan mungkin masih mengandung gabah serta di hinggapi serangga.
  1. Memasak sayuran
Di beberapa daerah di Indonesia sayuran di makan dalam keadaan mentah sebagai lalap. Kebiasaan makan seperti ini baik sekali, karena memberikan pada menu sehari-hari sejumlah besar vitamin dan mineral. Tetapi ada biji-bijian yang sebaiknya tidak di makan mentah karena mengandung zat yang merugikan badan. Sayuran yang sudah di masak berkurang kadar zat makananya, karena pengaruh berbagai faktor selama memasak. Jumlah vitamin dan mineral yang dipertahankan tergantung pada sifat yang di miliki oleh zat-zat makanan itu sendiri serta cara memasakyang di lakukan. Sebagian besar vitamin yang sudah rusak ialah yang tergolong vitamin yang mudah rusak oleh panas, yang larut dalam air dan yang mudah di oksidasikan sehingga berubah sifat. Dalam golongan ini yang paling banyak menderita kerusakan ialah vitamin C. jumlah mineral yang dapat berkurang karena larut dalam air pemasak terutama karena terdapat asam-asam organik yang mempermudah pelarutan mineral itu.
Dengan singkat, faktor-faktor yang dapat merendahkan kadar nutrien di dalam sayuran yang di masak ialah :
  1. bila jumlah air perebus yang di pakai terlalu banyak
  2. bila air perebus ini kemudian bila di buang setelah di pakai, dan tidak terus di pergunakan sebagai bagian dari masakan
  3. bila sayuran akan di rebus itu di potong-potong dalam ukuran yang kecil-kecil, dan di biarkan lama sebelum di masak
  4. bila air perebus tidak di biarkan mendidih dahulu sebelum sayuran di masukan ke dalamnya
  5. bila pada waktu merebus, panci di biarkan terbuka
  6. bila di pergunakan panci atau lainya yang terbuat dari logam yang dapat mengkatalisa proses oksidasi terhadap vitamin, misalnya alat-alat yang terbuat dari besi, tembaga dan lain-lain.
Sangat menarik hal sayuran yang dimasak dalam sedikit lemak (di tumis misalnya), karena lemak ini dapat meninggikan suhu memasak, sehingga suhu yang diperlukan untuk memasak menjadi lebih pendek. Berbagai vitaminyang mudah rusak oleh suhu memasak, biasanya tidak larut dalam lemak dan lemak mungkin dapat melindungi berbagai vitamin yang mudah di oksidasikan oleh zat asam.
  1. Memasak daging
Daging dapat di masak dengan mengoreng, merebus atau dengan di panggang. Pada umumnya memasak daging tidak akan menurunkan penurunan nilai gizi, bahkan dengan memasaknya, daya cerna (digestibility) daging jauh lebih baik di bandingkan dengan yang mentah. Ini di sebabakan oleh berbagai proses yang di akibatkan oleh suhu terhadap protein (denaturation and coagulation). Suhu memasak dapat menyebabkan terbentuknya zat-zat dengan aroma yang menarik selera, misalnya bau yang di timbulkan oleh kaldu (boullion), daging panggang dan sebagainya. Mungkin dengan mamanggang daging dapat terjadi penurunan kadar zat-zat makanan karena waktu lemak mencair, mungkin terbawa zat-zat makanan yang larut terbakar di dalam arang dan terjadi ikatan-ikatan organic yang merugikan tubuh.
Pengolahan bahan makana untuk dijual ke pasar.
Di Indonesia dikenal banyak sekali makanan ynga telah di olah dengan berbagai cara dengan tujuan memberikan variasi dalam menu sehari – hari. Beberapa dari makanan seperti itu memilki nilai gizi yasng tinggi. Untuk menaqrik perhatian pembeli sering makanan atau minuman yang dijual di beri warna. Produsen makanan rakyat sering menggunakan zat warna yang tidak dipruntukan makanan, karena harganya lebih murah. Yang sering dipergunakan dalah zat warna tekstil.
Tempe
Tempe terbuat dari kacang kedelai yang memilki kadar protein tnggi. Seperti diketahui sumber – sumber protein nabati dengan kadar protein yang tinggi, belum tentu tinggi pula nilai hayatinya. Ini disebabkan oleh lapisan selulosa di dalam jaringan bahan makanan yang berasal dari tumbuhan yang sukar dicerna. Disamping itu pada berbagai kacang terdapat berbagai jenis enzim yang mempunyai fungsi bertentangan dengan enzim – enzim percernaan di dalam tubuh kita (trypsine inhibitor).
Pada pembuatan tempe, jamur yang menumbuhi dapat mencerna sebagian besr selulosa menjadi bentuk yang lebih muda untuk dicerna oleh tubuh manusia. Juga pada proses pembuatan tempe, trypsine inhibitor tadi menjadi tidak aktif lagi, sehingga nilai biologi tempe menjadi lebih baik jika dibandikan dengan kacang kedelai biasa.
Tape singkong
Pada pembuatan tape singkong pada dasarnya ialah proses fermentasi. Hal yang menarik di sini bahwa hidrosianida (HCN) yang mulanya mungkin terdapat dalam sinkong itu akan hilang atau a kan tersisa sedikit sekali setelah diubah menjadi tape. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa keracunan singkong telah membawa banyak korban pada orang – orang yang tidak mengetahui terdapatnya racun ini pada jenis singkong yang tertentu.
Tahu
Makanan ini terbuat dari kacang kedelai dan merupakan makanan yang relative mahal karena tersusun dari dispersed protein yang berasal dari kacang kedelai itu. Pada proses pembuatannya protein kedelai telah di masak dalam waktu yang cukup lama serta di saring, sehingga hasilnya akan mempunyai daya cerna (digestibility) yang tinggi.
Pindang
Makanan ini di buat dengan cara fermentasi juga. Pada pindang yang baik kualitasnya, tulang-tulang ikan pun dapat menjadi sedemikian empuk, sehingga dapat di makan.
Kecap
Kecap di buat dari kacang kedelai yang proteinya sebagian besar telah di hidrolisa (oleh jamur) mendapat campuran asam amino yang mudah di serap.
Ada 6 dasar prinsip pengolahan bahan makanan untuk pengawetan. Keenam prinsip ini adalah:
  1. Pengurangan air – pengeringan, dehidrasi, dan pengentalan
  2. Perlakuan panas – blanching, pasteurisasi, dan sterilisasi
  3. Perlakuan suhu rendah – pendinginan dan pembekuan
  4. Pengendalian makanan – fermentasi dan aditif asam
  5. Berbagai macam zat kimia aditif
  6. Iradiasi
Prinsip pengawetan bahan makanan didasarkan atas bagaimana caranya memanipulasikan faktor – faktor linkungan bahan makanan yang dimaksud. Sebagai contoh mikroba membutuhkan suhu optic untuk pertumbuhannya. Suhu yang lebih tinggi merusak pertumbuhan sedangkan suhu yanag lebih rendah sanagat menghambat metabolisme.
Metabolisme mikroba memerlukan banyak air vbebes penghilangan air secara biologis aktif dengan perlakuan pengeringan atau dehidrasi menghentikan pertumbuhan mokroba. Perlakuan ini juga menurunkan akti fitas enzim dan reaksi – reaksi kimia. Proses ketengikan lipid akan menurun apabila air sruktural yang melindungi dibiarkan tetap seperti semula. Pengaruh penuapan air terhadap perubahan zat gizi dalam prose p[engeringan relative kecil kalau suhu pengeringannya sedang dan bahan makanan dikemas cukup baik. Pengeringan beku yaitu pengringan sublimasi dalam ruangan vakum pada suhu rendah mnemberikan keuntungan lebih daripada pengeringan suhu tinggi ditinjau dari sudut pengawetan gizi.
Pengaruh utama perlakuan panas adalah denaturasi protein seperti innaktif mikroba dan enzim – enzim yang lain. Pasteurisasi membebaskan bahan makan terhadap pathogen dan sebagian besar sel vegetatif mikroba sedangkan sterilisasi dapat didefinisikan sebagai proses memnetikan bsemua mikroba yang hidup. Sterilisasi dengan panas merupakn proses pengawetan makanan yang paling efektif namun mempunyai pengaruh yang merugikan terhadap zat gizi yang labil, terutuma vitamin – vitamin dan menurunnya nilai gizi protein terutama pada reaksi mallard.
Pengawetan suhu rendah terutama pengawetan dengan suhu beku ditinjau dari banyak segi merupakan cara pengawtan bahan makanan yang aling tidak merugikan. Suhu rendah menghamabat pertumbuhana dan memperlambat laju reaksi kimia dan enzim. Aktifitas enzim dalam danging dapat dikatakan berhenti dalam penyimpanan suhu beku sedangkan untuk penyimpanan bahan makanan sala sebelum pembekuana perlu dikukus terlebih dashulu untuk mencegah perubahan kwalitas yang tidak didinginkan. Susut kandungan vitamin minimal bila dibandingkan dengan cara pengawetan lain. Penyebab utama kerusakan kualitas secara keseluruhan terjadi terutama karena kondisi yang kurang menguntungkan pada proses pembekuan,pengeringan dan pelelehan kristal es (thawing).
Kerusakan bahan makanan yang derajat keasamannya rendah secara relative berjalan cepat. Pertumbuhan organisme penyebab kerusakan bahan makanan sangata terhambat dalam lingkungan yang keasamannaya tinggi. Salah satu cara pengawetan bahan makanan adalah menurunkan Ph bahan makanan tersebut dengan cara fermentasi anaerob senyawa karbohidrat menjadi asam laktat. Keasaman beberapa beberapa bahan makanan dapat dinaikkan dengan penambahan asam seperti cuka atau sama sitrat oleh prose fermentasi kecil. Dalam kandungan zat gizi makanan dapat ditingkatkan terutama melalui sinesis vitamin dan protein oleh mikroba.
Zat aditif berupa zat kimia mempunyai daya pengawet terhadap bahan makanan karena menyediakan lingkungan yang menghambat pertumbuhan mikroba reaksi kimia enzimatis dan kimia. Pengolahan demikian termasuk pola penggunaan agensia kiuring dan pengasapan produk daging, pengawetan kadar gula tinggi untuk sayuran dan buah-buahan serta perlakuan dengan berbagai macam zat kimia aditif. Pengaruh cara initerhadap zat gizi bervariasi namun pada umumnya kecil.
Upaya mengatasi permasalahan gizi dalam pengolahan dan pengawetan makanan
Dalam pengolahan dan pengawetan makanan untuk mencegah hilangnya atau berkurangnya kandungan gizi dan berubahnya tekstur, rasa, warna, dan bau di lakukan hal-hal sebagai berikut:
  1. Mengunakan teknik pengolahan dan pengawetan yang berorientasi gizi.
    1. Memasak nasi
    2. Kehilangan thiamin pada nasi dapat di lakukan dengan cara yaitu sebelum di masak hendaknya pencucian yang di lakukan jangan di ulang-ulang cukup 2 kali saja dan cara masaknya dengan meliwet.
    3. Memasak sayuran
    4. Sebelum di masak sayuran jangan di potong kecil-kecil sebab ruas permukaan yang meningkat akan menyebabkan nilai gizi yang hilang juga banyak.
  1. Gunakan air secukupnya
  2. Biarkan air yang akan di gunakan untuk merebus mendidih terlebih dahulu sebelum sayuran di masukan.
  3. Panci yang di gunakan untuk memasak harus di tutup.
  4. Jangan mengunakan panci atau alat lainya yang terbuat dari logam yang dapat mengkatalisa proses oksidasi terhadap vitamin.
  5. Gunakan air rebusan sebagai kuah.
  6. Pengawetan sayuran dengan cara pendinginan harus memperhatikan suhu optimum sayuran yang di maksud agar tidak terjadi pembusukan karena aktifitas mikroorganisme dan lain-lain.
Contoh: Kol pada suhu 00 C, buncis 7,5-100 C, tepung 7-100C, Wortel 0,1,50 C.
    1. Ikan atau daging
    1. pink spoilage dapat di cegah dengan mengunakan larutan sodium hypochlorite atau bahan lain yang serupa, dengan dosis tidak lebih dari 500 ppm.
    2. Case hardening dapat di cegah dengan cara membuat suhu pengeringan tidak terlalu tinggi, atau proses pengeringan awal tidak terlalu cepat.
    3. freezer burn dapat di cegah dengan cara membungkus daging yang di maksud.
Buah
Pada pendinginan buah maka untuk mencegah kehilangan air atau memberi kilap maka kulit buah di lapisi dengan malam atau parafin.
Susu
Pada susu pasteurisasi yang di lakukan mengunakan suhu <600 C sedangkan untuk pembuatan es krim menggunakan suhu 71,10 C selama 30 menit atau 82,2 0 C selama 16-20 detik.
  1. Suplementasi bahan gizi
Pada dasarnya kehilangan bahan gizi seperti lemak asam amino, vitamin, dan mineral pada proses pengolahan sudah bisa di tekan seminimal mungkin jika menggunakan teknik pengolahan yang berorientasi gizi. Kebutuhan tubuh akan bahan gizi yang tidak dapat di penuhi dari bahan yang kita konsumsi dapat di tambah dengan mengkonsumsi bahan lain yang mengandung zat yang kita butuhkan. Salah satu cara yaitu dengan mengonsumsi makanan yang masih segar, sayuran dan lain-lain. Dengan mengkonsumsi buah-buahan segar dan sayuran secara langsung maka kebutuha zat gizi yang kita butuhkan dapat teratasi karena dala buah-buahan dan sayuran segar tersebut sudah terdapat zat gizi seperti lemak, protein, vitamin, dan mineral.
  1. Bahan tambahan makanan (bahan Aditif) dan kesehatan
Bahan tambahan makanan (BTM) didefinisikan sebagai bahan yang tidak lazin dikonsumsi sebagai makanan, dan biasanya bukan merupakan komposisi khas makanan, dapat bernilai gizi ataupun tidak, ditambahkan ke dalam makanan dengan sengaja untuk membantu teknik pengolahan makanan baik dalam proses pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, pengangkutan, dan penyimpanan produk makanan olahan, agar menghasilkan suatu makanan yang lebih baik atau secara nyata mempengaruhi sifat khas makanan tersebut.
Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap makanan yang praktis dan awet menunjang berkembangnya penggunaan BTM yang secara bermakna berperan besar dalam rantai produksi dan pengolahan sejak abad ke-19. Seiring dengan banyaknya laporan kasus keracunan makanan, Timbul berbagai diskusi dan keprihatinan yang mendalam mengenai keamanan penggunaan BTM, termasuk bagaimana langkah-langkah pengendalian yang tepat diperlukan.
Jenis BTM sangat beragam sesuai dengan fungsi dan tujuan penggunaannya, yaitu sebagai antioksidan, mencegah penggumpalan, mengatur keasamam makanan, pemanis buatan, pemutih dan pematang tepung, pengemulsi, pengental, pengawet, pewarna, pengeras, penyedap rasa, penguat rasa, sekuestran, enzim dan penambah gizi, serta fungsi lainnya seperti pelembab, antibusa, pelarut, karbonasi, penyalut, dan pengisi.
WHO mensyaratkan zat tambahan itu seharusnya memenuhi kriteria sebagai berikut : (1). Aman digunakan, (2). Jumlahnya sekedar memnuhi kriteri pengaruh yang diharapkan, (3). Sangkil secara teknologi, (4). Tidak boleh digunakan utnuk menipu pemakai dan jumlah yang dipakai haruslah minimal. Bahan baku BTM dari bahan sintetik mempunyai kelebihan yaitu lebih pekat, lebih stabil, dan lebih murah. Namun demikian ada kelemahannya yaitu sering terjadi ketidaksempurnaan proses sehingga mengandung zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan, dan kadang-kadang bersifat karsinogenik, baik pada hewan maupun manusia.
Agar dapat dengan baik melindungi konsumen dari berbagai masalah keamanan pangan dan industri pangan di Indonesia, berbagai peraturan dikeluarkan oleh instansi terkait. Selain Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang bernaung di bawah Departemen Kesehatan, pengawasan dan pengendalian juga dilakukan oleh Departemen Pertanian, Departemen Perdagangan, dan Departemen Perindustrian.
Suatu jenis BTM menjadi berbahaya bagi kesehatan tidak hanya karena secara obyektif memang merusak kesehatan/tubuh dan karenanya telah dilarang oleh peraturan, juga karena penggunaan BTM yang tidak dilarang tetapi dengan ukuran yang berlebihan dan sering dikonsumsi.
Jenis BTM yang boleh digunakan sepanjang masih sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Sedangkan bahan tambahan yang dilarang digunakan pada makanan berdasarkan Peraturan Menkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988 dan perubahannya No.
1168/Menkes/Per/X/1999 adalah Asam Borat (Boric Acid) dan senyawanya, Asam Salisilat dan garamnya (Salicylic Acid and its salt), Dietilpirokarbonat (Diethylpirocarbonate DEPC), Dulsin (Dulcin), Kalsium Klorat (Potassium Chlorate), Kloramfenikol (Chloramfenikol), Minyak Nabati yang dibrominasi (Brominate vegetable oils), Nitrofurazon (Nitrofurazone), Formalin (Formaldehyde), dan Kalium Bromat (Potassium Bromate).( F:\Republika Online – http–www_republika_co_id.mht)
Pewarna buatan
Dalam proses pengolahan bahan pangan kadang kala terdapat kecenderungan penyalahgunaan pemakaian zat pewarna untuk sembarang bahan pangan, misalnya zat pewarna untuk tekstil dan kulit di pakai untuk mewarnai bahan makanan. Karena adanya residu logam berat pada zat pewarna tersebut Zat pewarna yang berbahaya dan dilarang digunakan sebagai BTM, obat-obatan dan kosmetika telah diatur menurut ketentuan Peraturan Menkes RI Permenkes RI No. 239/Men.Kes/Per/V/85, yaitu;
Nama
Batas maksimum penggunaan
Merah (45430)
0,1 g/kg (Es krim), 0,2-0,3 g/kg (jem, jeli, saus, buah kalengan)
Hijau (42053)
0,1 g/kg (es krim), 0,2 g/kg (jeli, buah alengan), 0,3g/kg (acar)
Kuning (15985)
0,1 g/kg (es krim0, 0,2 g/kg (jeli, buah kalengan), 0,3 g/kg (acar)
Coklat (20285)
0,07 g/kg (minuman ringan), 0,3 g/kg (makanan lainnya)
Biru (42090)
0,1 g/kg (Es krim), 0,2 g/kg (jeli buahkalengan), 0,3g/kg (acar)
Serta ada beberapa pewarna lainnya seperti:Auramine, Alkanet, Butter Yellow, Black 7984, Burn Umber, Chrysoidine, Chrysoine S, Citrus Red No. 2, Chocolate Brown FB, Fast Red E, Fast Yellow AB, Guinea Green B, Indanthrene Blue RS, Magenta, Metanil Yellow, Oil Orange SS, Oil Orange XO, Oil Yellow AB, Oil Yellow OB, Orange G, Orange GGN, Orange RN, Orchil and Orcein, Poncheau 3R, Poncheau SX, Poncheau 6R, Rhodamine B,SudanI, Scarlet GN, dan Violet 6 B.
        1. Pengawet buatan
Bahan tambahan Pangan Pengawet boleh digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang memproduksi pangan yang mudah rusak. Pencantuman label pada produk pangan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan. Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan.
Label :
      • Nama produk
      • Berat bersih atau isi bersih
      • Nama dan alamat pabrik yang memproduksi atau memasukkan pangan ke wilayah Indonesia.
Pengawet yang diijinkan digunakan untuk pangan tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 722/Menkes/Per/IX/88 Tentang Bahan Tambahan Makanan, mencakup:
Nama
Batas maksimum
Asam Benzoat
600/kg (kecap, minumanringan) 1 g/kg (acar, margarin, sari nanas, saus, makanan lainnya
Kalium Bisulfit
50mg/kg(kentang goreng), 100mg/kg(udang beku), 500 mg/kg(sari nanas)
Kalium Nitrit
50 mg/kg (keju), 500mg/kg (daging)
Bahan pengawet lainnya: Asam Propionat, Asam Sorbat, Belerang Oksida, Etil p-Hidroksida Benzoat, Kalium Benzoat, Kalium Meta Bisulfit ,Kalium Nitrat, Kalium Sorbat Kalium, sulfit Kalsium benzoat, Kalsium Propionat, Kalsium Sorbat, Natrium Benzoat, Metil-p-hidroksi Benzoat, Natrium Bisulfit Natrium Metabisulfit, Natrium Nitrat, Natrium Nitrit Natrium, Propionat Natrium, Sulfit Nisin Propil-p-hidroksi, Benzoat um Sulfit
Sehubungan dengan teka-teki yang muncul menyangkut keamanan penggunaan bahan pengawet dalam produk pangan, maka berikut disajikan kajian keamanan beberapa pengawet yang banyak digunakan oleh industri pangan
Tabel Pengaruh beberapa bahan pengawet terhadap kesehatan
Bahan Pengawet
Produk Pangan
Pengaruh terhadap Kesehatan
Ca-benzoat
Sari buah, minuman ringan,    minuman anggur manis,
ikan asin
Dapat menyebabkan reaksi    merugikan pada asmatis dan yang    peka terhadap aspirin
Sulfur dioksida
(SO2)
Sari buah, cider, buah    kering,    kacang kering,    sirup, acar
Dapat menyebabkan pelukaan    lambung, mempercepat serangan    asma, mutasi genetik, kanker dan
alergi
K-nitrit
Daging kornet, daging    kering, daging asin, pikel    daging
Nitrit dapat mempengaruhi    kemampuan sel darah untuk    membawa oksigen, menyebabkan    kesulitan bernafas dan sakit    kepala, anemia, radang ginjal,
muntah
Ca- / Na-propionat
Produk roti dan tepung
Migrain, kelelahan, kesulitan tidur
Na-metasulfat
Produk roti dan tepung
Alergi kulit
Asam sorbat
Produk jeruk, keju, pikel dan    salad
Pelukaan kulit
Natamysin
Produk daging dan keju
Dapat menyebabkan mual, muntah,    tidak nafsu makan, diare dan    pelukaan kulit
K-asetat
Makanan asam
Merusak fungsi ginjal
BHA
Daging babi segar dan    sosisnya, minyak sayur,    shortening, kripik kentang,    pizza beku, instant teas
Menyebabkan penyakit hati dan    kanker.
formalin
Tahu, Mie Basah
Kanker paru-paru, Gangguan pada jantung,Gangguan pada alat pencernaan, Gangguan pada ginjal, dll.
Boraks atau Pijer
Baso, mie
Gangguan pada kulit, Gangguan pada otak, Gangguan pada hati, dll
Mencermati kemungkinan gangguan kesehatan seperti yang tercantum dalam Tabel 1, maka FDA mensyaratkan kepada produsen pangan untuk membuktikan bahwa pengawet yang digunakan aman bagi konsumen dengan mempertimbangkan:
  • Kemungkinan jumlah paparan bahan pengawet pada konsumen sebagai akibat mengkonsumsi produk pangan yang bersangkutan.
  • Pengaruh komulatif bahan pengawet dalam diet.
  • Potensi toksisitas (termasuk penyebab kanker) bahan pengawet ketika tertelan oleh manusia atau binatang.
Problematika yang sering terjadi dalam penggunaan bahan pengawet
  • Penggunaan Tidak sesuai dalam ketentuan Depkes
  • Kadar akumulatif tidak pernah dikonfirmasikan dengan DAILY INTAKE
  • Penggunaan bahan ilegal (Borak dan formalin)
Namun demikian perlu diperhatikan hal-hal penting dalam menggunakan bahan tambahan pangan pengawet adalah :
    • Pilih pengawet yang benar/yang diijinkan untuk dalam pangan serta telah terdaftar di Badan POM  RI.
    • Bacalah takaran penggunaannya pada penandaan/label.
    • Gunakan dengan takaran yang benar sesuai petunjuk pada label.
    • Membaca dengan cermat label produk pangan yang dipilih/dibeli serta mengkonsumsinya secara    cerdas produk pangan yang   menggunakan bahan pengawet. Contoh BTP Pengawet lengkap dengan penandaan dan takaran penggunaannya.
    • Pemanis buatan
Pemanis yang termasuk BTM adalah pemanis pengganti gula (sukrosa).Pemanis, baik yang alami maupun yang sintetis, merupakan senyawa yang memberikan persepsi rasa manis tetapi tidak (atau hanya sedikit) mempunyai nilaigizi (non-nutritive sweeteners).
Mekanisme Kerja Suatu senyawa untuk dapat digunakan sebagai pemanis,kecuali berasa manis, harus memenuhi beberapa kriteria tertentu, sepert (1) larut dan stabil dalam kisaran pH yang luas, (2) stabil pada kisaran suhu yang luas, (3) mempunyai rasa manis dan tidak mempunyai side atau after-taste, dan (4) murah, setidak-tidaknya tidak melebihi harga gula. Senyawa yang mempunyai rasa manis strukturnya sangat beragam. Meskipun demikian, senyawa-senyawa tersebut mempunyai feature yang mirip, yaitu memiliki sistem donor/akseptor proton (sistem AHs/Bs) yang cocok dengan sistem reseptor (AHrBr) pada indera perasa manusia.
Beberapa pemanis buatan yang direkomendasikan oleh Depkes RI
Nama
Batas maksimum penggunaan
Sakarin (300-700x manis gula)
100mg/kg (permen), 200mg/kg (Es krim,jem,jeli)., 300 mg/kg (saus, Es lilin, minuman ringan, minuman yogurt)
Siklamat (30-80x manis gula)
1 g/kg (permen), 2 g./kg ((Es krim,jem,jeli), 3mg/kg (saus, lilin, minuman ringan, minuman yogurt
Citarasa buatan (Penyedap rasa dan aroma)
Cita rasa bahan pangan terdiri dari tiga komponen bau, rasa, dan rangsangan mulut. Untuk membangkitkan tiga komponen ini maka dalam lahan pangan biasanya dalam proses pengolahan di tambahka cita rasa tiruan (sintetik), misalnya amil asetat menyerupai aroma pisang, vanillin memberikan aroma serupa dengan aksetat vanili, dan amil kaproat mempunyai aroma apel dan nanas. Sedangkan untuk membangkitkan cita rasa yang umum di gunakan adalah asam amino L atau garamnya, misalnya monosodium glutamate (MSG) dan jenis nukleotida seperti IMP dan GMP.
Beberapa cita rasa buatan yang direkomendasikan Sdepkes RI diantaranya tertera dalam tabel dibawah ini:
Nama
Batas penggunaan maksimum
Monosodium glutamat (MSG)
Secukupnya
Vanilin (panili)
0,7 g/kg produk siap kosumsi
Benzadehida (Cherry)
Secukupnya
Aldehida sinamat)
Secukupnya
Mentol (mint)
Secukupnya
Eugenol (rempah-rempah)
Secukupnya
Benzilasetat (strawbery)
Secukupnya
Amil asetat (pisang)
Secukupnya
Penstabil
Proses pengolahan, pemanasan atau pembekuan dapat melunakan jaringan sel tanaman sehingga produk yang di peroleh mempunyai tekstur yang lunak. Untuk memperoleh tekstur yang keras, dapat di tambahkan garam (0,1-0,25% sebagai ion Ca). ion kalsium akan berkaitan dengan pectin membentuk Ca-pektinat atau Ca-pektat yang tidak larut. Pada umumnya untuk maksud tersebut di gunaka garam-garam Ca seperti CaCl2 Ca-sitrat,CaSO4, Calaktat, dan Ca-monofosfoat. Hnya sayangnya garam-garam kalsium ini kelarutanya rendah dan rasanya pahit.
Problematika Penggunaan BTM ilegal dimasyarakat
Salah satu yang membuat geger massyarakat Baru-baru ini adalah penemuan kandungan formalin dan Borak pada sejumlah produk makanan, dan sebagian besar pada jenis mi, tahu, bakso dan juga ikan asin, yang selama ini banyak dikonsumsi masyarakat luas. Formalin adalah zat kimia yang mengandung unsur karbon, hidrogen, dan oksigen, dan mempunyai nama lain formaldehid. Secara fisik terdapat dalam bentuk larutan tidak berwarna dengan kadar antara 37-40%. Formalin biasanya mengandung alkohol/metanol 10-15% yang berfungsi sebagai stabilisator untuk mencegah polimerisasi formaldehid menjadi paraformaldehid yang bersifat sangat beracun. Karakteristik dari zat ini adalah mudah larut dalam air, mudah menguap, mempunyai bau yang tajam dan iritatif walaupun ambang penguapannya hanya 1 ‰, mudah terbakar bila kontak dengan udara panas atau api, atau bila kontak dengan zat kimia tertentu. Di pasaran tersedia dalam bentuk sudah diencerkan maupun dalam bentuk padat.
Pemakaian formalin
Formalin bersifat desinfektan, kuat terhadap bakteri pembusuk dan jamur. Oleh karena itu gas formalin dipakai oleh pedagang bahan tekstil supaya tidak rusak oleh jamur atau ngengat. Selain itu formalin juga dapat mengeraskan jaringan sehingga dipakai sebagai pengawet mayat dan digunakan pada proses pemeriksaan bahan biologi maupun patologi.
Dampak formalin terhadap kesehatan
Formalin terbukti bersifat karsinogen atau menyebabkan kanker pada hewan percobaan, yang menyerang jaringan permukaan rongga hidung. Bila dilihat dari respon tubuh manusia terhadap formalin, efek yang sama juga dapat terjadi
Regulasi terkait formalin
Formalin yang bersifat racun tersebut tidak termasuk dalam daftar bahan makanan tambahan (BTM) yang dikeluarkan oleh badan internasional maupun oleh Departemen Kesehatan. Menurut UU No. 7 tahun 1996 tentang Pangan, UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, distorsi penggunaan formalin secara sengaja dalam produk makanan dapat diancam pidana penjara maksimal lima tahun atau denda maksimal Rp. 600 juta. Demikian juga Peraturan Menteri Kesehatan No. 1168/Menkes/PER/X/1999 melarang penggunaan formalin dalam makanan.
PERSPEKTIF AL QUR’AN
             
88. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah Telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.
         
8. Dan tidaklah kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan makanan, dan tidak (pula) mereka itu orang-orang yang kekal.
                        
33. Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. kami hidupkan bumi itu dan kami keluarkan dari padanya biji-bijian, Maka daripadanya mereka makan.
                 
168. Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; Karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.
KESIMPULAN
Pangan secara umum bersifat mudah rusak (perishable), karena kadar air yang terkandung di dalamnya sebagai faktor utama penyebab kerusakan pangan itu sendiri. Semakin tinggi kadar air suatu pangan, akan semakin besar kemungkinan kerusakannya baik sebagai akibat aktivitas biologis internal (metabolisme) maupun masuknya mikroba perusak.
untuk mengawetkan makanan dapat dilakukan dengan beberapa teknik baik yang menggunakan teknologi tinggi maupun teknologi sederhana. Caranya pun beragam dengan berbagai tingkat kesulitan. Namun inti dari pengawetan makanan adalah suatu upaya untuk menahahn laju pertumbuham mikroorganisme pada makananm
jenis-jenis teknik pengolahan dan pengawetan makanan itu ada 5 :
  1. pendinginan
  2. pengeringan
  3. pengalengan
  4. pengemasan
  5. penggunaan bahan kimia
  6. pemanasan
  7. Bahan makanan mempunyai peranan yang penting sebagai pembawa atau media zat gizi yang di dalamya banyak mengandung zat-zat yang di butuhkan oleh tubuh seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan lain-lain
  8. Penggunaan zat aditif (tambahan) dalam makanan dan minuman sangat berbahaya bagi kesehatan masyaratkan, terutama zat tambahan bahan kimia sintetis yang toksik dan berakumulasi dalam tubuh untuk jangka waktu yang relatif lama bagi yang menggunakannya.
              1. Keracunan makanan bisa disebabkan oleh karena kelalaian dan ketidaktahuan masyarakat dalam pengolahannya , seperti keracunan singkong.
              2. Keracunan makanan bisa juga disebabkan oleh kondisi lingkungan yang memungkinkan mikroba untuk berkembang biak lebih cepat, seperti karena faktor fisik, kimia dan biologis
SARAN
Bagi produsen makanan hendaknya jangan hanya ingin mendapat keuntungan yang besar tetapi juga memperhatikan aspek kesehatan bagi masyarakat yang mengkonsumsinyayaitu dengan menggunakan zat aditf yang tidak membahayakan bagi kesehatan
Bagi Dinas kesehatan c/q Pengawasan makanan dan minuman hendaknya sebelum mengeluarkan nomor registrasi mengetahui kandungan zat yang ada didalamnya terutama yang membahayakan kesehatan.
Bagi instansi terkait hendaknya memberikan informasi kepada khalayak luas tentang bahan kimia atau zat tambahan yang boleh dan tidak boleh digunakan dalam makanan dan minuman yang mengganggu kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto, MAK. 2002. Dasar-Dasar Ilmu Gizi; malang UMM press
Dwijopeputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta; Djambatan
Fareliaz, Srikandi. Mikrobiologi Pangan, jakarta; Gramedia pustaka